Chap 34.

1.8K 209 15
                                    

"Jisoo-ya"

"Ne Presdir.."Jisoo yang sedang fokus membaca berkas-berkas langsung menatap pada Lisa yang baru saja memanggil.

"Istri ku hamil.. Aku bingung harus bagaimana,kau ada saran..?"Lisa bertanya sambil mengelus pelan perban yang menutupi luka nya di kepala belakang.

"Mwo!? Ternyata kau punya penis Presdir!"Jisoo terkejut kemudian menatap selangkangan Lisa.

"Haishh.."Lisa langsung melemparkan jas nya pada kepala Jisoo hingga membuat detektif itu mendengus kesal.

"Itulah kenapa aku tidak terlahir sebagai pria... Gen ku sangat unggul.. Sekali tanam langsung jadi, mengagumkan bukan?."Lisa menaikkan satu alisnya. Jisoo pun mengangguk setuju.

"Kau mau mencoba?"Tanya Lisa dengan santai membuat detektif itu nyaris akan tersedak.

"A-aniyyo... Gen mu terlalu sempurna untuk membuahi rahim ku.."Jisoo tersenyum paksa. Lisa mengangguk-angguk sambil sesekali meminum minuman nya.

"Lagian,kita tidak cocok jisoo-ya... Kau detektif sedangkan aku?... Aku khawatir jika kita memiliki anak maka anakku akan menjadi seperti mu... Ah itu terasa percuma.."Perkataan Lisa semakin menjadi.

Sedangkan Jisoo kebingungan. Kenapa bos nya malah membahas tentang hal itu. Apalagi tentang anak kepada nya. Apakah Lisa menyukai nya? Itu tidak mungkin.

Terkadang bos nya itu memang sedikit konyol saat berucap.

"Kenapa istri mu bisa hamil, Presdir.."Tanya Jisoo membuat Lisa langsung membuka ponsel nya.

"Sebentar."Lisa terlihat mengetik sesuatu. Kemudian ia menunjukan ponsel nya pada Jisoo.

"Bayi tabung... Istri ku diam-diam menjalani proses nya... Dia memberi ku obat tidur dan mengambil sum-sum tulang ku..."Setelah itu,Ia kembali menaruh ponselnya.

"Lantas?"

"Apa aku harus menggugurkan nya?"Lisa menatap Jisoo. Ia berharap Jisoo bisa memberikan saran.

"Mwo! Jangan Presdir! Anak itu adalah anugerah.."Seru Jisoo membuat Lisa memutar bola mata malas.

"Sebenci apapun kamu terhadap ibu nya,kau tetap harus menyayangi anak mu... Itu darah daging mu sendiri, Presdir.."Jisoo merasa membunuh anak sendiri itu hal terkejam.

"Haha kau benar,tapi jika dia terlahir hanya akan membawa musibah.. Aku tak mau rugi.."Lisa dengan santai membuka bungkus rokok nya dan mulai menyalakan dengan korek api mahal nya.

"Apa rasa sayang dan cinta sama sekali tidak berharga di hidup mu,Presdir..?"Pertanyaan Jisoo membuat Lisa terdiam langsung menatap nya.

"Kau bahkan menganggap anak mu sebagai musibah dengan sepele... Kata itu sama sekali tidak pantas di ucapkan... Kau sama sekali tidak bisa menyayangi?"Jisoo merasa Lisa sangat tenang saat berujar tadi. Padahal itu bukanlah kalimat sepele.

"Anak sangatlah berharga,tapi kau berkata seolah anak adalah hal yang sama sekali tidak ada nilai nya di dunia ini... Lakukan apa mau mu,tapi jangan sakiti anak mu..."

"Bagaimana pun,dia adalah keturunan mu.."Ujar Jisoo panjang lebar. Ia tidak peduli perkataan nya akan di terima atau tidak,yang terpenting ia sudah menasehati hal benar.

"Jisoo-ya.."Lisa menegakkan duduk nya dan mendekatkan wajah nya pada Jisoo.

"Bagaimana perasaan mu ketika memiliki anak dari keturunan pembunuh orang tua mu sendiri...?"Tanya Lisa membuat Jisoo tidak bisa menjawab apa-apa.

"Kau pernah mengalami hal yang sama seperti ku?.."Tanya nya lagi di jawab gelengan oleh Jisoo.

Tuk

THEY MUST FEEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang