Part 47: Keputusan Yang Mutlak

5.1K 194 13
                                    


Music Song🎶: Tak Ingin Usai - Keisya Levronka

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah gorden yang sedikit terbuka, menyinari wanita yang sedang tertidur pulas tanpa sedikitpun terganggu.

Beberapa saat terdengar lenguhan nya dan duduk sambil mengucek matanya. Nasyah mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar.

"Perasaan tadi malam, aku nggak tidur di kasur" katanya sambil menepuk tempat tidur.

Sejenak pikiran Nasyah terlempar pada kejadian di mana dirinya di pindahkan oleh Khanza ke kamar karena menunggu nya pulang kerja.

Nasyah melompat turun dari kasur setelah kembali ke kesadaran nya dan mencoba membuka pintu namun pintunya terkunci.

"Pintu terkunci, itu berarti Khanza nggak masuk dong tapi kenapa bisa di kasur? Nggak mungkin kan kalau jalan!?" Nasyah bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Nasyah berjalan ke arah kasur dan memeriksa ponsel nya. Ternyata hari hampir sore, sudah berapa jam diri nya tertidur.

Nasyah keluar kamar menuju ruang makan, disana Keluarga serta mertuanya sedang asik makan sambil bercanda ria bersama Aira, ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman.

Nasyah berjalan ke arah mereka dan duduk di samping kursi khusus Aira.

"Udah bangun nak?" Tanya Nisa

Belum! Masih molor-batin Nasyah

"Kalau belum bangun, untuk apa aku disini" ucap Nasyah datar

Nasyah makan tanpa rasa bersalah, dan jangan lupakan tatapan mereka sedari yang membuat nya risih.

"Selesai makan, papa ingin bicara dengan mu di ruang keluarga mengenai permintaan mu ingin cerai dari Khanza"

"Ok" singkat Nasyah

Dapat di pastikan jika sebentar Nasyah akan mendapat siraman qolbu dari keluarga nya mengenai dirinya yang kukuh ingin bercerai.

Anton dan Nisa meninggalkan meja makan setelah selesai dengan makan mereka sementara Adit dan Elis masih menyelesaikan makanan mereka.

Tidak butuh waktu lama untuk makan, Nasyah langsung menuju ruang keluarga dan duduk di samping Rio sambil menatap kesal ke arah Rafael yang bermain dengan Aira.

Sebenarnya Nasyah tidak mempermasalahkan jika Rafael bermain dengan Aira, hanya saja setiap melihat Rafael; Nasyah kembali teringat oleh Kaila yang tidak tau diri hingga membuat nya sakit hati.

"Nasyah, papa sudah tau semua nya dari Khanza mengenai kamu yang ingin cerai darinya"

Sudah ku duga-batinnya

Nasyah tidak menjawab, membiarkan Anton melanjutkan pembicaraan nya. Dipastikan Nasyah akan mendapatkan ceramah dari keluarga nya.

"Jangan egois nak, kamu mengambil keputusan tidak tahu konsekuensi nya kedepan bagaimana. Pikirkan lebih matang lagi untuk bertindak nak"

"Keputusan ku sudah bulat untuk cerai pah"

Adit dan Anton saling melirik satu sama lain, bingung cara meyakinkan Nasyah bahwa dirinya salah paham.

Salah sendiri jika Nasyah selalu menghindar setiap Khanza ingin mejelaskan semuanya, jadi permasalahan tetap berlanjut tanpa adanya penyelesaian.

"Kamu hanya salah paham dek, kita seperti ini karena nggak mau nantinya kamu akan menyesal mengambil keputusan tanpa penjelasan terlebih dahulu" frustasi Rio.

"Jangan hanya pikirkan dirimu seorang, ada Aira yang harus Lo bahagia-in. Dan Lo nggak bisa menjadi pengganti sosok ayah untuk nya" sahut Zea

Nisa mengangguk membenarkan "Di luaran sana banyak wanita yang menderita mendidik anak nya sendirian, dan mama tidak mau terjadi pada kamu nak"

Sesaat Nasyah terdiam, menyimak seluruh penuturan dari semua. Sebelum akhirnya mengeluarkan suara yang mengangetkan semu nya

"Kalian tenang aja, setelah aku dan Khanza cerai. Reputasi kalian di dunia bisnis tidak akan hancur jadi tidak perlu memaksa ku untuk bertahan, karena kalian tidak paham menjadi aku" ujar nya

Nasyah menghapus air matanya yang tergenang di pelupuk matanya agar tidak di pandang lemah oleh keluarga nya.

"Aku tahu kalian takut pada Khanza, dia memang memiliki segalanya tapi tidak dengan hati nurani yang semaunya bersama wanita lain, aku bukan barang yang seenaknya di giniin" Runtuh sudah pertahanan nya, air mata meluruh deras ke pipinya

"Dan keputusan ku tetap lah bercerai, bagaimana pun cara kalian tidak akan merubah keputusan yang sudah bulat" lanjutnya

"Saya tidak akan melepaskan mu Nasyah" akhirnya Khanza membuka suara

"Saya tidak pernah berhubungan dengan Kaila saat saya sudah memiliki mu. Dan Rafael bukan anak saya, Sumpah demi Allah" Khanza menitikkan air mata saat mengatakan hal demikian sambil bersumpah pada sang kuasa karena memang seperti itu pada dasarnya.

"Kehilangan Kaila membuat saya terluka, tapi yang haru kamu tau adalah; saat saya menerima perjodohan ini karena saya berfikir jika kamu yang akan menyembuhkan luka di hati saya. Dan benar saja, kamu berhasil membuat saya merasa nyaman setiap di samping mu. Saya mencintai mu Nasyah" lirih nya

Nasyah terdiam tanpa menjawab perkataan Khanza. Pria itu terlihat bersungguh sungguh saat mengatakan hal tentang perasaan nya tapi Nasyah masih ragu untuk mempercayainya.

"Tolong dengarkan sedikit saja Nasyah, papa dan mama tidak mau kamu menyesal nantinya" sahut Elis mencoba meyakinkan namun sepertinya Nasyah tetap pada pendiriannya.

"Keputusan ku sudah mutlak, tidak bisa di ganggu gugat" Setelah hal itu, Nasyah pergi ke kamar nya meninggalkan semua nya yang ekspresi nya tidak bisa lagi di gambarkan

Deg

Khanza merasakan sesuatu menghimpit dadanya, sesak.

Khanza mengusap wajahnya kasar, mencoba berusaha tenang. Dirinya tidak mau kehilangan untuk Kedua kalinya wanita yang di cintai nya, cukup Kaila yang membuat hati nya terluka. Khanza tidak akan melepaskan Nasyah begitu saja. Ingat itu.

Khanza berdiri dan membawa Aira keluar dari rumah, pergi dengan tujuan yang tidak terarah. Sedih dalam diam hal yang di lakukan nya sekarang, hanya Aira yang menjadi obat penenang nya sekarang.

Part kali ini menurut kalian Gimana?

Maaf kalau mengecewakan. Oh iya, terhitung sisa satu part lagi 'My Baby Aira' udah tamat yah🤍

My Baby Aira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang