"Ah, permisi" jacob langsung menyingkir saat beberapa dokter lewat di hadapannya sambil tersenyum lebar kemudian membungkukan badanya dan menyapa rekan rekan kerja papanya.
"Ah halo jacob. Mau nyari papa atau mama?" jacob melambaikan tangannya membalas sapaan seorang dokter yang sepertinya mengenali dirinya.
"Papa ada? Tadi jacob disuruh pulang ke sini sama papa" ujarnya mengaku sambil memegangi ransel nya erat. Dia hari ini berangkat sekolah dan pulang sekolah sendiri karena mamanya sedang pergi keluar kota untuk ikut seminar disana dan kevin, dia ada les hingga sore hari jadi mau tidak mau dia harus mengekori sang papa yang ada shift di rumah sakit.
"Oh ada kok diruangan jaga sana. Mau dokter anter?" Jacob menggelengkan kepalanya. "Jacob bisa sendiri, dokter. Terima kasih" ujarnya sembari menundukkan kepalanya sambil melambaikan tangannya sebelum berjalan menuju ruangan jaga, mencari dimana papanya berada.
Sepeninggal jacob, beberapa dokter disana tersenyum gemas dengan tingkah putra pemilik rumah sakit yang bukan kali ini saja datang sendiri ke rumah sakit hanya untuk mencari papa atau mamanya yang sedang bekerja.
"Itu anak siapa, dok?" Seorang mahasiswa kedokteran yang memang sedari tadi berada di sana bertanya.
"Oh itu anaknya dokter mark sama dokter mina yang bungsu. Biasanya yang sering main kesini yang sulung" sahutnya sambil tersenyum.
Mahasiswa kedokteran tersebut langsung lemas. "Yah, kukira dokter mark masih sendiri. Ternyata udah punya buntut" dokter dokter disana hanya tertawa sebagai balasan.
"PAPA" Mark yang sedang berjalan di lorong dan berbincang dengan salah satu keluarga pasien yang harus ia cek langsung menoleh saat anaknya memanggil.
"Kesini sama siapa, dek?" Tanya mark sambil mengusap rambut putra bungsu nya yang datang kemudian memeluk kakinya.
"Naik bus sekolah. Kebetulan lewat sini. Yaudah adek turun disini jadi ngga usah telepon pak supir" ujar jacob menceritakan bahwa dia berani menaiki bus sendiri untuk menemui sang papa. Mark hanya tersenyum.
"Umurnya berapa, dok? Pinter banget udah?" Keluarga pasien yang berdiri di samping mark bertanya. Mark menoleh. "Baru mau tujuh, nih. Masih kelas satu ya dek?" Jacob hanya menganggukan kepalanya kemudian mengaitkan tangannya dengan tangan papanya.
"Papa mau cek pasien dulu. Adek mau ikut atau tunggu di ruangan sana?" Jacob mendongak. "Lama?" Mark menggelengkan kepalanya. "Engga. Cuma cek aja. Gimana? Mau ikut?" Jacob menganggukan kepalanya. "Boleh" ujarnya kemudian mengekori kemana papanya melangkah sambil menggendong ransel nya.
"Hai jacob. Ikut papa ya?" jacob melambaikan tangannya saat seorang perawat menyapanya. Jacob menganggukan kepalanya. "Iya om" jawabnya sambil tersenyum ramah.
"Oh bentar, om kayanya masih ada susu. Jacob mau?" Jacob yang berdiri di samping ayahnya menoleh ke arah sang papa yang sedang mengecek pasien. Mark menoleh kemudian tersenyum. "Kalau jacob mau, boleh"
Mendengar jawaban papanya, jacob langsung berjalan mendekati perawat yang memberinya susu.
"Anaknya dokter pinter banget. Dia mau jadi dokter juga kaya orang tua nya ya?" Mark hanya tersenyum tipis. "Dia kayanya ngga mau. Tapi kakaknya yang udah kepengen masuk"
***
Beda jacob, beda juga si kembar yang juga hari ini ikut papa nya ke kantor karena mamanya ada arisan dan mereka tidak ada yang menjaga.
Tau sendiri, mereka dijaga orang tuanya aja kelakuannya udah kaya reog apalagi ngga ada orang tuanya.
Jaehyun tidak mau mengambil resiko barang barang mahal istrinya rusak dan berujung dia tidur di luar. Tidak, itu ide buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fiksi Penggemarapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ