"TAEYONG ANJING! GUE UDAH LEMBUR TIGA MALEM BUAT NGERJAIN KASUS ITU DAN LO SEENAK JIDAT NUMPAHIN SUSU DISANA! ANJING"
Ini jam delapan di pagi hari tapi rumah keluarga taeyong sudah penuh dengan teriakan yang menggelegar dari ibu negara diakibatkan tindakan ceroboh dari sang suami yang menumpahkan satu gelas coklat panas di berkas yang sudah seulgi kerjakan selama tiga malam berturut turut.
"YA GUE NGGA TAU KALAU LO NGERJAIN ITU SALAH SIAPA NARUH NYA SEMBARANGAN!" taeyong membalas ucapan istrinya tidak kalah nyolot. Dia membela dirinya karena menurutnya bukan salahnya ia menumpahkan susu coklat dan mengenai tumpukan berkas milik seulgi yang berada di meja makan.
Harusnya sudah tahu itu berkas penting kenapa diletakkan di meja makan kan?
Taeyong itu tidak salah.
"SINI DEKETAN LO, BANGSAT!"
PRANGG
taeyong dengan gesit nya berhasil menghindar dari lemparan gelas yang seulgi lemparkan. Ia berhasil melarikan diri dari amukan sang istri kemudian bersembunyi di dekat sofa dimana ada younghoon yang sedari tadi menyaksiksan keributan kedua orang tuanya ribut di pagi hari.
"Jangan minta perlindungan ke younghoon! Sini!" Younghoon hanya menghela napas lelah melihat kerusuhan rumahnya yang sepertinya sudah membuat dia terbiasa dengan kerusuhan yang dibuat orang tuanya.
Pun dengan barang yang terlempar layaknha ufo setiap kali mereka bertengkar.
Kan sudah dibilang, mental younghoon sudah dilatih kuat sejak dini saat punya orang tua kaya mereka.
"Hoon awas jangan mau jadi tempat sembunyi papamu" younghoon pasrah saat badannya yang kurus tinggi menjadi tameng papanya yang menarik narik dirinya membuat tubuhnya terguncang.
Younghoon hanya menghela napas lelah saat tubuhnya menjadi ajang tarik menarik oleh kedua orang tuanya.
"Dah sana papa sama mama ribut dulu, younghoon mau nonton youtube aja di kamar" younghoon melepas pegangan tangan taeyong di bahunya sementara dia membiarkan seulgi untuk memegang tangan papanya.
Younghoon kemudian melangkah kembali menuju kamar nya untuk menonton youtube saja di kamar nya daripada harus menjadi getah perkelahian kedua orang tuanya.
Seulgi dan taeyong saling memandang menyaksikan kepergian putra semata wayang mereka.
Taeyong lantas menyenggol seulgi dengan sikunya. "Gara-gara lo sih"
Seulgi menatap taeyong sinis. "Gara-gara lo juga, anjing"
***
"Ayo sini dede bisa turun?" Yeji bertanya kepada putranya yang sedikit kesusahan turun dari mobil milik jaehyun yang memang sedikit lebih tinggi daripada mobil miliknya dan tentu saja eric agak sedikit tidak familiar dengan ini.
"Dede bisa mama" ucapnya sambil tersenyum hingga matanya menghilang. Yeji dengaj sabar menunggu eric turun sendiri dari mobil milik jaehyun.
Hari ini, si kembar dan eric mengunjungi sebuah pet shop guna memberi hadiah kepada si kembar yang berulang tahun ke tujuh dan mereka meminta hewan peliharaan sebagai kado.
Tentu saja, jaehyun awalnya sangsi mendengar permintaan si kembar. Masalahnya ini si kembar yang minta loh.
Jaga diri saja mereka tidak bisa apalagi menjaga hewan peliharaan.
Tapi setelah berdiskusi dengan sang istri akhirnya mereka berdua mengizinkan anak-anaknya untuk memelihara hanya satu ekor hewan peliharaan saja. Dan berhubung yeji sedang mendapat jatah libur, jadi dimintalah yeji untuk menemani rose dan si kembar mendatango pet shop.
"Uwaaaaah" eric bergumam gemas sambil bertepuk tangan pelan melihat kumpulan hewan hewan peliharaan yang menyambutnya. Ada beberapa anjing kecil yanh menyambut kedatangan mereka.
"Dede boleh main sama mereka, mama?" Eric bertanya penuh harap kepada sang mama. Yeji menjawab dengan gemas pertanyaan sang putra. "Boleh. Tapi hati-hati ya" ujarnya memberi peringatan kepada sang putra. Eric mengangguk semangat kemudian mendekati sebuah puppy yang berada tidak jauh dari dirinya.
Sementara eric bermain dengan anjing-anjing kecil dan yeji yang sibuk memotret anaknya dan mengirimkan kepada suaminya yang sedang bekerja, si kembar sudah berkeliling pet shop guna mencari tahu hewan apa yang akan mereka adopsi.
"Kalian mau beli apa?" Rose bertanya kepada kedua jagoan nya yang nampak antusias dan berkeliling di pet shop, mencari hewan hewan yang sekiranya menarik perhatian mereka.
"Abang engga deh, ma" hyunjae menggelengkan kepalanya beringsut memeluk tubuh sang mama daro samping. Rose yang memang sedang duduk di karpet mengusap rambut putranya. "Kenapa kok ngga jadi mau pelihara? Ada kucing lucu sama anjing yang bisa main sama abang loh" rose bertanya kepada putra sulungnya, memastikan kepada putranya apakah dia akan mengadopsi hewan peliharaan atau tidak.
Lagi lagi hyunjae menggeleng. "Disini ngga ada harimau, mama. Abang mau pelihara harimau"
Dan rose hanya bisa pasrah mendengar permintaan hyunjae yang memang selalu diluar nalar. "Harus nya mama nganter kamu ke uncle yong kalau mau minta harimau, nak. Bukan kesini"
"Ya udah besok kita ke rumah uncle yong, ya, ma? Abang minta bayi harimau" hyunjae berujar kepada sang mama dengan serius. Rose menghela napas. "Iya. Habis harimau nya ke rumah, kamu dimakan sama hewan mu" sahutnya malas.
"Mama, yang juyeon mau ngga ada di sini" rose menghela napas nya lagi saat juyeon mendekat ke arahnya lagi. Apa ini? Tadi anak sulungnya meminta harimau dan sekarang anak bungsunya minta apa lagi? Banteng? Atau unta punuk dua?
"Iya? Emangnya adek mau cari apa?" Rose harap harap cemas. Semoga juyeon sedikit lebih waras dari kakaknya.
"Itu ma, apa ya namanya? Yang kaya tikus tapi bukan tikus" juyeon berujar serius kepada mamanya yang mengerutkan keningnya bingung. Tikus tapi bukan tikus?
"Coba bilang yang kaya gimana, dek, biar mama tau" juyeon nampak berpikir bagaimana cara mendeskripsikan hewan peliharaan yang ia idam idamkan.
"Yang kaya tikus. Yang kecil. Yang ada di kandang terus bisa lari muter muter di lingkaran loh ma" juyeon menjelaskan dengan susah payah dan beruntung rose mengerti apa yang anak bungsunya mau.
"Hamster?" Juyeon mengangguk semangat. "Iya, mama"
Rose menghembuskan napas lega. Untung saja anak keduanya normal. Untung saja.
***
"Mama mama, dede boleh bawa itu ke rumah?" Eric menunjuk sebuah anjing berwarna putih yang ada di sebuah kandang. Sebuah anjing dengan bulu yang lebat.
Yeji yang tadi sedang mengirim pesan kepada jeno langsung mematikan ponselnya kemudian menunduk ke arah eric yang menarik narik kemeja nya. "Mau itu, mama" pintanya sambil menunjuk anjing yang dari tadi ia inginkan.
Yeji berlutut, menyamakan tinggi badannya dengan tinggi badan sang jagoan. "Eric mau itu jadi temen eric di rumah?" Eric mengangguk antusias. "Iya, mama" jawabnya antusias.
Yeji melihat anjing putih yang menjadi kegemaran eric setelah datang di pet shop ini. Yeji tersenyum. "Eric memangnya bisa ngerawat anjing? Punya hewan peliharaan itu susah, sayang. Eric bisa kasih makan teman eric tepat waktu atau engga? Eric juga harus sering bersihin tempat dia kalau di peepee atao poopoo. Memangnya eric bisa?" Yeji bertanya kepada eric mengenai kesiapan anaknya yang ingin sekali memelihara hewan peliharaan. Eric terdiam sebentar, memikirkan apakah dia bisa atau tidak memelihara sebuah hewan peliharaan.
"Bisa mama. Dede bakal jaga teman eric. Tapi papa gimana? Kan eric belum bilang papa mau anjing" eric bertanya kepada mamanya. Yeji tersenyum. Tentu sajs dia sudah berbicara dengan jeno semalam kemungkinan eric akan meminta sebuah hewan peliharaan.
"Kalau eric bisa janji mau jaga teman eric nantinya, mama yang bakal bilang ke papa. Gimana? Pinky promise?" Yeji menunjukkan kelingkingnya.
Eric mengangguk kemudian mengulurkan kelingkingnya mengaitkan dengan kelingking sang mama. "Pinky promise"
——
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini yaa bestie❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanficapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ