club

520 80 9
                                    

"Kita beneran dateng ke sini?" Jeno menoleh ke arah istrinya yang tidak percaya kemana jeno menghentikan mobil nya.

Jeno hanya tersenyum sembari mematikan mesin mobil kemudian melempar jas milik nya sehingga sekarang ia hanya memakai kemeja putih membalut tubuh kekarnya.

"Kalau aku bilang ke klub, pasti kamu bakal mikir macam-macam. Ya udah aku ajakin aja kamu sekalian kesini biar ngga cemburu" jeno menjawab enteng sambil menekuk lengan kemeja nya hingga siku keemudian beranjak membuka pintu mobilnya.

Yeji mengikuti kemana suaminya melangkah dan kebetulan sekali ia tidak salah dress. Suaminya memang bilang mau pergi ke klub malam dan meminta yeji memakak pakaian yang sedikit terbuka. Dan yeji tentu saja tidak percaya begitu saja dengan ucapan suaminya hingga suaminya benar benar menghentikan mobil nya di pelataran sebuah klub malam elit.

Jeno langsung merangkul bahu istrinya begitu mereka memasuki wilayah klub malam, memastikan pemandangan dari pria pria yang entah dari antah berantah mana memandang istrinya yang sekarang tengah memakai dress setengah paha yang membentuk tubuhnya dengan rambut yang disanggul berantakan lengkap dengan make up sedikit mencolok membuat nya terlihat tidak seperti seorang ibu beranak satu.

"Hi mario, long time no see" seorang wanita berambut pirang dengan perut yang sedikit membuncit langsung menyapa jeno dengan sebuah ciuman di pipi. Yeji di sampingnya hanya berkedip. Mencoba mengingat ngingat apakah dia mengenali rekan kerja jeno yang satu ini?

"Hi. Yang lain udah pada datang?"  Ujar jeno sambil memberi pelukan singkat kepada wanita yang baru saja menyapanya.

"Udah. Oh dia siapa?" Wanita berwajah layaknya boneka bertanya sambil memiringkan kepalanya. Mata berlensa biru nya berkedip kedip.
Jeno tersenyum. "She's my partner" jawabnya singkat dan alakadarnya. 

"Ah. Oke. Follow me" ujar wanita berambut pirang tersebut sambil berjalan memimpin keduanya menuju sebuah ruangan yang berada tidak jauh dari mereka berdiri.

Di dalam ruangan tersebut ternyata ada sebuah pintu yang langsung terhubung dengan tangga bawah tanah dimana mereka harus kembali menuruni beberapa anak tangga.

"Winter, you good?" Jeno bertanya kepada winter yang memimpin jalan sambil meringis memegang perutnya.

Winter mengibaskan tangannya. "Don't worry. He just want to play with his mom" ujarnya sambil mengusap perut nya.

Jeno menoleh. "Oh dia he?" Winter menganggukan kepalanya. "Iya. Terakhir periksa si begitu. Anakmu laki laki juga kan?" Jeno menganggukan kepalanya.

"Kita berlima tidak ada satupun yang mempunyai anak perempuan" winter menoleh. "Wah. Benar juga. Karina bahkan  punya anak anak lagi. Doyoung juga, pak bos juga. Wah kalian punya clan sendiri" winter berujar antusias.

"Giselle masih perempuan, winter. Jangan lupakan kalau dia masih perempuan" ujar jeno sambil mengingat ngingat keponakan keponakannya hanya ada satu yang perempuan, anaknya yuta.

"Well, dia ngga kaya perempuan kok kelakuannya" winter mengangkat bahu kemudian membelokkan langkah nya menuju sebuah ruangan yang ternyata sudah ada karina yang sedang tiduran di paha yeonjun sementara beomgyu tengah meminum susu sambil memakan semangka.

Kai juga sedang menonton anime miliknya sambil memakan keripik singkong miliknya.

"Mario sudah datang" winter menepuk tangannya tiga kali membuat mereka yang sedang beraktivitas menoleh ke arah jeno yang merangkul yeji.

"Oh hi" karina melambaikan tangannya kemudian kembali memeluk perut suaminya yang sedang mengotak atik ponsel nya.

"Udah semua ngga sih? Ada yang kurang?" Jeno bertanya sambil duduk di sofa yang ada di salah satu sudut ruangan.

KINGDOM [The beginning] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang