night shift

517 67 5
                                    

"Kalau gue ketemu orang yang nyuruh mereka nembak lo, lo mau apain dia?" Taeyong yang sedang meminum yogurt miliknya di kamar younghoon bertanya kepada mark melalui sambungan telepon.

Di kamar younghoon sudah ada younghoon yang tertidur lelap dengan seulgi yang tertidur nyenyak di sampingnya karena kelelahan bekerja seharian.

"Gue mau balas dendam. Bisa bisanya dia jadiin anak gue target" mark menjawab penuh emosi. Taeyong hanya menganggukan kepalanya sambil menyeruput yogurt miliknya.

"But, you can't kill people, right?" Taeyong menjawab santai sambil melempar botol yogurt nya ke tempat sampah yang berada tidak jauh dari tempat nya duduk.

Terdengar lengang sejenak.

"You're right"

"I see. Ya udah gue tutup teleponnya. Mau ketemu seseorang"  ujar taeyong.

"Titip salam if you meet them'"

Taeyong tersenyum sekilas sebelum mematikan sambungan teleponnya. "Sure, brother. Sure"

Taeyong kemudian berjalan kembali ke kamar nya yang berada di ujung rumah. Sebuah kamar khusus tempat dia bekerja yang disertai ranjang sebagai tempat tidur.

Taeyong mengambil sebuah hoodie berwarna hitam di tumpukan lemari yang sudah ia laundry. Tentu saja ia yang mengerjaksn pekerjaan rumah semua nya sendirian ya kadang kadang younghoon bantu sih walau kadang bersin bersin waktu nyapu.

Ya istrinya kan sudah sibuk kerja di luar dan taeyong cukup sadar diri kok kalau misalnya disini dia yang punya waktu lengang dan akhirnya dia  yang melakukan pekerjaan rumah.

Ya selain karena dia tidak tahan dengan debu sih.

Setelah mengambil hoodie miliknya, taeyong kemudian mengambil sarung tangan lateks, korek api, dan tak lupa ia membuka lemari khusus yang ia letakkan di sudut ruangan yang tertutup.

Tangannya beranjak mengambil sebuah palu yang berada disana kemudian membawanya keluar dari kamar.

Ia menaikkan hoodie hingga menutup kepalanya kemudian berjalan menyusuri jalanan yang sudah gelap gulita dengan hanya seorang diri sementara tangan yang membawa palu ia masukkan ke dalam saku hoodie guna menghindari tatapan orang orang yang bisa saja lewat tengah malam.

Butuh waktu kurang lebih lima belas menit dari rumah taeyong dengan berjalan kaki yang untungnya malam hari ini sepi karena suhu udara yang cukup dingin dan beberapa kali petir menyambar sehingga beberapa kali cahaya kilatnya menyinari taeyong yang berjalan dalam gelap.

Apalagi mengingat taeyong sedang membawa salah satu senjata kesayangannya.

Kemarin dia mencoba dengan garpu taman seperti yuta tidak menarik. Lebih menarik dengan palu atau gergaji saja.

Well, itu bisa menambah waktu sekarat mereka sehingga taeyong bisa menyaksikan mereka mati secara perlahan.

Taeyong tersenyum saat hujan perlahan mulai turun saat dia berada di sebuah rumah tanpa pagar satu lantai yang gelap gulita tepat disaat hujan mulai turun.

Ia kemudian mengeluarkan sarung tangan lateks yang ia sengaja bawa kemudian memakainya sambil berjalan ke arah pintu masuk dengan langkah yang tenang diselingi rintik hujan yang turun semakin deras.

Taeyong menekan bel rumah yang beruntungnya cukul jauh dari pemukiman penduduk sehingga memudahkan dirinya untuk beraksi.

"Siapa?" Suara mengantuk seorang pria berujar dari dalam rumah. Taeyong berdehem menormalkan suaranya. "Saya tersesat dan ingin meneduh sebentar. Boleh saya tanya alamat dengan anda?" Ujarnya dengan nada suara yang teramat normal layaknya orang yang benar benar tersesat dan mencari alamat.

KINGDOM [The beginning] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang