"jen jen, bangun bangun" yeji langsung secara spontan menggoyangkan tubuh suaminya yang masih tertidur dengan nyenyak padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh dan karena mereka berdua libur plus mereka semalam tidur agak larut karena harus memindahkan barang barang di kamar eric sehingga mau tidak mau mereka kebablasan tidur.
"hah kenapa?" jeno terkaget tentu saja saat tiba tiba istrinya membangunkan dirinya secara tiba tiba.
"aku lupa kalau abang nginep disini" mereka berdua melotot karena baru sadar ada orang lain di rumah mereka yang belum sempat diberi sarapan dan mereka sebagai tuan rumah malah asik asikan tertidur hingga siang, apalagi saat mereka tersadar kalau taeyong juga ikut andil dalam kamar baru eric, sampai malam taeyong membuat mural di kamar keponakannya.
"udah ayo mandi habis itu langsung masak" yeji dan jeno langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi, untuk mempersingkat waktu mereka memutuskan untuk mandi bersama tanpa plus plus karena mereka masih sadar ada kakak mereka di rumah ini.
selepas mereka mandi dan berganti pakaian dengan cepat cepat, mereka segera berjalan keluar. "aku bangunin abang, kamu masak dulu aja biar langsung makan" ujar jeno yang diangguki sang istri, yeji tentu saja langsung setuju karena ia juga merasa tidak enak dengan ipar nya karena bangun terlambat padahal iparnya sudah membantu merombak kamar eric.
jeno langsung berjalan menuju kamar eric, dimana kemungkinan taeyong masih bekerja karena semalam belum selesai dan masih ada kemungkinan kalau dia sedang menyelesaikan pekerjaannya.
"uwah" jeno spontan menghentikan langkahnya selepas dia membuka pintu. Bagaimana tidak terkejut saat dia membuka pintu, kamar eric sudah benar benar berubah.
tembok yang tadi malam baru jadi seperempat muralnya sekarang sudah penuh di tiga sisi sementara satu sisi lainnya sudah penuh dengan foto foto keluarga dan tempelan tempelan hasil karya eric, lemari dan kasur yang semalam jeno letakan acak karena sudah terlalu lelah kini sudah di tata rapi.
koleksi mobil mobil dan robot milik eric ditata di lemari kaca yang berada di ujung ruangan dengan rapi padahal jeno dan yeji saja tidak serapi ini.
"eric? kamar nya udah jadi?" jeno bertanya kepada eric yang masih terkagum kagum dengan kamar baru nya. eric menganggukan kepalanya. "udah papa. waktu dede bangun uncle udah nyelesain kamar dede" eric bercerita dengan gembira.
bagaimana tidak gembira? kamar impiannya sudah jadi dan dengan sentuhan ajaib dari uncle nya, kamarnya kini dipenuhi mural mural yang indah dari paduan warna yang sesuai dengan kemauan eric.
jeno tertegun. apa kakaknya tidak tidur semalam dan menyelesaikan semua nya sendirian? padahal jeno bisa saja dibangunkan karena bagaimanapun juga ini kamar anaknya dan tentu saja jeno bertanggung jawab penuh dengan kamar eric.
tapi melihat kamar eric sudah rapi, semua benda benda tertata rapi bahkan tidak ada debu sedikitpun di kamar eric memang menunjukkan bahwa semua yang melakukan adalah kakak sulungnya.
"terus uncle nya kemana?" eric mengangkat bahu. "ngga tau, papa. waktu dede kesini uncle nya udah ngga ada" eric berujar jujur. jeno menghela napas. "ya udah yuk turun buat sarapan. eric belum sarapan kan?" eric menganggukan kepalanya kemudian turun dari kasur dan berjalan mengekor menuju dapur.
"yang? kamu masak apa kok banyak banget?" jeno bertanya kepada yeji yang sedang duduk di meja makan memijat keningnya.
jeno melihat sudah banyak menu makanan, tidak biasanya istrinya memasak seperti ini. mulai dari tempura hingga udang asam manis ada di meja makan. Tidak biasanya yeji masak repot dan sebanyak ini untuk sarapan.
yeji menoleh kepada suaminya dengan wajah merasa bersalah. "bukan aku yang masak, jeno" lirihnya. jeno mengangkat alisnya. "terus?"
"semua ini bang taeyong yang masak. kamu lihat deh seluruh rumah, bukan cuma dia masak, dia nyapu, ngepel, bahkan cuci piring kotor di rumah kita. aku ngga enak jeno mana dia udah bantu beresin kamar eric nyampe selesai" yeji tentu saja merasa bersalah karena tidak seharusnya kakak iparnya lah yang membereskan seisi rumah, tapi apa yang didapat saat bangun tidur seluruh rumah sudah bersih dan bahkan tamu rumah mereka memasak banyak makanan repot yang sekarang tersaji di meja makan.
jeno juga langsung pening. Abang nya ada apa sebenarnya? Dia tidak begini kalau tidak ada masalah.
jeno mengerutkan keningnya saat ia melihat sebuah notes di kulkas.
yo! ssup!
gue balik duluan ya ada yang harus gue urus nih dadakan. kamar anak lo udah selesai dan tadi gue udah masak juga sama beres beres. kasihan bini lo pasti kecapean kalau ngeberesin rumah segede gini.
bayaran transfer aja ya rekeningnya masih sama. oh iya, gue nitip tolong jemput younghoon ya ajakin nginep di rumah lo beberapa hari ini karena ngga aman dan gue harus keluar, mamanya juga sibuk.thank you ya! gue pergi dulu, sorry ga sempet bilang. buru-buru
jeno terdiam saat membaca notes dari taeyong. dia tidak tahu apa kegiatan yang buru buru sehingga membuat taeyong pergi bahkan setelah membereskan rumah. jeno tahu ada yang tidak beres dengan kakak sulungnya.
yeji yang melihat suaminya mematung di depan kulkas lantas menghampiri. "kenapa? ada masalah sama abang?"
jeno menghela napas. meremas notes di tangannya kemudian menganggukan kepalanya. "something big is coming"
***
sementara di rumah jeno dan yeji sedang kebingungan kemana taeyong menghilang, sekarang pria yang sedang dicari cari tengah berdiri di pinggir jalan.
dengan celana panjang berwarna hitam dan hoodie putih yang tudungnya ia naikkan, ia berdiri di titik buta cctv sembari menyaksikan kerumunan di hadapannya.
sebuah pengadilan tempat istrinya bekerja dimana sekarang banyak wartawan tengah berkumpul di depan gedung sementara beberapa orang dari pengadilan dan kepolisian memberikan penjelasan yang taeyong entah tidak tahu membahas apa.
ia tersenyum miring saat istrinya dengan berbicara di hadapan orang banyak dengan percaya diri, salah satu nilai tambah ketika is memutuskan untuk menikahi wanita yang lebih tua dari dirinya.
kepercayaan diri yang tinggi serta sikap yang membuat siapapun jatuh cinta dengan jaksa cantik yang bekerja dengan dirinya sejak awal seulgi meniti karir.
taeyong bersembunyi di balik sebuah pohon, menyembunyikan tubuhnya agar tidak terlihat oleh siapapun karena taeyong jelas tahu bahwa posisinya sekarang sedang tidak aman.
taeyong tentu saja tahu kalau dia sedang diburu oleh kepolisian dan anggota non kepolisian karena membawa bukti bukti yang sangat vital.
ia mendongak sekali lagi, menatap seulgi yang sedang berjalan memasuki gedung dengan beberapa pria yang merupakan senior nya.
taeyong tersenyum tipis kemudian menundukkan kepalanya, memperlihatkan cincin yang masih saja terpasang di jari manisnya.
Taeyong melepas cincin pernikahannya tujuh tahun lalu, membiarkan cincin bermata satu itu masuk ke dalam hoodie yang nantinya akan ia kembalikan ke dalam kotak.
keputusan taeyong sudah bulat.
——
hiyahiyaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ