3 tahun Kemudian...
Di sebuah rumah mewah bergaya Eropa hanya di tempati dua orang berbeda generasi dan juga pelayan serta para bodyguard yang sudah di tugaskan menjaga keduanya.
Suara lengkingan dari arah tangga membuat wanita yang sedang fokus pada laptopnya menoleh dan menatap datar gadis kecil yang menyengir memperlihatkan gigi susu putih nya.
“Bunda”
“Hm”
“Ayah kapan datang?” tanya nya dengan suara khas balita
Terdengar helaan nafas dari ibunya “Sepertinya sebentar lagi”
Balita perempuan itu meminta untuk di gendong namun di tolak dan duduk di samping ibu nya sambil cemberut.
Lama menatap bunda nya fokus pada layar laptop hingga teriakan dari pintu membuat nya menoleh dan langsung berlari merentangkan tangannya
“ayah!!!”
Pria yang di panggil ayah itu langsung membawa putri nya dalam gendongan nya “Kangen ayah yah?” tanya nya yang disambut anggukan lucu dari putrinya
“Ayah lama banget” cemberutnya
Pria itu hanya terkekeh dan berjalan ke arah wanita yang menatap mereka dengan senyuman manisnya “Maaf yah! Pekerjaan di kantor membuat saya lama”
“Tidak apa-apa”
Mereka terus berbincang sambil bermain dengan balita yang terlihat gembira karena mainan baru nya.
“Steven” panggil wanita di samping nya
Pria bernama Steven itu menoleh dengan senyum manisnya “Iya?”
“Apa kamu lapar?”
“hehe iya”
“Baiklah tunggu sebentar yah!”
“Hm”
Wanita tersebut melenggang kedapur dan kembali membawa dua sepiring nasi goreng lalu duduk di samping Steven.
“Sayang makan dulu yuk, bunda suapin”
Balita kecil itu menggeleng “No! Aila mau makan sama Ayah” Ucapnya dengan suara cadelnya
Bocah bernama Aira itu membawa boneka Barbie nya dan duduk pangkuan Steven membuka mulutnya lalu Steven memberikan sesuap nasi goreng kepada Aira.
“Oh iya! Saya akan ke Indonesia lusa dan kamu harus ikut” ujar Steven di sela makan mereka
Wanita di sampingnya terkejut lalu menggeleng “Aku tidak mau! Aku lebih nyaman disini” tolaknya
“Saya tidak bisa memantau kamu jika terlalu jauh, di kantor saja saya khawatir apalagi beda negara bisa-bisa saya stress jadi kamu harus menurut” putus Steven
Wanita itu menghela nafasnya dan mengangguk mengiyakan “Terserah kamu saja”
Steven tersenyum kemenangan lalu berpamitan kepada Aira karena dirinya harus kembali ke kantor setelah acara makan siang mereka selesai “Sayang! Ayah ke kantor dulu yah”
Aira yang bermain di pangkuan Steven mendongak menatap sang ayah “Ayah pelgi lagi?” tanya nya yang siap menangis
“Ayah kerja dulu yah sayang. Anak ayah nggak boleh nangis” ucap Steven lembut
Air sudah membendung di kelopak mata Aira “Huaaa... Aila mau ikut ayah” histerisnya memeluk leher Steven
Steven menggaruk pipi yang sama sekali tidak gatal “Ayah janji besok lusa kita jalan-jalan”
Tangisan Aira berhenti “Benelan? Ayah tidak bohong kan?”
Steven mengangguk lalu mengaitkan kelingking mereka sebagai bukti bahwa Steven berjanji lalu setelah nya Aira beralih di gendong oleh bundanya dan mengantarkan Steven di teras Rumah.
“Nasyah! Jaga Aira baik-baik”
“iya”
****
Di tempat yang berbeda, Khanza terlihat berbeda dari yang dulu. Pria itu lebih mengerikan dari sebelumnya dan dinginnya seperti kutub Utara yang setiap berbicara membuat lawannya mati kutu.
Khanza membuka kamar yang sudah tiga tahun ia tidak tempati dan suasananya masih seperti dulu tidak ada yang berbeda setelah Khanza mengobrak-abrik semua nya.masih berantakan.
“Saya menyerah Nasyah, kamu sudah membuat saya menderita” gumamnya lalu keluar dan mengunci kamar yang dulunya menjadi kamar mereka namun sekarang kamar itu layaknya nya seperti gudang.
Khanza menuruni tangga dan menatap datar keluarga nya yang datang berkunjung melihat nya yang karena beberapa Minggu tidak memberi kabar.
“jangan terlalu di pikirkan, mungkin Nasyah sudah mencari pengganti lain di luar sana” ujar Zea menatap iba sang kakak
Khanza tidak menghiraukan ucapan Zea, dirinya melangkah ke bingkai pernikahan mereka lalu mengelus wajah Nasyah yang berseri dengan senyuman khasnya. Di sela fokus nya, Khanza di kagetkan dengan suara bocah yang menarik-narik celana nya.
“Daddy” panggil anak laki-laki yang masih berusia 2 tahun
Khanza menunduk lalu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan bocah di hadapannya “Ada apa my son?”
“Pelempuan di foto itu siapa?”
“Istrinya Daddy”
“Ilstli itu apa Daddy?” tanyanya dengan suara khas cadel nya
Khanza terkekeh “Istri bukan ilstli”
Anak di hadapannya hanya cemberut lalu merentangkan tangannya meminta di gendong dan Khanza langsung menggendong nya ingin membawa kepada mamanya namun langkahnya terhenti saat Kaila masuk kedalam rumah.
“Mommy pulang!!” teriak nya
Bocah di gendongan Khanza memberontak ingin di turunkan. Khanza menurunkan nya lalu berlari ke arah mommy nya.
“Mommy!!”
Kaila menciumi seluruh wajah anaknya membuat tawa nya memekik seisi ruangan
Kaila dan Khanza berjalan menghampiri keluarga namun mendapat perlakuan yang tidak baik keluarga Khanza.
“Hai mah!” sapa Kaila
Elis hanya mengangguk tanpa menatap Kaila. Sedangkan Zea hanya mencebik kesal dan beranjak naik ke lantai dua.
Begitulah sikap mereka selama tiga tahun. Bukannya jahat, melainkan kecewa terhadap Kaila dan Khanza yang sudah bermain api di belakang Nasyah.
Jadi Kaila sama Khanza nikah??
Astaga demi apa sih? Terus Nasyah gimana?
Komen saran kalian yah guys!!Sampai ketemu di part sebelah.
-YustifaVa-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Aira [END]
RomanceUPDATE SETIAP MINGGU Sebelum baca follow dulu yah akun Wattpad aku.... (Bagi yang ikhlas aja) Menjadi seorang single parents sangat lah tidak mudah apalagi di usia yang terbilang sangat mudah dan belum waktunya untuk menjadi orang tua. Nasyah berum...