sekolah

843 102 8
                                    

empat pria dengan pakaian formal nya nampak turun dari tiga mobil berbeda di sebuah Taman kanak kanak swasta yang berada di pusat kota.

Sebuah taman kanak-kanak bertaraf internasional dengan biaya puluhan juta per tahun yang menjadi idaman bagi orang tua manapun. Sekolah ini pun memiliki gedung lain yang merupakan tingkat lanjutan.

"ruangannya dimana, ada yang tahu?" Taeyong menurunkan kacamata hitam miliknya sembari bersandar di rubicon miliknya. Taeyong yang biasanya hanya memakai piyama dirumah nampak mengganti pakaiannya dengan celana bahan dan kemeja yang ia ambil asal di lemari. Celana hitam dengan kemeja berwarna putih yang berada di lemari paling atas karena baru sempat ia laundry.

"di sana, gue yang waktu itu nganter si kembar" jaehyun menyahut. Ia masih memakai jas nya bahkan karena tadi masih berada di kantor, pun dengan jeno. Mark nampak memakai celana dan kaus yang dibalut jaket.

Tentu saja kedatangan empat orang di parkiran umum  yayasan menarik perhatian, mulai dari orang tua murid yang menjemput anak anak mereka di TK dan SD hingga remaja SMP dan SMA yang terpana melihat kedatangan mereka.

Karena mereka tidak terlihat seperti seorang ayah. Mereka masih terlihat sangat muda. Ucapkan terima kasih kepada istri istri mereka yang selalu memakaikan skincare kepada suaminya.

Jaehyun berjalan memimpin jalan bersama taeyong di depan sementara jeno dan mark berada di belakangnya. Mereka berjalan menyusuri lorong yang menuju sebuah ruang besar di tengah gedung, sebuah ruangan yang mereka yakini adalah ruangan kepala sekolah.

"Nih siapa nih?" Taeyong langsung mundur satu langkah saat jaehyun mengajukan pertanyaan pertanda dia tidak mau mengetuk pintu. Hal ini membuat jaehyun mendengus sebal dan kemudian mengetuk pintu.

"Ah permisi, kami orang tua dari mereka" jaehyun tersenyum basa basi kepada wali kelas, kepala sekolah, dan beberapa guru yang berada di ruang kepala sekolah. Sepertinya perkelahian putra dan keponakan keponakannya cukup parah.

Jeno melihat sekeliling ruangan, mencari dimana eric, putranya berada. Pandangannya terpaku pada anak anak yang duduk di sebuah sofa panjang. Hyunjae dan juyeon nampak duduk sambil menggoyang-goyangkan kakinya, jacob nampak memainkan kancingnya sambil menunduk, younghoon sepertinya tertidur? Entahlah jeno juga sendiri tidak tahu dengan jelas putra dari kakak sulungnya tengah melakukan apa karena hoodie menutup tubuhnya dan ia tengah tertunduk bersandar di sofa layaknya orang yang tertidur sambil duduk. Dan ia melihat eric tengah menautkan tangannya yang masih terlihat bercak darah.

Jeno menghela napas. Berarti putranya meninju lawannya cukup parah karena bekas darah nya masih terlihat di sela sela jarinya.

"Jadi, ada apa ya, bu?" Mark bertanya mewakili saudaranya yang lain.

"Jadi begini bapak bapak semua, anak anak telah terlibat perkelahian dengan temannya yang lain hingga membuat temannya masuk rumah sakit karena patah di hidung dengan bibir yang sobek" kepala sekolah menjelaskan masalah yang sedang terjadi.

"boleh saya tanya anak anak saya? Karena bukan tidak mungkin mereka melakukan ini karena tidak sengaja" jaehyun mengajukan saran kepada kepala sekolah, ia yakin betul sebandel bandel nya juyeon dan sejahil jahilnya hyunjae, mereka tidak akan bertengkar jika tidak ada sebab.

"boleh, pak. Kebetulan dari tadi mereka enggan berbicara mengenai detail kejadian" kepala sekolah mempersilahkan.

Jaehyun kemudian menghampiri putra kembarnya. Jeno menoleh ke arah salah satu guru. "boleh saya minta kapas atau kasa dengan alkohol?" Pintanya yang disanggupi "baik pak, sebentar" guru tersebut segera kembali karena hanya mengambil di kotak P3K terdekat.

KINGDOM [The beginning] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang