"jam berapa sekarang?" yeji bergumam saat dia merasa sinar matahari mengenai matanya, menembus melewati langit-langit kamar yang menunjukkan bahwa pagi hari sudah datang.
ia melirik ke arah lengan suaminya yang malah menarik tubuhnya semakin erat. "sebentar, babe. masih pagi" sahut suaminya dengan suaranya yang serak di pagi hari.
nampaknya suaminya kembali memejamkan matanya dengan tubuhnya yang menjadi guling.
yeji mengambil ponsel nya yang ada di ranjang, membiarkan sang suami memeluknya erat dari belakang dan kembali tidur. bahkan yeji mendengar suara dengkuran halus dari jeno yang kembali terlelap.
setelah memastikan nyawanya sudah terkumpul, yeji kemudian terbangun karena teringat kalau anaknya hari ini harus masuk sekolah karena ujian akhir semester sebentar lagi terlaksana. yeji kemudian mencoba melepas pelukan suaminya yang terasa lebih longgar karena jeno sudah kembali terlelap ke alam mimpi nya.
"ck untung eric belum bangun. bisa gawat dia kalau masuk kamar" yeji yang hanya memakai outer gaun malam nya tanpa dalaman menggelengkan kepalanya melihat seberapa kacau kamar mereka.
kemeja jeno ia temukan berada di dekat pintu pun dengan gaun malam nya yang sudah tidak terbentuk terlempar begitu saja di dekat pintu kamar mandi.
yeji meringis saat melihat kondisi kamar mereka. sepertinya malam mereka tadi malam benar benar panas.
beruntung eric tidak terbangun tengah malam dan menyadari keributan orang tuanya di malam hari.
"ketutupan ga ya?" yeji lagi lagi mengaduh dalam hati saat melihat ada kiss mark di tulang selangka nya yang suaminya kasih tadi malam, pun dengan dada dan leher nya yang tidak luput dari serangan suaminya yang entah kenapa malam tadi benar benar menggila.
"jeno ish. kalau eric tahu gimana?" ujar yeji mengeluh sambil melepas handuk nya, ah ngomong ngomong dia sudah mandi dan sekarang tengah bercermin dan ia baru sadar kalau terdapat sebuah tanda di tulang selangka miliknya yang sepertinya akan terlihat jika ia hanya memakai kaus.
"dia ngga akan paham, sayang" yeji yang masih setengah telanjang pada bagian atas nya menoleh ke arah suaminya yang berkedip pelan sambil menguap. jeno kemudian menatap yeji kosong. benar, kebiasaan baru yang yeji tahu selepas menikah adalah kebiasaan melamun jeno selepas bangun tidur.
yeji memakai bra serta kaus nya saat suaminya masih asik melamun, mengumpulkan nyawanya yang masih terbang entah kemana.
"mandi dulu, sana" yeji melempar handuk ke wajah suaminya. jeno hanya membalas nya dengan kedipan pelan. rasanya ia masih lelah dan masih mengantuk.
"give me hug and kisses, please" jeno menarik pinggang istrinya sehingga sang istri terjatuh menimpa tubuhnya.
yeji memberikan kecupan singkat di bibir suaminya yang bukannya bangun untuk bekerja malah manja manja. "bangun ayo. aku mau masak sarapan dulu. kamu mau aku masakin bekal apa kebetulan aku libur nih?" yeji menahan gerakan suaminya yang ingin kembali mencium nya.
jeno merengut. "apa aja aku bakal makan. adanya bahan sisa di dapur ada apa dimasak aja" sahutnya sambil beranjak duduk. yeji menghela napas lega karena fase terberat di pagi hari sudah ia lewati yaitu fase manja sang suami yang biasanya berkali kali lipat lebih manja dari hari hari biasa.
"oke. langsung mandi ya. air hangat nya udah aku siapin. biar kamar nanti aku yang beresin kalau kalian udah berangkat sekalian aku mau cuci baju" jeno hanya menganggukan kepalanya kemudian menyambar handuk yang tadi istrinya lemparkan dan menutupi bagian vital nya yang terbuka karena memang mereka berdua tidur tanpa sempat berpakaian.
setelah memastikan jeno bangun, yeji kemudian berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan bagi eric dan jeno. untuk eric, semalam dia meminta yeji untuk membuat omurice jadi yeji akan membuat nya. beruntung tidak terlalu susah untuk membuat omurice.
dan sekarang yeji harus memutar otak untuk membuat menu makan siang apa untuk suaminya. yeji mengambil potongan bakso, sosis, brokoli,dan telur puyuh dari dalam kulkas setelah sekian lama menatap kulkas.
tak lupa ia mengambil beberapa ayam yang memang sudah ia marinasi dan tepung bumbu.
"mama, good morning" yeji menoleh saat suara telapak kaki terdengar menghampiri dirinya saat ia sedang memasak.
"good morning, kesayangan mama. pintar sekali udah rapi" eric meringis menunjukkan giginya saat sudah dipuji mamanya karena mandi sendiri dan berpakaian sendiri tanpa bantuan kedua orang tuanya.
"iya dong. dede hebat bangun sendiri. oh iya mama, papa mana?" eric bertanya sambil membuks pintu kulkas, mengambil susu kotaknya yang ia simpan di dalam kulkas dua pintu.
"disini, jagoan" eric menoleh saat suara papanya terdengar. papanya sedang mengancingkan kemeja nya lengkap dengan rambut yang basah.
"udah udah kalian sarapan dulu" yeji kemudian membawa dua porsi omurice buatannya untuk dimakan sebagai menu sarapan bagi suami dan putranya serta satu porsi untuknya.
"mama, leher mama kenapa?"
uhuk
yeji spontan tersedak saat tiba tiba eric bertanya mengenai tulang selangka nya yang ada kiss mark nya. walau sebenarnya tidak terlalu kelihatan karena kaus milik yeji menutup, namun sepertinya eric melihatnya saat yeji sedang membungkuk.
"why mama why?" yeji menggelengkan kepalanya saat eric bertanya penasaran. ia melirik ke arah suaminya yang malah terbahak pelan.
lee sialan jeno!
yeji menginjak kaki suaminya karena ia tahu eric tidak akan mudah terpedaya dengan kalimat "ini gigitan nyamuk" karena anaknya begitu kritis.
jeno berdeham sambil mengaduh pelan saat kakinya terasa nyut nyutan. ia menoleh ke arah eric yang menatap khawatir mamanya. ia takut mamanya kenapa napa! biasanya bahu mamanya tidak seperti itu. apakah mamanya sedang sakit?
"eric, habiskan makanmu. ayo berangkat. papa ada meeting pagi" yeji bisa menghela napas lega. akhirnya jeno berguna juga.
***
taeyong sedang mengerjakan tugas nya saat seulgi berjalan dengan bersungut sungut masuk ke dalam kamar nya. tidak ada younghoon karena anak itu sedang bermain dengan angela.
ya si kucing bodoh di ipad nya itu.
"ngapain?" taeyong mengangkat alis bya saat melihat seulgi mengangkat sebuah kotak yang tentu saja ia paham kegunaannya untuk apa.
"lo ngabisin ini ya? perasaan kemarin kemarin kondom nya masih banyak" seulgi bertanya menuduh kepada taeyong yang menghabiskan stok kondom di rumah mereka. karena mau bagaimanapun pria dihadapan seulgi ini masih sering jajan di luaran sana.
taeyong berdecih. "bukan gue" sahutnya sinis kemudian bangkit dari kursinya menuju tempat dimana printer nya berada, menunggu hasil pekerjaannya keluar.
"gue ngga masalah lo mau tidur sama siapa aja selama lo ngga pakai fasilitas yang kita beli bersama apalagi kalau sampai ngelakuin ini dihadapan younghoon" seulgi mengoceh kepada taeyong yang hanya hisa tersenyum miring.
taeyong lantas mengambil hasil print pekerjaannya kemudian berjalan mendekat ke arah seulgi yang menatap nya.
"lo tau kan selama ini gue ngga pernah pakai stok kondom di rumah? gue selalu beli baru kalau mau tidur sama cewe gue" taeyong terkekeh sinis saat melihat perubahan wajah dari istrinya.
ia lantas menepuk bahu sang istri dan berbisik. "jadi, disini, siapa yang ngabisin stok kondom huh? gue atau elo yang tidur sama simpenan lo? jangan pikir gue ngga tau, seulgi. mata gue ada di mana mana"
———
jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ