Chap 11.

2.3K 233 14
                                    

Tangan Lisa bergerak membuat sebuah seni mengagumkan. Ini juga salah satu bakat nya,melukis. Selain itu,Lisa juga berbakat menjadi fotografer. Ia bahkan membuka galeri khusus untuk karya-karya nya itu.

Tidak banyak orang yang tau,dan galeri ini begitu sederhana namun nyaman,ya minimalis.

Ting tong

Tangan Lisa berhenti bergerak, tatapan mata nya sudah tidak menatap lukisan nya lagi. Ia meletakkan lukisan itu di meja dan beranjak berdiri melangkah menuju pintu.

Ceklek.

"Chogiyo"

Lisa hanya terdiam melihat seorang wanita memakai pakaian cukup formal. Ia melirik ke sebuah tanda indentitas yang di kalungkan. Di situ terdapat foto beserta nama orang di depan nya.

"Apakah benar ini galeri milik Lalisa Park?"Wanita itu bertanya dengan sopan.

Lisa memberikan senyuman tipis dan membuka pintu lebih lebar lagi.

"Benar,masuklah.."Lisa memasuki galeri nya di ikuti wanita itu.

Wanita itu berdecak kagum melihat isi galeri yang di penuhi karya seni yang luar biasa, terdapat cukup banyak lukisan dan foto-foto pemandangan.

Wanita ini mendekati Lisa dan bertanya lagi.

"Di mana Presdir Lisa?"Tanya nya dan tidak di balas langsung oleh Lisa.

Lisa hanya tersenyum,ia berjalan menuju meja dan kursi yang tertata rapi. Lisa memundurkan satu kursi seakan mempersilahkan wanita itu duduk.

"Cukup jarang yang tau galeri ini... Jadi,duduk lah..."

"Eoh"Wanita ini mengangguk dan mendudukkan diri nya.

"Aku tau galeri ini dari Jennie Kim... Dia merekomendasikan galeri milik suami nya... Dan,apa kau pekerja di sini...?"Ujar wanita itu bertanya.

Lisa hanya tersenyum tanpa menjawab apapun dan melepaskan apron yang tadi ia gunakan untuk menghindari terkena pewarna di baju nya.

"Kau ingin kopi atau teh?"

"Ah tidak usah repot-repot.. Aku datang ke sini hanya untuk bertemu Presdir Lisa..."Jawaban Wanita itu membuat Lisa tertawa dan melangkah pergi untuk membuatkan teh.

Lisa kembali lagi dengan secangkir teh untuk nya dan untuk wanita itu. Lisa mendudukkan diri nya di sana. Dan ia mulai meminum teh nya. Wanita itu dengan canggung pun ikut meminum.

"Kau sungguh-sungguh tidak mengingat ku?"

Deg

Wanita itu terdiam seketika,ia menatap Lisa dengan tatapan sedikit takut dan ragu.

"Wendy-ah... Berhentilah,jangan berpura-pura."

Wanita bernama lengkap Son Wendy itu tertawa canggung dan kembali meminum teh hangat itu.

"Di mana Lalisa Park?"Wendy menanyakan hal lain.

Lisa tersenyum dan menautkan kedua tangannya di atas meja. Ia menatap Wendy dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lupakan hal itu,mari membahas tentang kita"

THEY MUST FEEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang