"mama mau berangkat kerja, younghoon dititip ke aunty mina ya? ngga apa apa? apa mau ikut mama kerja?'' mina yang sedang membuat sarapan untuk younghoon bertanya kepada putranya yang sedang duduk santai di kursi makan, menunggu sarapannya habis.
setelah kejadian younghoon diculik, seulgi merasa sedikit khawatir meninggalkan younghoon sendirian di dalam rumah karena anaknya bisa menjadi target pancingan taeyong agar keluar dari kandang
tanpa seulgi tahu bahwa anak yang sedang ia khawatirkan adalah anak dari seorang frederico yang kemarin baru saja melakukan pembunuhan massal karena pria dewasa itu berkelahi dan memukul eric sehingga memancing kemarahan younghoon
benar, mereka semuua sepakat menutupi fakta kalau younghoon sudah membunuh tujuh orang dengan cara terkejam yang pernah ada.
younghoon menganggukan kepalanya. "di aunty mina aja ngga papa. Nanti younghoon bisa bantu aunty mina ambil ambil soalnya aunty masih sakit" jawab younghoon sambil memakan ayam goreng milik nya.
seulgi menganggukan kepalanya dan tersenyum bangga mendengar jawaban putranya. "ya udah habisin dulu makannya, nanti biar mama anter ke rumah aunty mina" younghoon hanya menganggukan kepalanya. menghabiskan sarapan miliknya kemudian memakai hoodie nya, menunggu sang mama selesai bersiap siap.
"mau disini, dia?" mina yang sedang berjemur bertanya kepada seulgi yang mengantarkan younghoon ke rumah mereka. "iya. nitip ya. nanti pulang kerja aku jemput. papanya sibuk dan aku masih ada kerjaan yang harus aku urus. kalau misalnya kamu kerepotan nanti telepon aku aja biar aku jemput"
mina tertawa sambil mengibaskan tangannya. "younghoon ini low maintenaince, kok. nurut juga anaknya ngga kebanyakan tingkah. sini younghoon sama aunty biar nanti mamamu jemput" mina berujar sambil mengusap rambut milik younghoon, dia sebenarnya tahu apa yang sudah younghoon lakukan.
ralat. semuanya tahu, kecuali seulgi karena taeyong sedang diburu oleh pihak keamanan dan akan berakibat fatal jika younghoon ikut tertangkap.
mina tahu, tapi dia bersikap biasa saja. toh younghoon tidak akan semarah itu jika tidak dipancing dan kasihan younghoon juga jika harus diasingkan, toh setelah ini yeji akan memberikan terapi bagi keponakannya yang paling pendiam namun paling menyeramkan ini.
"mama kerja dulu, ya. nanti pulangnya mama jemput" younghoon hanya menganggukan kepalanya kemudian beranjak masuk ke dalam rumah mina dengan digandeng mina.
seulgi tersenyum melihat anaknya yang menurut dengan sang bibi. dia sedikit lega karena anaknya akan baik baik saja dijaga oleh mina padahal sebalik nya.
"siang bu" seulgi menganggukan kepalanya saat dia baru saja turun dari mobil nya dengan membawa sebuah tas ditangannya. seulgi menganggukan kepalanya. "siang juga. lagi kosong?" sapanya ramah.
"iya, bu. ibu berangkat siang? ada kasus besar memang?" seulgi hanya tersenyum tipis. "ada sesuatu yang harus diurus dan kebetulan suami ngga ada di rumah jadi bisa bangun siang" jawabnya bergurau.
"kadang saya lupa kalau ibu udah punya suami. suaminya ganteng ngga bu?" lagi lagi seulgi hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. "ganteng banget. ya sudah saya kembali ke ruangan ya" pamitnya sebelum berjalan kembali ke ruangannya yang berada di lantai dua.
seulgi meregangkan tubuhnya saat ia sudah duduk di kursi yang selama ini menemani dirinya bekerja. sudah satu tahun terakhir, seulgi memiliki satu ruangan sendiri hasil dedikasinya.
ia menghela napas saat melihat tumpukan berkas kasus suaminya yang harus dia putuskan hari ini akan dia ambil atau tidak. tumpukan berkas yang menandai seberapa banyak korban yang dibunuh oleh frederico tanpa mereka tahu motif dibalik pembunuhan yang dilakukan suaminya.
seulgi memainkan pensil nya saat ia membuka satu berkas terakhir mengenai kasus dewan dan kematian beberapa petugas pengamanan yang diduga karena ulah frederico yang membuat ulah.
seulgi memijat keningnya, seharusnya tidak begini.
ia kenal taeyong sejak lama dan dia tidak pernah melakukan tindakan di depan publik seperti ini hingga identitasnya diketahui publik. dia tahu ada sesuatu dibalik semua ini.
tapi apa?
taeyong tidak seceroboh ini sebelumnya dan dia tidak mungkin membiarkan dirinya terekspos semudah ini.
"masuk" seulgi menutup dokumen nya kemudian menoleh ke arah pintu dimana seseorang mengetuk pintu.
"ada paket buat ibu" seorang pria berusia dua puluh tahunan berpakaian rapi melongok dari pintu menunjukkan sebuah map berwarna coklat kepada seulgi.
seulgi mengerutkan kening nya. "dari siapa?" tanya nya. "tidak ada identitas pengirim, bu" ujarnya sambil berjalan mendekati meja seulgi dan memberikan map tersebut kepada wanita cantik yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
seulgi menganggukan kepalanya saat pria tersebut meninggalkan ruangannya.
"paket apa?" tanyanya sambil meminum kopi yang memang selalu disediakan di setiap meja pegawai yang bekerja. ia membuka map yang diberi dengan tangan kanan sementara kopinya ia minum dengan tangan kiri.
ia tersenyum miris saat melihat paket apa yang dia dapatkan.
surat keputusan hasil cerai.
seulgi lantas menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah tergenang di pelupuk matanya. tangannya memegang cangkir dengan begitu erat.
"jadi kamu beneran mau cerai? kenapa?" seulgi berbisik lirih ke udara saat melihat surat cerai bneran datang kepada dirinya, langsung menghampiri dirinya di tempat kerja seolah taeyong tahu dimana dia berada.
Seulgi ingat kalau dia tidak pernah menandatangani permohonan permintaan cerai yang taeyong ajukan tetapi dia lupa, taeyong punya kuasa dan uang dibalik diamnya pria pengangguran tersebut.
taeyong punya segalanya di genggaman yang bahkan seulgi tidak bisa tandingi.
seulgi mengusap air matanya yang sekarang benar benar turun kemudian menutup map tersebut kemudian memasukkannya ke dalam tas.
ia mengambil berkas kasus milik taeyong kemudian menutupnya rapat rapat, keputusannya sudah bulat.
dia tidak mau ambil kasus yang berkaitan dengan taeyong karena pasti semua akan melebar kepada younghoon.
lagipula jika dia mengambil kasus milik taeyong dan naik menjadi jaksa agung, younghoon akan merasa kesepian mengingat selama ini ada taeyong yang selalu menemani anaknya di rumah saat dia bekerja dan younghoon sekarang tidak ada teman yang menemani dirinya di rumah.
iya, seulgi memilih untuk tidak mengambil kasus taeyong dan memberikan kepada jaksa lainnya.
"iya?" seulgi menoleh kearah pintu dimana ada seorang komisaris polisi yang tersenyum lebar ke arah nya.
"frederico tertangkap. dia sedang dalam pengaruh peluru bius"
——
tenang, buku ini ada lanjutannya wankawan
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ