keluhan pekerja kantoran

533 79 2
                                    

"HAHAHA kok bisa?" Jeno tertawa terbahak bahak mendengar curahan hati kakaknya terhadap putra kembar nya.

Jaehyun hari ini mengunjungi kantor jeno yang hanya perlu menyeberang dari kantornya kemudian langsung mengeluhkan bahwa dia tidak tidur semalaman karena harus mengerjakan tugas hyunjae padahal badannya sudah lelah setengah mampus.

Dan sekarang, dia terdampar di sofa ruangan jeno. Melempar jas nya entah kemana kemudian merebahkan tubuhnya di sofa panjang ruangan adiknya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Bahkan kalimat pertama yang keluar dari mulut jeno saat abang nya datang ke ruangannya adalah "muka lo jelek amat, bang?"

"Kenapa lo ngga minta ke gue aja? Kayanya gue masih ada buat tugas nya eric deh" jeno menutup laptop miliknya kemudian berjalan menghampiri jaehyun yang memejamkan matanya di sofa ruangannya. Jeno membuka jas nya dengan pelan kemudian meletakkan nya dengan pelan di sofa dan duduk di single sofa melihat abang nya.

"Boro-boro gue kepikiran anjing. Gue aja baru sadar kalau eric sekelas sama hyunjae waktu hyunjae berangkat sekolah" jaehyun menyahut malas. Ya bagaimana? Dia baru saja pulang pukul dua pagi dan kapasitas harian otak nya sudah full ia pakai untuk bekerja semalaman suntuk.

"HAHAHA iya sih sebenarnya itu tugas dari minggu lalu jadi kayanya si hyunjae lupa" jeno menyahut sambil tertawa yang dibalas dengusan malas oleh jaehyun. "Emang dia males aja ngerjainnya" ujarnya menyindir anak pertamanya.

Jaehyun masih salty ke anak pertamanya untuk saat ini. Bahkan sepertinya ia berniat untuk terus menyindir kelakuan anaknya seminggu kedepan.

"Terus lo minta tolong siapa?" Jeno bertanya setelah susah payah menghentikan tawanya yang terus meledak karena kesialan abangnya.

"Abang" jaehyun langsung manyun mengingat abang nya yang juga malah nyinyir kepadanya.

Jeno yang humor nya sudah amblas, lantas tertawa lagi.

"HAHAHAHA LO SALAH NANYA ANJIR. Lo tau ngga sih dia orang pertama yang ketawa kenceng liat kita susah dan gue yakin dia mgetawain lo ngeliat lo kaya gitu" jeno bahkan harus memegangi tangan sofa agar dia tidak merosot ke lantai karena tertawa.

Ya mau bagaimana ya taeyong itu harusnya ada di opsi terakhir yang harus mereka mintai tolong karena tentu saja bukannya menolong, taeyong bakal tertawa keras saat mendengar adiknya kesusahan. Dan itu sangat menyebalkan.

Seharusnya opsi pertama yang ada di pikiran abangnya itu adalah mark. Jeno yakin seratus persen kalau mark akan langsung mengambil jaketnya untuk mencarikan barang yang jaehyun butuhkan saat jaehyun meneleponnya.

Tapi kenapa harus taeyong sih? Itu opsi terburuk yang pernah ada.

Bukannya ditolong, abang sulung mereka bakal tertawa hingga keras lalu diberikan bonus nyinyiran dari mulutnya yang licin tanpa ada rem.  Dan itu benar benar buruk.

Jaehyun merengut. "Ya gimana gue aja bingung kenapa harus ada nama dia di otak gue sih anjing. Mana dia lagi di luar rumah. Udah kena nyinyir gue" ujarnya mengeluhkan respon dari abangnya.

Jeno lagi lagi tertawa sambil memegangi perutnya.

"Udah bang, gue cape banget ngetawain kesialan lo" jeno berujar sedikit terbata karena tawanya masih belum reda, bahkan ia sekarang memegangi perut nya yang mulai terasa sedikit nyeri diakibatkan banyak tertawa.

Tok tok tok

Jeno cepat cepat menghapus air mata yang ada di ujung matanya kemudian menarik napas, mencoba mengontrol tawa nya agar reda karena ada seseorang yang mengetuk pintu.

Setelah tawanya reda, jeno kemudian berujar memberi perintah "Masuk"

"Permisi pak, saya mengingatkan bapak untuk makan siang. Kira kira ada menu makanan yang bapak inginkan untuk makan siang?" Seorang wanita berpakaian formal  yang merupakan sekretaris jeno berujar kepada jeno dengan sopan. Ia kemudian tersenyum dan menundukkan kepalanya hormat melihat direktur perusahaan lain yang tengah merebahkan tubuhnya di sofa.

Jaehyum hanya tersenyum membalas sapaan dari sekretaris adiknya tanpa perlu repot-repot bangun karena tentu saja sekretaris jeno tahu kebiasaanya jika berada di kantor sang adik.

"Bang, mau makan siang sama apa?" Tanya jeno menawarkan kepada sang abang. jaehyun menoleh ke arah adiknya. "Samain aja tapi tambah nasi sama es teh manis. Gue butuh asupan gula tambahan" jaehyun menyahut sambil memejamkan matanya. Ia ingin tidur sebentar saja sebelum kembali bekerja.

"Yaudah saya pesan sop iga yang biasanya aja dua porsi sama nasinya empat terus es teh manis nya satu. Kalau saya ngga usah, saya ada air mineral" jeno berujar kepada sekretaris nya untuk makan siang mereka. Sekretaris nya mengangguk mengerti kemudian mengetik sesuatu di ponsel nya. Sebuah pesanan online di tengah waktu makan siang yang tentu saja padat.

"Pak, maaf. Untuk restoran yang biasanya kayanya agak sedikit lama karena jalanan ke arah sini lagi ditutup. Jadi harus mutar jalan. Gimana?" Jeno mengerutkan keningnya. Tumben amat ada jalanan ditutup jam segini? Perbaikan jalan? Memangnya perbaikkan jalan siang siang begini? Kan biasanya malam hari.

"Tumben? Perbaikan jalan? Biasanya kan malem" ujar jeno menyuarakan rasa penasarannya. Sang sekretaris menggelengkan kepalanya. "Bukan, pak. Ada pembunuhan"

"Pembunuhan? Kamu yakin?" Jeno berujar terkejut. Sekretarisnya mengotak atik handphone nya kemudian menunjukkan sebuah web portal berita yang menunjukkan berita terkini mengenai pembunuhan enam orang yang baru saja terjadi.

"Ini kena pisau?" Jeno bertanya tidak yakin karena lukanya tidak terlalu besar untuk ukuran pisau. Mungkin pisau lipat kecil bisa menghasilkan luka seperti ini tapi ia tidak yakin, lukannya terlalu rapi seolah seorang  profesional yang melakukannya.

"Menurut keterangan yang ada di portal ini lukanya seperti tusukan dari gunting kuku, pak. Bagian yang tajam nya. Tapi kepolisian sedang melakukan penyelidikan lanjutan" jeno hanya menganggukan kepalanya, memasang wajah datar miliknya agar tidak menimbulkan kecurigaan dari sekretarisnya.

"Ya udah ngga papa dari resto itu aja" putus jeno memutuskan. Sekretarisnya menganggukan kepalanya. "Baik pak, saya kembali ke meja saya" jeno hanya menganggukan kepalanya saat sekretarisnya berpamitan.

Jeno kemudian menatap ke arah abangnya yang masih ada di posisinya. Memejamkan matanya dengan lengan yang menutupi dahi nya.

"Bang" jaehyun lantas membuka matanya saat jeno memanggilnya. Diturunkannya lengannya dari kepala kemudian menyahut "gue denger semuanya" ujarnya sambil bangkit dan duduk walau kemejanya sudah mulai kusut.

"Dia semalam pergi keluar kan? Jangan bilang kalau dia yang ngelakuin ini?" Jeno bertanya lirih. Jaehyun hanya tersenyum mengangkat ujung bibir kanannya.

"Ya siapa lagi yang bisa ngebunuh orang pakai benda yang ngga kita duga? Waktu itu yang pakai garpu taman juga dia kan bukan bang yut?" Jaehyun menyahut santai seolah itu bukan hal biasa. Soohyuk ada di sini biar nanti dia mengontak bos nya untuk mengonfirmasi kebenaran opininya dan ia akan melakukan pembersihan setelah ini.

Jaehyun melirik ponsel nya menunjukkan id dari jungwoo. Ia mendengus keras saat tahu sebentar lagi ia harus kembali bekerja. Duduk seharian di ruangannya berhadapan dengan laptop nya.

"Kenapa sih kita harus kerja kaya gini? Kan cape punggung gue duduk belasan jam di kursi" jaehyun mengeluh sambil memakai sepatunya.

Jeno mengangguk setuju mendengar keluhan abang nya. Dia juga sering mengeluhkan punggung dan pantat nya yang sering sakit karena harus duduk seharian penuh di depan laptop miliknya. "Seharusnya gue jadi dokter aja kaya bang mark biar ngga pegel duduk kaya gini"

Jaehyun menganggukan kepalanya. "Enak ya jadi mark?"

————

Jangan lupa tinggalkan jejak di part ini ya bestie because it helps me buat semangat nulisnya.

Thank you yang mau mampir❤

KINGDOM [The beginning] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang