work

441 68 1
                                    

"oh berita terkini?" seorang kasih di sebuah minimarket terkejut saat sedang menonton berita saat bekerja.

"ah maaf maaf" pelanggan pria ber hoodie tersebut mengibaskan tangannya saat kasir di depannya menundukkan kepalanya karena kedapatan tidak fokus bekerja.

"tidak apa apa. kasus apa itu?" pria berhoodie tersebut menyodorkan bir kalengan yang ia ambil dari rak. "rokoknya satu" ujarnya menambahkan.

"kasus korupsi, kayanya. udah ngga asing lagi" kasir tersebut berkomentar sambil menghitung jumlah harga yang dikeluarkan.

"oh iya, kebetulan motor saya mogok. kamu tau tempat yang jual bensin eceran?" tanya pria ber hoodie hitam tersebut kepada kasir yang sedang bekerja tersebut.

tanpa menaruh curiga, kasir tersebut langsung menjawab "oh disana kebetulan ngga jauh dari sini ada yang jual bensin eceran"

pria berhoodie tersebut tersenyum. "ah terima kasih" ujarnya sebelum pergi dengan menuntun motor nya.

***

"hi" taeyong tersenyum saat seorang wanita berambut pirang melambaikan tangan ke arahnya.

wanita berambut pirang tersebut tanpa malu malu langsung mencium bibir pria beranak satu yang tentu saja mendapat respon yang bagus dari pria yang dicium nya.

"aku ada cake, mau ke kamar langsung?" taeyong bertanya sambil menunjukkan sebuah red velvet cake di tangannya. "you love red velvet, right?"

wanita di rangkulannya. "aku ngga nyangka kalau kamu bakal inget. langsung naik aja kita" ujar nya sambil memberikan red velvet cake nya kepada wanita di rangkulannya.

"sambil dimakan ya, soalnya ngga terlalu enak kalau udah ngga dingin" taeyong berujar sambil berjalan menuju lift dengan wanita di rangkulannya. tangan kanan nya menggeret sebuah koper.

"tumben bawa koper?" wanita berambut pirang tersebut bertanya sesaat menyuap red velvet yang memang sengaja taeyong beli. ia melirik ke arah koper besar yang taeyong bawa.

"oh aku harus pergi setelah ini" taeyong mengibaskan tangannya santai. ia kemudian kembali memakai masker dan menaikkan kembali tudung hoodie nya.

"loh kenapa pakai masker?" taeyong tersenyum tipis. "takut ada kenalan istriku. aku ngelepasnya nanti kalau sudah di kamar saja" wanita berambut pirang yang berada di rangkulannya hanya menganggukan kepalanya paham. ia lantas meraih tangan taeyong yang tidak menggenggam koper kemudian berjalan menuju lift apartemen milik sang perempuan.

"kamu beli cake nya dimana? kok enak banget gini" taeyong tertawa pelan saat wanita berambut pirang tersebut bertanya mengenai red velvet cake yang tadi ia beli. "tadi mampir sekalian beli kopi terus liat cake ituu" ujarnya sembari tersenyum lebar di balik masker nya.

keduanya berjalan bergandengan tangan hingga menuju unit sang wanita yang berada tidak jauh dari lift.

"oh iya kamu berangkat jam berap---aakkhhh" taeyong menolehkan kepalanya saat secara tiba-tiba wanita berambut pirang di sampingnya kesakitan sembari memegangi tenggorokan.

"kenapa-kenapa?" ujar taeyong sembari merogoh sakunya mencari ponsel miliknya.
wajahnya nampak berubah menjadi khawatir karena secara tiba-tiba, wanita yang menjadi teman satu malam nya kesakitan sembari memegangi lehernya.

raut wajah taeyong kembali berubah setelah tidak ada lagi pergerakan dari wanita yang sekarang tersungkur di hadapannya.

"eh? udah mati?" taeyong mengeluarkan sarung tangan lateks dari saku hoodie nnya yang sedari tadi tersembunyi apik di balik kain berwarna hitam tersebut.

dengan perlahan dan tenang, taeyong merapikan bekas red velvet yang tadi dimakan wanita di samping nya, pun dengan muntahan yang tadi sempat wanita tersebut keluarkan karena racun yang tadi ia berikan pada sepotong red velvet cake yang memang sengaja ia buka untuk memberikan beberapa tetes cairan yang dapat merusak organ tubuh jika diminum.

taeyong lantas membuka koper yang sedarri tadi dia bawa yang ternyata tidak ada isinya selain beberapa kertas koran usang yang ia jadikan alas.

dengan rapi, taeyong memasukkan jasad wanita yang pernah menjadi teman semalam nya ke dalam koper dengan posisi tidak beraturan alias yang penting masuk saja dan tidak menimbulkan kecurigaan bagi orang yang nant bertemu dengannya di jalan.

setelah memastikan wanita tadi sudah masuk ke dalam koper, taeyong menutup koper nya kemudian mengambil alat pel serta desinfektan yang bisa membuat ruangan ini tidak terlihat sebagai tkp.

apakah taeyong sedang ketakutan saat ini karea baru saja membunuh seorang wanita? oh tentu saja tidak.

taeyong bahkan sesekali bersiul dan menyanyikan beberapa bait lagu kesukaannya sembari mengepel lantai, mengabaikan fakta bahwa satu  nyawa suudah terbunuh disini.

cctv? oh tenang saja, taeyong tidak bodoh saat ini. cctv apartemen ini  memang sedang dalam kondisi rusak dan tentu saja ini benar benar memudahkan dirinya dalam bekerja malam hari ini.

setelah memastikan tidak ada jejak yang tersisa, taeyong dengan santai berjalan menuju lift dengan menggeret koper yang berisi satu tubuh manusia. tidak ada asa gugup satupun bahkan tangannya saja memutar mutar kunci mobil miliknya sembari berjalan.

"ah selamat malam" taeyong berujar pelan saat ada seorang wanita dengan pakaian formal masuk ke dalam lift dan berdiri di samping koper nya.

"ah selamat malam. penghuni baru?" taeyong menggelengkan kepalanya. "bukan. saya baru saja mengambil barang dari tempat teman saya karena harus pergi" ujarnya berujar tanpa dosa. wanita di saampingnya hanya menganggukan kepalanya tanpa tahu disampingnya adalah seorang pembunuh.

"mari" taeyong kembali menganggukan kepalanya saat wanita itu keluar dari lift apartemen di lantai dua, tempat dimana wanita itu tinggal sementara taeyong tetap berada di dalam lift menunggu gilirannya turun di basemen.

pintu llift terbuka saat dia sudah sampai di basemen. dengan santainya taeyong berjalan keluar dari lift tak lupa mengacungkan jari tengah nya ke cctv lift sebelum keluar dari lift.

dengan rubicon miliknya, taeyong berhenti di sebuah lahan kosong yang cukup jauh dari kota. sebuah lahan kosong yang tadinya hendak dijadikan perumahan namun naas tidak jadi karena masalah perizinan dan lagi sebagainya yanng jelas taeyong tidak mau tahu tentang itu.

sebuah liang berisi dedaunan yang biasanya dipakai untuk tempat pembuangan sampah bagi orang orang daerah sekitar walau sebbenarnya sudah tidak lagi dipakai namun masih ada sisa lubang di sana.

taeyong meletakkan koper nya di lubang tersebut, memastikan daun daun kering sduah berkumpul sebagai alas.

taeyong mengambil bensin dalam jumlah cukup banyak dari bagasi mobilnya kemudian menyiramkan pada tubuh malang yang sudah tidak lagi bernyawa. memastikan seluruh bagian tubuh wanita berkulit putih tersebut terkena bensin.

setelah memastikan bagian tubuh nya tersiram dengan bensin, taeyong tak luput menyiramkan bensin ke sekitar koper dan daun-daun kering.

dengan sebuah korek api ditangan, taeyong tanpa rasa kasihan membakar semua yang ada di lubang. bahkan masih sempat sempatnya ia tertawa ketika api perlahan mulai membesar hingga burung burung berkumpul karena api yang semakin membesar dengan tambahan bau bakaran daging.

taeyong tertawa kencang ketika tubuh yang terlahap api perlahan mulai menghilang karena api semakin membesar. "aku benci pirang dan aku benci wanita jalang"

———

jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie

KINGDOM [The beginning] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang