Part 54: Akhir dari segalanya

5.5K 142 8
                                    

T

erhitung dua hari Rafael berada di rumah sakit dan Kaila bersyukur karena Rafael siuman dari pingsan nya.

Kaila masih menunggu kedatangan keluarga nya walau panggilan nya terus di tolak.

Segitu berharganya kah Nasyah?-batin Kaila

Rafael menatap intens Kaila yang menatap kosong ke depan. Rafael menyentuh lengan Kaila dengan lembut, saat itu juga air mata Kaila menetes tanpa di ketahui nya.

"Mom!" Panggil Rafael

Kaila tersentak lalu dengan cepat menghapus air matanya dan mencobanya tuk tersenyum semanis mungkin walau saat ini hatinya terasa pahit menunggu kedatangan keluarga nya.

"Ada apa sayang" balas Kaila

"Mom kenapa menangis?"

Kaila menggeleng pelan lalu mengelus lembut pucuk kepala Rafael "tidak sayang, hanya saja mata mom berair karena kurang tidur"

Dengan polosnya Rafael mengangguk "Daddy dimana?"

Deg

Kaila terdiam sejenak dan pandangan nya kembali kosong "Untuk saat ini, Daddy tidak bisa di ganggu sayang"

Rafael tidak beraksi apapun dan Kaila sangat bersyukur atas itu.

Rafael membuka mulutnya saat Kaila menguapi nya.

Kaila teringat akan kesibukan yang bahkan tidak bisa di batalkan untuk hari ini. Setelah di rasa Rafael telah kenyang, Kaila menitipkan Rafa pada Sia dengan alasan sibuk.

Kaila memukul stir mobil dengan emosi nya yang memuncak.

"Sialan! Pembalasan dendam ku akan segera di mulai"

Tidak cukup waktu lama, bangunan tua menjadi tempat pemberhentian mobilnya dan segera masuk kedalam yang di kawal beberapa pria berjas hitam.

Suara sepatu boot yang bergesekan dengan lantai cukup mengalihkan beberapa perhatian penjaga dari jauh.

"Selamat datang Miss"

Kaila tersenyum smirk dan langsung masuk tanpa menjawab sapaan bawahan nya.

Pintu terbuka menampilkan ruangan yang begitu gelap karena tidak ada satupun jendela maupun ventilasi yang dapat memberikan celah untuk sinar matahari. Pintu kembali tertutup, Kaila melangkah mendekati ranjang yang disana terdapat suara jeritan tertahan.

"Mungkin ini masih sangat ringan bagimu, aku bisa saja memberimu yang lebih dari ini" Kaila masih mencoba menahan gejolak emosi dalam dadanya.

Sreetttt!!!

"Awsssttt"

Kaila menarik lakban yang menutupi mulut wanita yang berpakaian lusuh di hadapannya.

"Sialan!" Umpat nya

"Ternyata kau masih bisa mengumpat rupanya, setelah dirimu di siksa" balas Kaila

"Bacot, LEPASIN GUA KAPARAT"

Kaila memejamkan matanya saat wanita di hadapannya berteriak, dengan rasa tidak peduli Kaila berjalan dan duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan ranjang wanita tersebut.

"Lepasin kamu? Cih! Itu adalah hal mustahil Nasyah Adira Wijaya" kekeh Kaila yang menekan kata di akhir kalimat nya

"Brengsek Lo Kaila, gara-gara Lo anak gue jadi mati"

"Apa peduli ku?" Balas Kaila dengan santai

Nasyah yang terikat di ranjang hanya mampu menangis tanpa berbuat apa-apa. Jiwa dan raganya sakit apalagi mengingat kejadian di mana perut nya di pukul hingga mengakibatkan anak nya pergi. Setiap hari hanya air mata yang mengalir tanpa suara.

My Baby Aira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang