"semua file nya udah gue kasih ke lo, ya, bang. udah diselesain tujuh puluh persen sama si abang. kita tugasnya cuma nutupin dari media biar abang ngga ketahuan aksinyaaa" jeno yang baru saja kembali dari kantor pusat berujar kepada jaehyun melalui sambungan telepon.
karena dia pulang secara tiba tiba, dia tidak tau kalau anaknya sedang les renang bersama sang mama, alhasil dia sekarang sendirian di rumah. merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah dengan tangan yang mengelus momo yang duduk tenang di karpet.
samoyed itu nampak tenang saat tangan jeno mengelus elus tangannya.
"oke gue tinggal bikin kedok aja. gue tutup ya, ada rapat" jeno berdehem kemudian menganggukan kepalanya walau tentu saja jaehyun tidak bisa melihat anggukan kepalanya.
ia melihat ke arah jam dinding, masih jam sembilan pagi hari dan dia sudah mengantuk saja, jadi dia memutuskan untuk kembali terlelap saja sambil menunggu anak dan istrinya kembali.
belum sepuluh menit ia tertidur, rupanya tidurnya terganggu dengan suara yang tidak asing di telingannya. ia mendengus kesal saat melihat kakaknya berdiri di pintu dengan hoodie hijau army dengan celana pendek di atas lutut, ditangannya ada sebuah cone es krim rasa strawberry.
"ngapain lo dateng tiba-tiba begitu?" jeno mendengus saat dengan tanpa dosanya taeyong berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan santai duduk di sofa yang berhadapan dengan dirinya.
"ngga ada kegiatan, gabut di rumah. younghoon lagi dibawa seulgi pergi. ya udah gue nyari orang yang bisa di gangguin" ujarnnya tanpa dosa. jeno mendengus dan akhirnya bangkit dari tempat duduknya saat teringat sesuatu.
"nah gue ada kerjaan buat lo biar ngga gabut" taeyong mengangkat alisnya dan berdecih. "lo mau nyuruh abang lo?"
jeno menganggukan kepalanya. "iya. buruan abisin es krimnya. habis itu bantuin gue renov kamar anak gue, bantuin ngecat kamar eric" taeyong mendengus kemudian bangkit. "tau gitu gue ngga kesini" ujarnya sambil berjalan meninggalkan jeno. jeno tentu saja tidak kalah cepat menahan agar taeyong tidak pergi. "eits ngga bisa pergi, buruan lepas hoodie lo. ayo kita ngecat kamar eric"
akhirnya, setelah memindahkan barang barang lama kamar eric ke garasi, jeno dan taeyong yang masih manyun karena dipaksa untuk mengecat kamar akhirnya dengan berberat hati melepas hoodie nya sehingga saat ini dia hanya memakai kaos polos berwarna putih dan celana pendek kotak kotak.
kalau kata jeno sudah mirip koko koko surabaya walau tampang tidak mendukung.
"ini yakin di full putih?" taeyong berujar saat melihat satu ember besar cat warna putih yang sudah dibeli oleh jeno beberapa saat lalu. jeno menganggukan kepalanya. "mau digambar gambar sama dia. oh iya, tolong bikinin mural ya di kamar anak gue. lo kan pinter gambar"
"dibayar berapa gue suruh ngecat kamar anak lo? minta bikinin mural pula" taeyong bernegosiasi, di dunia ini tidak ada yang gratis, anak muda.
"duit lo udah banyak masih aja jadi kapitalis lo" jeno berujar sambil membuka ember cat.
"ya kalau gue ngga kapitalis duit gue ngga banyak, tolol" taeyong berujar sambil memiilih kuas.
"ini full putih?" taeyong bertanya lagi setelah menemukan kuas yang cocok di tangannya. jeno mengangguk. "tutup semua putih, bang. ntar ditimpa sama mural buatan lo di tiga sisi sementara satunya biarin kosong, biar dia corat coret sendiri" taeyong menganggukan kepalanya, membiarkan kakak sulungnya mulai mengusap kuas ke seluruh bagian kamar, menutup warna biru muda dengan tempelan cars yang baru saja dicopot.
"bini gue balik, tadi udah pesen makanan buat lo. entar gue bawain" jeno beranjak meninggalkan taeyong yang sedang mengerjakan pekerjaannya untuk mengecat kamar eric.
"loh kamu udah pulang? itu siapa yang ngeluarin barang barang?" yeji yang baru bertanya kepada jeno yang turun dengan kaus tanpa lengan hingga menunjukkan bisep nya yang bagus sempurna. "sama abang di dalem. eric mana?"
yeji menunjuk eric yang sedang duduk memakan makan siangnya.
"siapin makan sekalian buat abang ya, lagi banyak pikiran dia" jeno tentu saja paham dengan tingkah abangnya yang tidak biasanya datang berkunjung.
"tapi ngga papa dia ngecat gitu?" jeno mengambil strawberry milkshake untuk sang abang dan satu slice cake sebagai camilan bagi abangnya.
"ngga papa, dia kan emang kuli"
***
"kamu disini dulu ya, nunggu sebentar sambil makan. mama ada tamu yang harus diobrolin di dalem. sebentar kok, ngga lama" younghoon menganggukan kepalanya setuju dengan sang mama. Ia sekarang berada di pengadilan tempat mamanya bekerja, duduk di ruang tunggu dengan burger dan susu coklat sementara mamanya masuk ke dalam ruangan.
"maaf bu seulgi menganggu waktu libur ibu" seulgi hanya tersenyum sopan saat seorang dari pemerintahan yang cukup terkenal, seorang pria paruh baya dengan setelan jas mewah yang sekarang tengah duduk di depan seulgi.
"ah tidak apa apa, seharusnya saya yang sungkan karena bapak harus meluangkan waktu berharga bapak" ujar seulgi basa basi. pria dihadapannya tertawa kemudian mengibaskan tangannya.
"ah jadi begini saya ingin bertanya perihal pencalonan ibu untuk naik menjadi jaksa agung" pria dihadapan seulgi langsung berbasa basi tentang pencalonan seulgi sebentar lagi, karir wanita beranak satu ini begitu cemerlang selama dia menjabat sebagai jaksa. Seulgi terkenal pekerja keras dan tanpa ampun, membuat prestasinya selalu bersih tanpa cela.
seulgi menjadi kandidat pertama dan kandidat terkuat untuk pencalonan jaksa agung.
"ah iya, bagaimana ya pak? apakah persyaratan yang diajukan oleh saya kurang atau ada pihak yang tidak setuju dengan saya untuk maju?" seulgi bertanya karena ditakutkan ada kekurangan dari persyaratan yang dia butuhkan.
pria dihadapannya menggelengkan kepalanya kemudian mengeluarkan kertas yang terbalut map coklat dengan rapi di hadapan seulgi.
seulgi membukanya kemudian melihat isi map yang dimaksud.
"ibu tahu kalau beberapa waktu lalu rapat dewan diserang oleh beberapa orang dengan pakaian hitam hitam lengkap dengan penutup wajah? Mereka mengambil beberapa dokumen berharga dan salah satu diantara mereka melakukan pembunuhan berkali kali, salah satunya pembunuhan di apartemen yang sampai saat ini sedang dikejar oleh polisi. Pelaku yang mengacungkan jari tengah ke cctv merupakan pelaku yang sama dengan kasus penyusupan anggota dewan beberapa waktu lalu" seulgi masih diam, membaca file dihadapannya dengan teliti.
"Namanya frederico. Dia berkali kali lolos ketika dikejar dan sekarang dia menjadi buronan kepolisian. Saya harap ibu bisa menangkap frederico dan menangani kasus ini" pria dihadapan seulgi memajukan badannya ke arah seulgi kemudian berbisik
"jika ibu berhasil menangkap frederio, ibu langsung dapat posisi di kejaksaan agung. saya berharap banyak dengan ibu seulgi"seulgi hanya bisa diam, tangannya terkepal di bawah kertas file. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
——
nah loh
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [The beginning]
Fanfictionapakah ketika mereka mendapatkan kata 'normal' adalah sebuah akhir atau merupakan sebuah awal dari semuanya? Sequel of REGNO, read REGNO first before you read this story NCT ft TBZ, ATEEZ