Part 40: The Visit

4.7K 180 0
                                    

Maaf baru sekarang update nya, karena kemarin VA sibuk terus di kampus!







Dalam ruangan bernuansa putih di tambah aroma bau obat-obatan dan suara Isak tangis seseorang adalah yang pertama dia dengar saat sadar dari pingsan nya.

“Hikss...ini semua gara-gara aku”

Tangan kekar terulur menyentuh pipi yang lembab lalu menghapus air matanya dengan sentuhan lembut.

“Jangan menangis, saya tidak suka melihat mu seperti ini”

Wanita tersebut menatap manik coklat yang terlihat sendu dan bibir yang berusaha untuk tersenyum namun itu semua mampu membuat wanita yang menggenggam jemari nya kembali terisak mengingat kejadian beberapa jam lalu.

“sudah saya bilang jangan menangis Nasyah, saya tidak apa-apa”

“Shh” Steven berusaha bangkit dari baringnya dan membawa Nasyah dalam dekapannya

Steven melepas dekapannya saat Nasyah mulai sedikit tenang dan menangkup kedua pipi Nasyah “Saya benci jika kamu menangis di hadapan saya. Understand?

Nasyah mengangguk kecil dan kembali memeluk Steven dengan rasa penuh kasih sayang.

Perlakuan mereka berdua tak luput dari pandangan Rio yang berdiri di dekat pintu yang sudah terbuka. Entah sejak kapan pria itu masuk?!

“Ekhemm” Rio berdehem sejenak dan sontak Nasyah melepaskan pelukannya

Kedua nya menoleh dan mendapati Rio yang seperti biasa memasang tampang datar tanpa raut senyum atau lebih tepatnya rasa bersalah terhadap Steven, tapi itu sangat mustahil bagi Rio dan Khanza yang memang terlahir dengan wajah nan datar dan jangan lupakan bahwa keduanya tidak tahu malu. Menyebalkan.

Khanza masuk bersama Aira dalam gendongan dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. Ehtah Sejak kapan balita itu ingin di sentuh oleh Khanza, padahal kan Aira sangat ogah. Jangankan untuk di sentuh, dilirik saja sudah memasang wajah juteknya. Mungkin karena Khanza yang mengaku sebagai ayah nya.

“Ayahhh”

Aira memberontak meminta turun dan berlari mendekat ke arah brankar Steven sambil terisak pilu.

Nasyah menaikkan Aira ke pangkuan Steven saat balita itu merengek ingin memeluk Steven.

“Ayahh, sakit apa? Aila tidak mau kehilangan ayah” tanya Aira penuh kekhawatiran

Steven terkekeh dan mengecup kening Aira “Ayah tidak kenapa-kenapa sayang”

“Huaa ayahh jangan tinggalin Aila yah?!”

Steven mengangguk lalu Aira mengaitkan kelingking mungil nya di kelingking Steven “Plomise?” tanya nya

“Promise my baby Aira” jawab Steven dengan antusias

Hati Nasyah menghangat melihat tingkah kedua nya yang sangat humoris menurut nya. Namun berbeda dengan Khanza yang sedang menahan amarah bahkan pria itu menyembunyikan kepalan tangannya dalam saku celananya saking emosi nya yang sudah di ubun-ubun.

“Apa tidak ada luka serius pak Steven?”

Suara dingin itu menghentikan kegiatan Steven yang sedang bermain dengan Aira.

Nasyah mengerutkan keningnya melihat senyum manis yang mengembangkan di bibir Steven. Seperti tak ada rasa marah atau dendam kepada Khanza bahkan Rio yang menjadi pelaku sehingga Steven berada di rumah sakit.

“Tidak ada yang perlu di khawatir kan Pak Khanza” Jawab nya dengan nada sopan

Nasyah terdengar mendengus dan menyuruh Zea agar membawa Aira keluar sebentar karena ada sesuatu yang ingin di bicarakan dengan serius. Bahkan sekarang hubungan Nasyah dan Zea mulai membaik karena memang pada awalnya tidak masalah apapun kepadanya para sahabatnya, justru Nasyah menghilang karena masalah rumah tangganya sendiri. Well? Jadi santuy dong pada sahabat nya.

Aira sempat menolak ajakan aunty nya alias Zea, namun akibat bujukan Nasyah dan Steven akhirnya balita lucu itu terpaksa berpindah pada gendongan Zea dengan alasan di belikan es krim gratis untuk nya.

Setelah memastikan Zea sudah menjauh dari pintu ruangan Steven, Nasyah langsung menatap semua anggota keluarga nya yang tengah duduk santai di sofa.

“Kalian ada perlu apa kesini?” nada frustasi itu terdengar seperti kalimat pengusiran yang tidak suka dengan kedatangan mereka.

“we came to see Steven” ucap Anton

Tatapan sengit antara Anton dan Nasyah layaknya kilat yang tengah beradu keluar dari mata keduanya.

“Nasyah sopan dikit” bisik Steven namun tak di hiraukan oleh Nasyah

“mereka itu jahat sayang hiks.. mereka pasti punya niat jahat untuk misahin kita”

Sayang? Kampret Kamu Steven-Geram Khanza dalam hati

Walau wajah Khanza masih terlihat tenang namun tersirat kilatan amarah di mata elangnya.

“Sayang~” Khanza menyela ucapan Steven di tambah tatapan tajam nya.

“Tidak bisakah anda jangan memanggil wanita ku dengan sebutan konyol mu itu?” geram Khanza dengan nada tertahan.

“Sudah cukup! Kami kesini hanya ingin melihat keadaan mu Steven” ujar Nisa

Steven mengangguk dan tersenyum ramah “Terima kasih atas kunjungannya”

Inilah salah satu yang di kagumi Nasyah pada Steven. Pasalnya pria itu mudah memaafkan kepada orang lain walaupun kesalahan itu sangat fatal sekalipun.








Hallo guys kita ketemu lagi nih di part ini! Va minta maaf yah karena lambat update, soal nya kemarin sibuk banget di kampus.

Tapi kali VA ada waktu buat bikin nih cerita, dan maaf kalo ceritanya agak sedikit nggak nyambung. Haha😭😂

Sampai ketemu di part selanjutnya 🤍

Salam Dari ku
YustifaVa

My Baby Aira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang