kid

507 97 21
                                    

"ERIC NGGA MAU YANG INI, MAMA!"

jeno yang baru saja kembali dari mengantar sungchan dari bandara selepas pulang kerja spontan menghentikan langkah nya saat dia mendengar teriakan anaknya yang tidak pernah ia dengar selama ini.

raut wajahnya yang tadinya tersenyum cerah berubah menjadi datar saat ia melihat anaknya berdiri mendongak menatap mamanya sambil berteriak. sementara istrinya memegang sebuah kaus di tangannya berdiri menatap putranya yang tidak biasanya berteriak.

"Papa ngga pernah ngajarin kamu buat teriak ke mamamu, Eric" jeno berdesis dengan wajah datar nya. Eric langsung menoleh dan melihat wajah menyeramkan papanya langsung berlari masuk ke dalam kamar dan membanting pintu kamar karena ketakutan dengan sang papa yang marah.

"dia kenapa teriak teriak begitu?" yeji hanya tersenyum kemudian mengambil tas kerja milik suaminya. "nanti aku ceritain. sana mandi dulu. makan nya nanti di dalam kamar aja ya kamu pasti cape banget" ujarnya sambil mengusap lengan suaminya, mencoba mengurangi emosi dari suaminya yang meledak ledak.

yeji paham betul jeno sedang sibuk-sibuknya bekerja dan mood nya belakangan tidak bagus karena kelelahan. apalagi gosip gosip buruk tentang suaminya benar benar menjadi bulan bulanan massa karena jeno lagi lagi dikabarkan berkencan dengan seorang artis ternama.

dan yeji tahu betul kalau itu tidak benar. Dia sudah lama tahu jeno, tahu betul kapan suaminya akan berbohong dan kapan dia jujur.

setelah membawa makan malam dan mengunci pintu rumah, yeji meletakkan nampan tersebut di nakas kamar. sembari menunggu suaminya mandi, ia mengambil nugget dan memakannya sambil merebahkan tubuhnya di ranjang. Pekerjaan di rumah sudah ia selesaikan tadi karena ia berangkat shift pagi dan menyelesaikan sebelum suaminya pulang.

"eric, dia kenapa? ngga biasanya dia teriak teriak" jeno bertanya sesaat ia sudah menghabiskan makan malam nya. ia menarik yeji, membiarkan sang istri memeluk tubuhnya dan tentu saja yeji langsung memeluk jeno dari samping meletakan kakinya di atas kaki suaminya.

"dia udah ngga mau dimanja lagi. Dia mau apa apa sendiri. Tadi aku milihin piyama yang panjang karena dingin dia udah ngga mau. maunya piyama pilihan sendiri" yeji menjelaskan sambil memeluk jeno, membiarkan suaminya mengusap usap rambut nya.

"kamu ngga papa tapi? Dia teriak ke kamu loh" yeji tersenyum lembut saat suaminya bertanya perihal dirinya apakah dia sakit hati saat putranya meneriaki dirinya. yeji menggelengkan kepalanya. "engga sih. cuma kaget aja. biasanya eric ngga kaya gini tapi ngga papa. Aku seneng dia tumbuh besar sampai dia mau belajar mandiri kaya gini. Jangan dimarahi anaknya" ia mendongak memberikan peringatan kepada suaminya agar tidak kelepasan membentak eric.

jeno berdecak. "tapi dia udah neriakin kamu, loh. Aku ngga masalah kalau eric mau ngomong kaya gitu sama aku tapi aku ngga bakal terima kalau eric teriak ke kamu. Kamu ibunya, yeji. Aku ngga mau anakku kurang ajar ke kamu" yeji menepuk pelan tubuh jeno. Paham betul kalau Jeno tidak ingin anaknya seperti dirinya ketika kecil. Jeno memiliki ketakutan terbesar bagaimana jika eric memiliki sifat seperti dirinya? bagaimana jika eric kurang ajar kepada mamanya sama seperti dia dulu?

Yeji paham betul kalau suaminya tidak mau eric tumbuh seperti dirinya.

"eric ngga bakal kaya gitu, jeno. Dia anakku. Aku paham betul sifat eric kaya gimana.Fia ngga bakal jadi anak yang berani ngebantah. Percaya sama aku" yeji memeluk tubuh suaminya. Mencoba memberi pengertian kepada suaminya yang masih terdiam.

"Eric, diumurnya yang sekarang wajar udah berani begitu. Di umur sekarang, Eric udah bisa memilih mana yang bagus buat dia, mana yang dia suka, mana yang ngga dia suka. Wajar kok anak seumuran eric buat milih pilihannya sendiri. Cuma eric ngga tau cara bilang dan protes nya kaya gimana jadi yang keluar malah teriakan. Aku totally ngga apa apa, cuma kaget sedikit aja. Nanti kita pelan pelan ajarin eric gimana cara menyalurkan protes dan keinginan dia. Malah aku seneng, kalau anakku berani ngomong ketidaksukaan nya sama aku. Ini yang aku tunggu. aku ngga mau eric terus terusan terima apa yang aku kasih. aku mau eric protes sekali sekali karena kamu tahu sendiri kan apa yang terjadi kalau kamu terus terusan menerima apa yang ngga kamu suka? apalagi kamu nahan hal itu tanpa ngomongin? Apa yang kamu lakukan waktu itu?" yeji dengan perlahan menjelaskan kepada jeno yang sudah kembali tenang.

KINGDOM [The beginning] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang