Part 32: Menghilang

5.1K 193 1
                                    

Keluarga Aditya berkumpul di kediaman Wijaya membahas tentang Nasyah yang belum di temukan dari beberapa jam yang lalu.

Elis beberapa kali berteriak dan memaki Anton yang tega mengusir Nasyah apalagi semua nya di kejutkan dengan kemunculan Kaila.

"Hubungi saya apa susahnya sih Nisa? Jangan main ngusir gini dong. Bagaimana pun Nasyah itu sudah menjadi anak saya" tegas Elis

Adit berusaha menenangkan Elis namun tetap saja di tepis dan emosi Elis terkadang tidak bisa di kontrol.

"Dan kamu Kaila! cukup menjadi masa lalu Khanza dan jangan menjadi parasit di rumah tangga mereka" Omel Elis menunjuk Kaila yang duduk sambil menunduk

"Sudah nggak usah di terusin" lerai Adit dengan lembut dan menyuruh Elis duduk disampingnya.

Terlihat Rio yang menuruni tangga sambil menelfon seseorang dengan kesal. Sejak kepergian Nasyah tadi, pria itu lebih dominan terlihat marah dan mata tajam nya yang semakin mencekam dan mengerikan setiap melihat orang yang paling di benci nya.

“Blokir semua penerbangan atas nama Nasyah putri Adira Wijaya” sarkas Rio langsung menutup sambungan telepon nya.

Rio masih berdiri didasar tangga sambil memijit pangkal hidung nya. Saat ini dirinya dilanda kebingungan atas menghilang nya Nasyah, padahal Rio sudah kerahkan seluruh bawahan nya untuk mencari keberadaan Nasyah. Namun sampai detik ini belum ada tanda-tanda informasi yang menemukan nya.

Rio berjalan ke arah sofa dan duduk di samping Adit dengan wajah datar nya “Keberadaan Nasyah di sembunyikan oleh seseorang yang sengaja menghilangkan jejaknya” ucap Rio dingin menatap semuanya dengan mata tajam nya

“sejak pagi tadi sampai malam ini belum juga ada yang temukan Nasyah? Mama khawatir kalau terjadi apa-apa, apalagi Aira hiks..hiks..” sedih Elis mengingat menantu dan cucu nya diluar sana.

Rio dan Kaila tersenyum tipis melihat kekhawatiran dari Elis mengenai Nasyah. Sedangkan Nisa, wanita itu hanya diam dengan pikiran yang berkelana kemana-mana.

Sesayang itukah kepada Nasyah-batin Kaila tersenyum getir menatap Elis

Orang suruhan Rio masuk dan menyampaikan informasi nya “Maaf tuan! Identitas beserta jejaknya sengaja di sembunyikan oleh orang yang tepat” ucap pria yang menunduk hormat di samping tempat duduk Rio

“Bisa jadi Arga yang menyembunyikan keberadaan Nasyah” ucap Zea yang berjalan masuk menghampiri mereka dan duduk di samping Elis

“apa kamu yakin?” kini Khanza mulai bersuara

Zea mengangguk “Sangat yakin! karena bagaimanapun Arga kan ayah biologis nya Aira” ujar Zea mendapat tatapan tajam dari Khanza

Gue salah ngomong yah?- tanya Zea dalam hati

“Bilang kepada yang lain, bawa Rio kehadapan saya” tegas Rio yang diangguki bodyguard di samping nya.

Bodyguard tersebut langsung menelfon para bodyguard lainnya melakukan perintah Rio yang menyuruh mereka membawa Arga ke hadapannya.

Khanza berdiri dari duduknya dan memasang kaca Hitam nya “Halo! Datang ke Kediaman Wijaya sekarang juga” tegas Khanza dan mematikan sambungan telepon nya

15 menit berlalu, Elis dan Adit di buat melongo dengan kedatangan pria berjas serta kacamata hitam mereka masuk kedalam rumah dengan jumlah yang berkisar 40 orang.

Khanza berdiri dari duduknya melangkah kehadapan para bawahannya “saya percaya kalian bisa mengatasi ini, Cari istri dan anak saya sampai ketemu” ucap Khanza yang di angguki para bawahannya dan selanjutnya mereka pamit melaksanakan perintah Khanza

Khanza kembali di tempat duduknya. Rio berdiri saat lima bodyguard nya membawa orang yang di perintahkan nya.

“LEPASIN SAYA!!!” teriak Arga karena kedua tangannya di borgol oleh bodyguard

“lepasin” titah Rio

Saat tangan Arga terlepas dari borgol, Rio melayangkan pukulan bertubi-tubi ke pada Arga yang belum siap mengelak.

BUGH..

BUGH..

BUGH..

BUGH..

BUGH..

“Akhh” jerit Arga

“Lo pasti dalang dari semua ini” sarkas Rio

Arga berdiri sambil memegang sudut bibirnya yang berdarah “Gila kamu! Saya tiba-tiba di seret kesini terus kamu nuduh saya”

“Nasyah hilang dan jejaknya sengaja di sembunyikan, bisa jadi kamu yang lakuin itu” ucap Khanza menatap sinis Arga yang semakin bingung arah pembicaraan mereka

Arga terdiam sejenak dan kembali menatap Khanza “Bukan saya!” Ucapnya mengelap sudut bibirnya yang berdarah

“Terus anak saya~”

“Aira anak saya” potong Khanza

Arga mengeraskan rahangnya “Anda jangan sembarangan ngomong yah, anak yang di kandung Nasyah itu adalah anak saya. Kamu sebagai ayah sambung nya jangan so'soan deh ngaku-ngaku sebagai ayahnya”

Khanza menatap Arga dengan tajam, ucapan Arga barusan memancing emosinya. Khanza berdiri dari duduknya dan melangkah ke hadapan Arga lalu mencengkram kerah baju Arga dengan emosi yang sudah di ubun-ubun.

BUGH..

BUGH..

BUGH..

Arga kembali tersungkur kedua kalinya saat Khanza memberinya Bogeman hingga wajahnya sedikit memar.

“Sekali lagi kamu ngomong seperti itu. Kamu akan mati di tangan saya” tekan Khanza pada Arga

“Aira adalah anak saya! Kamu jangan pernah sekalipun mencoba menyentuh nya. Kamu itu hanya pria brengsek yang menyebar benih lalu pergi. Jadi tutup mulut kotor mu itu untuk mengakui Aira sebagai anak mu” tegas Khanza  yang ingin kembali meninju Arga namun berhenti karena Rio yang menahan nya.

“Bawa dia” ucap Rio

Tangan Arga kembali di borgol dan di seret pergi dari Mansion utama Wijaya.

Rio tidak memperdulikan teriakan dari Arga yang diseret, dirinya lebih fokus pada Khanza yang sejak tadi emosi tentang Aira. Ada sedikit kelegaan di hati Rio mendengar Khanza yang marah anaknya di akui oleh orang lain.

Pria suruhan Rio datang dan melaporkan tentang informasi yang dia dapat “Maaf tuan! Saya sudah cek semua penerbangan tapi atas nama Nasyah tidak ada tuan”

Rio mengangguk “Baiklah! Berarti Nasyah tidak keluar dari kota ini”

Dimana kamu sayang-lirih Khanza dalam hati


-YustifaVa-

My Baby Aira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang