Jong-suk beserta rombongan nya baru saja sampai di mansion Kim yang lama. Mereka keluar dari mobil dengan sikap siaga.Pistol di tangan mereka,dan rompi pelindung yang merekat erat di tubuh mereka
"Bersiap semua! Jangan ada yang lengah!"
"Ne Tuan!"Serentak menjawab.
Mereka mulai memasuki mansion dengan berhati-hati. Setelah pintu terbuka. Jong-suk menurunkan senjata nya.
Mata nya menatap lurus tubuh Seulgi di depan sana yang tergeletak di penuhi darah. Jong-suk mematung sejenak, kemudian ia melihat sekeliling nya.
Tidak ada siapapun di sini. Sangat sunyi dan sepi. Jong-suk berlari mendekati seulgi, sedangkan yang lain tetap bersiap dengan posisi sigap.
"Seulgi-ya."Panggil Jong-suk dengan nada bicara yang sedikit bergetar. Ia membawa kepala Seulgi untuk di pangku di pahanya.
Bagaimana ia tidak sedih. Keadaan seulgi sangatlah mengenaskan. Luka di leher menganga cukup lebar dan terus mengeluarkan darah segar.
Jong-suk mendekatkan jari telunjuk nya pada hidung seulgi. Ia tidak merasakan nafas Seulgi sedikit pun.
"Seulgii"Air mata Jong-suk mulai menetes. Seulgi adalah anak yang baik. Ia sudah sangat mengenal nya. Karena seulgi juga sering datang ke mansion untuk menemui Jennie.
Sapaan wanita itu tak pernah lupa dengan senyum manis hingga mata beruangnya menyipit. Mengingat hal itu saja,hati Jong-suk terasa sesak.
"Cari pembunuh itu!!!"Jong-suk teriak pada anak buah nya. Ia sangat marah dan kecewa pada diri nya sendiri karena tidak berhasil menangkap si pembunuh.
Anak buah nya langsung berpencar. Hanya ada lima orang yang di dalam. Tiga orang lagi berada di luar dekat mobil untuk menjadi sopir kalau ada hal mendadak.
Jong-suk menggendong Seulgi dan keluar dengan tergesa-gesa. Ia memasukan Seulgi ke dalam mobil dan langsung menyuruh sopir untuk bergegas pergi.
"Cepat pergi ke rumah sakit Kim"
Mobil pun mulai melaju keluar dari area mansion. Tangan kanan Jong-suk mengelus rambut Seulgi yang kini kepala nya berada di paha nya.
Tatapan Jong-suk menatap lurus ke depan. Ia bersandar di kursi dengan tatapan kosong dan air mata yang membasahi wajah tampan nya.
•
Lisa memasuki mansion Kim dengan santai. Tapi kemudian ia tersentak karena teriakan sang istri. Lisa langsung menatap ke arah suara.
Di ruang keluarga, terlihatlah Jennie yang kini berada di pelukan appa dan eomma nya. Lisa bergegas mendekati istri nya itu.
"Ada apa ini?."Tanya nya dengan tampang kebingungan.
"Syukurlah Lisa kau baik-baik saja."Ki Joon langsung mendekati Lisa dan memeluk menantunya itu.
Lisa langsung melepaskan pelukan mertua nya dan berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Jennie yang kini terduduk di lantai.
"Kau kenapa?"
"Lisa hiks" Jennie memeluk suami nya. Ia meremas krah mantel bagian belakang Lisa. Dan menangis di dada suami nya.
"Seulgii... Dia di bunuhhh..."
Tangan Lisa terangkat mengelus punggung Jennie. Beberapa kali ia mengecupi pucuk kepala Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
THEY MUST FEEL
Fanfiction"Membalas atau membiarkan?" Lalisa yang melihat sang Ibu tewas tepat di hadapannya. Lisa bertekad menghancurkan seluruh keluarga Kim beserta keturunannya,tidak akan ia biarkan mereka menikmati hidup dengan tenang. Mereka harus merasakan semua yang t...