Jisoo memasuki ruangan Lisa dengan marah. Ia langsung mendekati Lisa dan menarik krah baju Lisa.
Lisa hanya menatap Jisoo datar. Entah apa yang ada di pikiran detektif itu hingga berani berbuat seperti ini. Lancang sekali.
"Kau kan! Yang membunuh Kim Myung Hee.!"Jisoo berteriak. Mata nya sedikit bergetar. Ia sudah tau siapa pembunuh itu.
Bukannya takut,Lisa malah tersenyum miring. Ia menatap Jisoo seakan meremehkan.
"Ternyata kau sudah tau lebih cepat dari pada dugaan ku...Tidak seru.."Ucapan dan wajah Lisa membuat Jisoo ingin membunuh Presdir Park itu.
"Psikopat gila!!"
Lisa hanya tertawa. Ia akan melepaskan cengkraman tangan Jisoo namun di taha semakin kuat oleh detektif itu.
"Detektif Kim.. Untuk kali ini saja, bisakah kau melanggar aturan pekerjaan mu?"
"Tidakkah kau takut karena aku telah mengetahui hal itu... Tapi,wajah mu benar-benar seakan kau Tuhan.."Jisoo merasa geram karena Lisa yang tidak ada takut nya sama sekali.
"Benar... Aku tidak percaya Tuhan...Dalam dunia ku,akulah Tuhannya..."Lisa menatap Jisoo sambil masih tersenyum miring.
"Kau benar-benar psikopat!... Sadarlah,kau bahkan bisa mati dengan mudah seperti orang lain...Dan kau menganggap diri mu Tuhan?itu perbedaan yang sangat jauh..."Jisoo tersenyum miring.
"Selama aku terus berlari,mereka tidak akan bisa membunuh ku.."Lisa menghentikan ucapannya sejenak,ia menatap Jisoo penuh makna.
"Jika aku bukan Tuhan,maka kau tidak akan menuruti perintah ku.."Lanjut nya membuat Jisoo terdiam.
Benar,Jisoo selalu menurut pada Lisa karena uang yang banyak. Lisa menjanjikan hidup nya akan sempurna.
Sekarang Jisoo tersadar bahwa ia mengikuti orang yang salah. Ia hanya bekerja membantu Lisa menyelidiki masa lalu Lisa. Tapi Jisoo sama sekali tidak tau kalau Lisa seorang pembunuh.
"Bagi ku,mereka seperti anjing yang selalu mengikuti ku... Semua orang patuh dan takut pada ku... Lihat diri mu sendiri,kau juga termasuk..."Lisa tertawa.
Selama ini, orang-orang selalu takut dan mengikuti segala perintah nya. Nama Lalisa Park yang terkenal di segani banyak orang di dunia. Walau wajah nya tidak ada yang tau,namun nama itu telah di hormati semua orang.
Lisa merasa bahwa ia seperti Tuhan, sedangkan mereka semua adalah pengikut nya. Itu hanya ada di dalam dunia pikiran nya.
Tanpa Lisa tau,Jisoo mengeluarkan pisau kecil dari saku jaket nya. Ia langsung memposisikan di dekat perut Lisa.
Lisa menunduk sejenak. Ia terkekeh melihat pisau yang sudah mengarah pada perut nya.
"Kau akan terbunuh oleh ku."Jisoo mengancam Lisa,namun itu tidak membuat Lisa takut sama sekali.
Tubuh Jisoo menegang ketika sebuah pisau kecil berada di dekat leher nya. Ia menatap Lisa yang tersenyum dan menempelkan pisau itu pada bagian leher nya.
Tangan Jisoo masih memegang pisau milik nya mengarahkan pada perut Lisa. Sedangkan Lisa mengarahkan pisau ke leher detektif itu.
"Menyayat tenggorokan akan lebih cepat daripada menusuk bagian perut."
Ucapan Lisa yang datar dan dingin seperti tidak berperasaan membuat Jisoo takut. Perkataan Lisa ada benar nya. Ia akan mati terlebih dahulu karena di sayat di bagian leher.
"Darah nya akan mengalir deras"
Perlahan Jisoo menurunkan pisau nya dan melepaskan cengkraman nya pada krah Lisa. Ia meletakkan pisau milik nya di meja Lisa. Kemudian Jisoo mengangkat kedua tangannya sambil menatap Lisa takut.

KAMU SEDANG MEMBACA
THEY MUST FEEL
Fanfiction"Membalas atau membiarkan?" Lalisa yang melihat sang Ibu tewas tepat di hadapannya. Lisa bertekad menghancurkan seluruh keluarga Kim beserta keturunannya,tidak akan ia biarkan mereka menikmati hidup dengan tenang. Mereka harus merasakan semua yang t...