jeno meletakan buket bunga di sebuah makam yang sudah tidak lagi asing bagi nya. sebuah makam dari pemberi kehidupan bagi dirinya.
benar, sosok yang menyumbangkan jantung nya agar jeno tetap hidup.
"how's heaven tante?" jeno berlutut sembari tersenyum pelan mengusap batu nisan ibu tirinya yang menyumbangkan jantung kepadanya.
jantung yang terus berdetak hingga sekarang adalah pemberian dari ibu jaemin sebagai penebusan rasa bersalahnya terhadap jeno dan ibunya.
jeno bahkan tidak tahu kalau dia mendapat jantung ibu tirinya sampai satu bulan setrlah dia melakukan terapi.
setelah memberikan bunga dan menatap singkat nisan ibu kandung dari jaemin, jeno kemudian bangkit dan kembali berjalan ke mobil. ingatkan kalau dia sampai sekarang tidak memiliki sebuah kepercayaan yang ia anut, berbanding terbalik dengan sang istri yang menganut apa yang disebut agama.
jeno menjalankan mobil nya menuju sebuah taman yang berada cukup jauh dari makam tersebut dan berputar untuk mencari sosok yang harus ia temui.
seorang wanita dengan rambut pirang panjang sudah menunggu nya di pinggir jalan yang berada di sekitar taman. jeno menurunkan kaca mobil miliknya dan memberi kode kepada wanita itu untuk masuk ke dalam mobil.
"ah long time no see, mario" wanita tersebut lantas mengikat tinggi rambutnya menjadi satu sehingga membuat tengkuk nya terlihat begitu jelas. Jeno mendengus namun tidak urung tersenyum.
"long time no see juga, sinbi" sahutnya sambil memutar mobil nya guna mengelilingi kota. memperpanjang waktu untuk mengobrol dengan wanita yang pernah menjadi teman kencan kakak sulung nya.
"ini yang lo mau" sinbi mengeluarkan sebuah amplop dari saku outer miliknya, sebuah amplop berwarna putih. jeno meminggirkan mobil nya di pinggir jalan.
"cuma satu?" sinbi mendelik ke arah jeno yang seenak jidat bertanya. "iyalah. ni dapet nya susah tau. pokoknya gue mau ke salon habis ini lo harus bayarin gue. ngga mau tau" oceh sinbi. jeno mendengus. "santai" ujarnya sembari mengibaskan tangannya yang memegang amplop pemberian sinbi.
"kingdom. apa ini?" jeno mengerutkan kening nya saat ia menemukan sebuah nama yang tidak familiar di telinga nya. sebuah mega perusahaan bernama kingdom sedang dalam pembangunan tanpa jeno tahu.
kenapa jeno mencari tahu semua ini, dikarenakan "tukeran deh, gue yang nyetir lo yang baca. kelamaan kalau lo baca dulu gue keburu mau ganti warna rambut nih. keluar keluar" jeno melotot.
bisa bisanya dia diusir dari mobil nya sendiri!
tapi demi kenyamanan bersama, jeno memilih melepas sabuk pengamannya dan bertukar posisi dengan sinbi, membiarkan wanita cantik tersebut menyetir mobilnya.
"ke rumah sakit. jemput istri gue" jeno berujar kepada sinbi yang dibalas putaran bola mata dari wanita disampingnya yang sudah mulai menjalankan audi milik nya.
"founder nya?" jeno bertanya sambil membaca data data yang berhasil sinbi selundupkan dari web gelap. tentu saja web gelap bukan hal asing lagi bagi petinggi petinggi perusahaan, apalagi perusahaan yang tidak mengerti teknologi ini dapat menjadi sasaran empuk bagi para penyadap.
"no name. pendiri kingdom ngga ada yang tahu" sinbi mengangkat bahu. "ngga ada informasi lebih lanjut tentang kingdom selain perusahaan baru yang lagi gencar gencar nya dibangun" sinbi menambahkan.
"ini dana?" sinbi mengangguk. "yep. 700 triliun lagi digelontorkan buat mega perusahaan ini. wah, founder nya orang kaya" sinbi berujar sambil melipirkan mobil nya ke arah rumah sakit dimana istri dari bos nya itu bekerja.
jeno menurunkan kaca mobil nya menyapa yeji. "di belakang dulu ya, sebentar" ujarnya pelan. yeji menoleh ke arah kursi pengemudi sedang ada wanita cantik yang melambaikan tangan ke arah nya.
duh, yeji jadi bimbang.
apakah itu selingkuhan suaminya?
"oh hi gue sinbi dan gue temen dia dan ngga pernah ada niatan buat ngerebut dia. kebetulan gue mau numpang ke salon bentar dan dia kelamaan kalau nyupir jadi gue yang nyupir. jangan salah paham ya istrinya jeno" yeji hanya tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya sedikit lega karena pikiran buruk nya ternyata tidak benar.
"lo sih kan gue udah undang ke nikahan gue. gue nikah lo ngga dateng, gue punya anak lo juga ngga jenguk" jeno menyindir sinbi yang sudah menatap dirinya sinis. "tanya coba ke orang yang ngasih tugas gue buat cover? lu lah orangnya"
jeno mendesis. "bacot bacot"
"buruan tanya lagi, waktu gue ngga banyak nih. orang sibuk" sinbi berujar lagi. jeno tak tahan untuk menggeplak kepala sinbi dengan kertas di tangannya membuat yeji di bangku belakang meringis karena tidak pernah lihat interaksi seperti ini. "jangan kebanyakan bacot. gue tahu kerjaan lo cuma nge galauin taeyong"
"najis"
jeno memutar bola matanya. "back to topic. kingdom nih udah berapa persen di bangun? semua?" sinbi menggelengkan kepalanya. "baru dua persen tapi mereka punya koneksi hampir semua perusahaan, termasuk perusahaan minor yang bahkan ngga kejangkau kantor lo maupun jaehyun"
jeno melotot. "dua persen? itu baru dua persen? 700 triliun dan punya koneksi sebesar itu?"
yeji dibelakang speechless. "700 triliun itu dua persen nya?"
sinbi menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan sepasang suami istri tersebut. "iya. sesuai data yang gue ambil. emang ngga ada nama nya sih cuma ada inisial nya yang buat identitas" jeno membuka lembar berikut nya mencari inisial mana yang dimaksud.
"KYH. gue rasa siapapun orang yang punya inisial ini bakal ngehandle perusahaan dan proyek mega ini" jeno terdiam, semua pemikiran nya sudah memastikan ke satu titik tentang kingdom.
Kingdom. perusahaan induk. KYH yang akan menangani semua yang dibawahi oleh kingdom.
"lo bisa ngasih tahu gue kalau pembangunan kembali berjalan?" sinbi menganggukan kepalanya. "sure. asal lo mau bayarin biaya salon sama manicure pedicure gue" ujarnya melipir ke sebuah salon
"uang nya udah gue transfer ke rekening. thanks sinbi" sinbi menganggukan kepalanya kemudian turun. "sama sama bos"
turunnya sinbi membuat yeji berpindah tempat duduk menjadi ia yang menyetir mobil jeno sementara jeno memijat kening nya.
"kamu kebanyakan pikiran atau gimana?" yeji bertanya sambil melirik suaminya yang masih menatap kertas ditangannya.
jeno menoleh. "dua persen. kingdom baru dua persen tapi koneksi nya bahkam hampir sama kaya kantor yang ku handle, sayang!" jeno berseru kepada istrinya yang berkedip pelan. jujur saja ia tidak tahu menahu tentang hal ini karena ini bukan bidang nya.
"oh wow. itu pesaing kamu emang jen?" jeno mendesah, melempar map yang ditangannya ke arah dashboard.
"kamu denger ngga inisial yang dikasih sinbi?" yeji menganggukan kepalanya. "denger. KYH kan?"
"menurut mu KYH itu siapa?" jeno kembali bertanya. yeji menggelengkan kepalanya. "aku ngga tau. itu emang siapa?"
"yeji, sekaranh aku lagi nyelidikin perusahaan yang lagi dibangun sama abang diem diem karena penasaran dan ternyata ini semua bikin aku kaget" yeji menoleh dan memelototkan matanya. "KYH itu bukan yang aku maksud kan?"
jeno mengangguk pelan. "sayang nya iya. Kingdom bakal dihandle langsung sama Kim Younghoon yang bahkan sekarang baru tujuh tahun. Abang bener bener bakal bikin younghoon jadi orang yang paling berkuasa tanpa perlu mengotorkan tangannya"
yeji speechless. "jadi sekarang abang mu ngelakuin aksi terang terangan?"
jeno mengangguk. "dia sengaja. biar semua orang fokus ngejar dia tanpa tahu bahwa Kingdom sudah dibangun dan akan menjadi mega perusahaan yang memiliki koneksi ke seluruh dunia dibawah kepemimpinan younghoon nantinya"
——
jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ