Chap 18..

2K 218 4
                                    

Malam hari sekitar jam 1. Lisa terbangun. Ia menoleh ke samping, terlihatlah Jennie yang tertidur.

Lisa menunduk melihat baju nya. Ia masih menggunakan kemeja kerja nya. Dua kancing kemeja nya terbuka. Lisa merasa gerah,ia baru ingat bahwa ia belum mandi setelah pulang kerja.

Lisa berdecak kesal. Ia beranjak berdiri kemudian membuka kemeja nya menyisakan sport bra. Ia menaruh kemeja nya di sofa.

Lisa melirik sekilas ke arah AC,ia ingin menambah pendingin nya. Tapi nanti malah Jennie kedinginan.

Ia berjalan mendekati kulkas kecil yang memang tersedia di kamar Jennie. Lisa mengambil satu Vodka milik nya. Sejak ia tinggal di sini,Lisa menyediakan segala hal yang ia sukai.

Seperti alkohol. Jennie tidak menyukai itu,bahkan mungkin wanita itu tidak pernah meminum nya. Awalnya Jennie tidak mengizinkan nya,tapi Lisa menjawab kalau minuman itu hanya akan ia minum di waktu tertentu.

Bagaimana pun itu sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Lisa. Jadi Jennie hanya mengiyakan dengan catatan tidak terlalu sering. Perlahan ia akan mengubah hal buruk yang Lisa miliki.

Lisa mengambil rokok milik nya dan berjalan menuju balkon. Angin malam bisa membantu nya. Ia benar-benar merasa gerah.

Lisa mendudukkan diri di sana. Ia sedikit melamun sambil sesekali minum dan menghisap rokok nya. Tatapan Lisa menatap kosong lurus ke depan.

"Lili-ya, ini untuk mu"

Mata Lisa sedikit bergetar mengingat wajah Ki Joon yang tersenyum hangat kepada nya dulu. Ki Joon adalah sosok yang baik,itu yang Lisa kira dulu.

Lisa tidak pernah menyangka bahwa ayah dari teman nya yang selama ini selalu baik kepada nya,malah membunuh sang ibu persis di depan mata nya.

Lisa ingat kalau dulu ia bukanlah orang yang berada. Lisa tidak memiliki barang-barang mewah. Ki Joon yang sering keluar negeri kalau pulang selalu memberikan nya oleh-oleh.

Jika membeli mainan untuk Jennie,maka Lisa juga di beri. Ki Joon pernah menjadi orang yang membuat nya senang dahulu.

Tidak semua itu hanyalah topeng yang di pakai Ki Joon,dan Lisa sudah tau. Semua kebaikan Ki Joon hanyalah sebagai penutup kekejaman pria itu.

"Kenapa Ki Joon membunuh Daddy ku?"

Misi pertama nya adalah mengetahui alasan pembunuhan itu terjadi. Setelah itu baru ia menghancurkan Ki Joon. Untuk sekarang,biarkan ia menjadi duri di dalam keluarga bahagia ini.

Lisa mendesah kasar,suasana hati nya berubah menjadi buruk jika mengingat itu. Ia membuang puntung rokok nya kemudian meminum minuman nya hingga sisa sedikit,dan kembali masuk ke kamar.

Lisa menatap Jennie yang masih tertidur dalam posisi miring. Tatapan nya tidak sengaja melihat ke belahan dada istrinya yang terlihat.

Lisa mendesah frustasi. Ia mengacak-acak rambut nya. Kenapa ia harus berhadapan dengan wanita Kim itu, kecantikan dan keseksian nya membuat Lisa tergoda.

"Tapi,bukankah sudah seharusnya kita melakukan itu?"Lisa bergumam bertanya pada diri nya sendiri.

"Benar Lisa-ya,kau bisa menikmatinya terlebih dahulu sebelum memulai semua.."Lisa mengering tipis.

Ia mendekati ranjang. Menaiki ranjang kemudian memposisikan diri nya di samping Jennie. Mata Lisa tak lepas memandangi wajah damai istri nya.

"Kenapa aku gugup?"Mata Lisa sedikit berkedip-kedip karena gugup.

Pemandangan di depannya benar-benar membuat akal Lisa seakan hilang. Tidak perduli dengan apa yang terjadi,Lisa langsung mencium bibir istri nya yang masih tertidur itu

THEY MUST FEEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang