Part 3: Papa kecewa

8K 347 1
                                    

Meja berbentuk persegi panjang di kelilingi beberapa orang-orang penting yang sedang berdiskusi tentang kerja sama dari beberapa perusahaan terbesar

"Sekian dari saya sebagai sekretaris pak Rio dari perusahaan Wijaya Company mengakhiri persentase saya hari ini terima kasih atas perhatiannya" Sekretaris tersebut menunduk sopan dan kembali duduk di samping Rio

Semua yang di ruangan tersebut memberikan tepuk tangan kemudian semuanya kembali fokus pada urusan masing-masing

"Menurut pak Rio siapa pemenang tender kali ini" Tanya Elena

Rio yang tengah fokus pada iPad nya kini beralih menatap Elena dengan mengerutkan keningnya "I don't know" Jawab nya singkat

Elena tersenyum manis menampilkan kendis di kedua pipinya "Aku rasa sepertinya pak Rio yang akan menang" ucap nya penuh keyakinan

"Benarkah?! Semoga saja yah"

Hening diantara keduanya dan terkadang Elena mencuri pandang ke arah Rio yang sama sekali tidak perduli dengan nya. Entah siapa yang membuat Rio lebih fokus pada iPad nya yang sesekali berdering karena notifikasi yang masuk

Elena gadis yang usianya menginjak pernikahan namun sampai saat ini dia belum menemukan pasangan yang cocok untuknya, padahal jika dari lihat bentuk fisik nya; Elena memiliki hidung mancung,bibir tipis, rambut yang hitam bergelombang,serta kulit putih bersih, tubuh yang ramping, Terbilang hampir sempurna namun Elena sangat anti dengan cowok. Bukan karena nggak normal hanya saja Elena tidak ingin hal buruk yang terjadi di masa lalunya terulang kembali karena seorang pria.

Lalu lantas mengapa Elena lebih terbuka kepada Rio? Itu karena Elena sudah lama bekerja menjadi Sekretaris Rio. Bisa dibilang Elena adalah kepercayaan Wijaya Company jadi nggak salah jika lebih akrab dengan Rio.

Seorang pria yang duduk di sudut meja utama berdiri dan memerhatikan seluruh pengusaha dari berbagai penjuru yang akan bekerja sama dengan nya. Dengan sorot mata tajam nya mampu membuat orang yang menatap nya langsung menciut

"Saya sudah melihat persentase dari kalian semua dan saya rasa hanya satu yang menurut saya paling tepat" Ucapnya dengan nada dingin

Semua orang dalam ruangan itu berbisik-bisik menanyakan siapa pemenang tender itu ada juga yang meyakinkan diri sendiri jika mereka adalah pemenang nya. Berbeda dengan Rio yang tetap tenang tanpa menghiraukan suasana yang tiba-tiba berubah menjadi bising

Pria tersebut menarik nafasnya pelan dan menghembuskan nya berat "Saya ucapkan selamat kepada__" menjeda ucapannya sejenak dan melihat seluruh orang dengan wajah yang seolah menuntut bertanya siapa pemenang tender tersebut

"Selamat kepada Pak Rio Putra Wijaya dari Perusahaan Wijaya Company" ucap nya dengan satu tarikan nafas

Semua mata tertuju pada Rio yang tersenyum bangga. Rio mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan pria yang menurutnya mungkin lebih tua darinya, namun Rio akui bahwa pria di hadapan nya ini sangat tampan dengan sorot mata tajam dan juga sifat dingin nya yang sangat irit berbicara.

Menyambut baik uluran tangan itu walau dengan senyum tipis nya "Selamat yah"

"Semoga bisa bekerja sama dengan baik pak Khanza dan semoga lebih konsisten kedepannya" Ujar Rio yang di angguki Khanza

Bekerja sama dengan perusahaan terbesar dan terkenal seperti 'Khanza Group' adalah keberuntungan terbesar bagi 'Wijaya Company' yang mungkin akan menjadi partner sukses dalam dunia bisnis

Setelah acara selesai Rio mencari keberadaan Elena yang sejak tadi tidak menampakkan batang hidungnya.

"Shit!! Kemana dia" umpat Rio yang panggilan telepon nya di abaikan Elena

My Baby Aira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang