"Siang dok" mark yang baru saja melepas masker nya menganggukan kepalanya saat seorang perawat menyapanya dirinya baru kembali dari ruang operasi setelah harus terjaga 13 jam di dalam ruangan yang menentukan hidup mati seseorang.
"Siang" jawabnya sambil mencoba ramah walau dalam hati gondok setengah mampus karena badannya yang sebentar lagi ia rasa tidak lagi mendapat jatah istirahat karena harus bertahan belasan jam di dalam sana.
"Saya istirahat sebentar, ya. Ngantuk banget soalnya. Nanti kalau ada keadaan darurat kalian telepon saya aja atau langsung tidur ke ruangan istirahat saya" mark menitipkan pesan kepada dokter muda yang juga mengikuti dirinya keluar dari ruang operasi.
"Baik, dok. Saya antar pasien ini ke ruangan dulu" mark hanya menganggukan kepalanya.
Ia kemudian melangkah menyusuri ruangan di rumah sakit sambil memijat lengan atas nya yang terus bekerja. Tak lupa ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku karena tidak banyak dikerjakan.
"Brother, mau?" Sebuah suara berat yang familiar di telinga mark membuat mark menoleh dari langkahnya. Seorang pria dengan tubuh besar, snelli panjang, serta sebuah plushie di saku kanan nya nampak memberi cengiran lebar sambil menjulurkan sebuah es krim rasa stroberi.
"Thanks, cas" lucas, teman mark sejak jaman kuliah menganggukan kepalanya antusias saat mark mengambil es krim yang ia beli tadi di kantin rumah sakit.
"Lo dari mana?" Mark bertanya sambil berjalan dengan memakan es krim nya. Mark tahu kalau kita tidak boleh memakan sambil berjalan. Tapi mau bagaimana? Tubuhnya tidak lagi bisa berdiri tegak dalam kurun waktu yang lama pun es krim nya nanti meleleh kalau ia harus memakannya di ruangan istirahat yang berada di ujung lorong.
"Habis follow up biasa. Terus cari makanan eh nemu es krim yaudah gue beli" sahutnya santai sambil menggigit es krim yang berada di tangannya. Es krim coklat dengan cone dilapisi potongan kacang.
"Siang dok" mark dan lucas yang berjalan berdampingan menganggukan kepalanya saat segerombol mahasiswa mahasiswa perempuan dari fakultas kedokteran berjalan melewati mereka sambil menundukkan kepalanya.
"Siang. Kalian udah makan?" Lucas bertanya sambil memberikan cengiran lebar khas milik dokter spesialis anak tersebut sementara mark menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Sudah, dok" seorang mahasiswa perempuan menjawab malu malu pertanyaan lucas.
"Oh baguslah. Jangan lupa makan siang ya, takutnya cantiknya jadi hilang" lucas memberi kedipan mata genit nya membuat beberapa diantara mereka memerah karena malu digoda oleh lucas.
Mark yang sudah menghabiskan es krim nya hanya menggigit pipi dalam nya menahan tawa saat melihat respon mereka terhadap lucas walau tentu saja gagal karena seulas senyuman terlihat dari bibir mark yang tanpa sadar menyihir seseorang yang sedari tadi menatap dirinya dalam diam.
"Kami permisi, dok" seorang diantara mereka berpamitan untuk mengakhiri pembicaraan atau lebih tepatnya godaan lucas kepada mahasiswa mahasiswa lain.
"Ah iya" mark langsung menyingkir, memberikan jalan kepada mahasiswa kedokteran tersebut agar mereka bisa lewat.
Setelah mereka tidak lagi berada di pandangan keduanya, tawa mark pecah. Tangannya memukuli bahu lucas.
"Tobat cas, tobat" ujarnya disela sela tawanya. Lucas hanya mengangkat bahu kemudian melanjutkan berjalan.
Memang bukan hal yang aneh lagi jika lucas mendapat predikat dokter yang paling banyak memikat perempuan, khususnya dokter dokter muda yang baru masuk rumah sakit.
Wajah nya yang tampan, proporsi badannya yang luar biasa bagus, sikapnya yang ramah dan easy going membuatnya dapat dengan mudah memikat kaum hawa.
Apalagi ketika lucas sedang bermain dengan pasien pasien nya hingga membuat para pasiennya tertawa lebar. Siapa sih yang tidak jatuh cinta kepada dokter anak satu ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ