"gue pikir kalian cuma bercanda waktu bilang mau kesini" taeyong berujar setelah kembali menemui dua orang temannya yang betulan ada di rumahnya saat ini, mereka bahkan tengah memakan makan malam mereka dengan tenang di meja makan.
"wah ya jelas kita kan kalau udah lo telpon langsung dateng kesini. Oh iya, by the way, jongho ikut gue ya tuh anaknya lagi molor di sofa" johnny menunjuk bayi gembul yang tengah merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga taeyong.
"jetlag dia?" Johnny menggeleng. "tidur aja, emang kaya orang mati kalau tidur. Ntar aja gue bangunin buat makan"
"yong, ayo makan malem sini. Anggap aja rumah sendiri" taeyong langsung menggeplak yuta dengan gulungan kertas yang ia bawa. "Sembarangan, ini rumah gue" yuta hanya tertawa.
"Lo habis dari mana sih? Pengangguran juga sok sokan kemana mana " yuta mulai nyinyir sempet taeyong menatap sahabatnya kesal. "ambil alih media. Tau kan ini berita bakal boom banget bagi mereka" taeyong menyahut sambil memakan anggur yang ada di meja.
"Lebih seru lagi kalau mereka tau orang yang mereka cari udah mati bunuh diri" taeyong mengalihkan pandangannya ke arah yuta yang sedang mengaduk sup nya. Taeyong kemudian tersenyum. "Lo buat kematian mereka jadi seolah bunuh diri?"
Yuta tiba tiba tersenyum lebar. "Gue udah bawa pesanan lo. Empat kepala orang yang ngebuat anak lo kaya gitu"
Johnny menatap kedua sahabatnya dengan lelah. "Kenapa gue bisa ada diantara kalian sih, anjing?"
***
Kali ini bukan lagi taeyong, yuta, dan johnny yang sedang berkumpul melainkan tiga adik taeyong juga ikut berkumpul selepas mereka bekerja. Memang tidak bisa dihindarkan lagi kalau mereka tidak bisa berkumpul seefektif dulu mengingat ada pekerjaan yang masih harus mereka selesaikan.
Kalau kalian menanyakan dimana istri dan anak anak mereka, mereka ada di dalam rumah taeyong bersama anak anak mereka yang sedang bermain. Mereka tidak mau terlalu ikut campur dengan pekerjaan suaminya karena tentu saja sebelum mereka menikah, pekerjaan mereka sudah diberi tahu.
"Jongho, nak. Itu kepala nya jangan di bawa lari lari"
nah ini.
Diantara anak anak yang lain yang lebih tua tengah bermain di ruang tengah. Jongho, anak bungsu johnny malah tidak mau lepas dari bapaknya dan seperti sekarang. Dia tengah menenteng kepala seorang anak yang yuta berikan sebagai oleh oleh dan berlari keliling taman belakang dengan memegang rambut si kepala.
"stress gue ada disini, bener" jaehyun memijat keningnya stress melihat kelakuan anak dari johnny. Anak itu tidak ada takut-takut nya dengan apapun. Bahkan saat kotak yang dibawa yuta terbuka, dia melongok dan langsung mengambil rambut seorang anak kecil perempuan yang cukup panjang dan memeganginya sambil berlari lari keliling halaman belakang.
Yuta menepuk bahu jaehyun simpati. "sayang banget kalian udah ngga bisa keluar dari lingkungan setan ini" ujarnya yang dibalas dengusan.
"ini masih mending jongho, jae. Wooyoung sama san belum dateng ke sini" johnny berujar yang diangguki oleh taeyong. "true. Masih mending jongho yang dateng ke sini"
"Jongho yang begitu masih mending?" Jeno memekik tidak percaya.
"Kalau dibanding sama wooyoung san, hitungannya masih mending sih" johnny memberikan perbandingan antara putra sulung dan bungsunya setelah berhasil melepaskan cengkraman jongho yang begitu kuat di kepala yang sedari tadi ia bawa.
"lambut dad" jongho dengan cemberut mengulurkan telapak tangannya dimana masih ada rambut rambut yang berada di sela sela jarinya.
Johnny melirik. "makanya jangan asal ambil. Udah tau itu bukan mainan malah ditarik tarik, gembul" ujarnya sambil membersihkan tangan putra bungsunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ