WONDERLAND
Warning : BL, Typo, cerita pasaran
Drama, Romance, Fantasy, Mpreg
Halo saya kembali, awas kesandung typo. Terima kasih untuk VoMent di chapter sebelumnya, jangan lupa tinggalkan jejak VoMent di chapter ini. Semoga akun ini semakin maju ke depannya. Selamat membaca. Semoga terhibur. Sampai jumpa segera.
Previous
Jongin mematahkan stik es krim di tangan kirinya.
"Aku bahkan merasa tidak pantas untuk dicintai, aku orang paling buruk yang pernah dikenal oleh teman-temanku dan orang-orang terdekatku."
"Seringkali kau ingin menyerah kepada hidup tapi kau masih memiliki sedikit harapan mungkin semuanya menjadi lebih baik besok." Balas Sehun pelan. "Aku sering mengalaminya. Di Langit seperti yang ibuku ceritakan tidak ada perasaan rumit manusia, di sana hanya ada kebahagiaan. Hanya itu. Manusia adalah makhluk yang begitu rumit dan kami yang memilih tinggal bersama kalian, pelan-pelan mendapatkan semua emosi kalian."
"Maaf." Ucap Jongin pelan. "Maaf karena manusia menjadi beban untuk kalian."
Sehun mendekati Jongin kemudian memeluk Jongin erat. "Kau pantas untuk dicintai, jangan merasa kau penuh dengan keburukan. Aku mencintaimu. Mungkin aku tidak bisa membuatmu selalu bahagia, aku juga tidak mungkin menghapus seluruh luka di hatimu yang kau dapatkan selama ini. Tapi aku berharap kau bersedia mengandalkan aku. Saat kau sedih atau lelah dengan kehidupan ini, kau bisa bersandar kepadaku. Sampai kau merasa kuat untuk berjalan kembali."
"Jangan mengatakan hal terlalu baik seperti itu, aku takut ini hanya mimpi."
"Ini bukan mimpi." Balas Sehun pelan. "Bukan mimpi."
Jongin ingin tersenyum namun dia masih merasa takut ini tidak nyata, bahkan saat Sehun memberinya ciuman lembut di permukaan bibirnya. Apa pada akhirnya dia menemukan seseorang yang bersedia menerima seluruh kekurangannya? Seseorang yang bersedia menopangnya saat lemah?
DUA PULUH
Sehun dan Jongin kembali ke rumah tanpa membawa es krim yang sudah habis dalam perjalanan, pada akhirnya Sehun yang tidak suka dengan es krim rasa buah membiarkan Jongin memakan es krimnya juga sampai habis. Irene melihat kedatangan keduanya sambil memasang ekspresi waspada. Melihat kedua mata Jongin yang sembab dan ujung hidungnya yang memerah membuat Irene langsung melontarkan pertanyaan cemas.
"Jongin kau menangis?!"
"Iya." Jongin menjawab dengan jujur.
Irene langsung melotot tidak percaya. "Sehun apa yang kau lakukan?!"
"Bukan aku yang membuat Jongin menangis." Sehun langsung menjawab, mempersiapkan pembelaan diri terbaik.
"Benarkah itu? Jongin?"
"Karena Sehun aku menangis, ucapannya membuatku sedih."
"Oh Sehun!" Geram Irene.
"Tolong perjelas lagi, Jongin. Jelaskan ucapanmu jangan sampai menimbulkan kesalahpahaman!" Panik Sehun.
"Ah, baiklah. Kami membahas tentang sebut saja dengan masa lalu. Ya, masa lalu dan aku terharu karena kenangan masa lalu." Jongin berharap penjelasannya bisa diterima karena dia tidak tahu harus menjelaskan seperti apa lagi, jika masih ditanya-tanya.
"Haaah...," Irene membuang nafas lega. "Baiklah, aku percaya. Mark sudah tidur." Ucap Irene sebelum melangkah pergi menuju perpustakaan.
Jongin celingukan mencari keberadaan Eunwoo, dia bahkan tidak memperhatikan panggilan dari Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERLAND (END)
FanfictionJongin yang sedang mengunjungi kota kelahirannya, berkunjung ke rumah orangtuanya, dikejutkan dengan kehamilan misterius yang menimpa dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi?