WONDERLAND
Warning : BL, Typo, cerita pasaran
Drama, Romance, Fantasy, Mpreg
Halo am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk VoMent kalian di chapter sebelumnya, jangan lupa tinggalkan jejak. Selamat membaca, semoga terhibur. Sampai jumpa segera.
Previous
"Hmm, kau tidak berdusta. Kau juga tidak berdusta saat mengatakan kepada orangtuamu bahwa kau tidak memiliki kekasih, bahwa kau tidak pernah tidur dengan siapapun, bahwa kau juga kebingungan atas kehamilan misterius ini."
"Apa yang terjadi?"
"Kau tidak sedang mengandung anak manusia. Bukan sepenuhnya anak manusia."
Jongin merasa jantungnya seolah berhenti berdetak. "Apa aku akan mati?" Jongin bertanya sangat pelan.
Nenek Byulhe tertawa kemudian membuka kedua mata beliau. "Tidak, kau tidak akan mati. Kau akan baik-baik saja."
DUA
"Kalian berdua duduklah, Soohyun kau bisa merangkai buket bunga yang istrimu inginkan." Ucap Bulhye. "Aku akan menyeduh teh untukmu." Sambung Byulhe.
"Tunggu...,"
"Nanti kita bicara lagi." Balas Byulhe menenangkan Jongin yang sudah tidak sabar.
Jongin menggigiti pelan bibir bawahnya memandang ke luar jendela dengan tidak sabar, mengecek ponselnya, dia ingin mengechat teman-temannya namun tentu saja dia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Ada banyak pertanyaan di dalam kepalanya dan membuat kepalanya terasa penuh. Jongin menahan diri untuk tidak berlari menyusul Nenek Byulhe dan bertanya banyak hal.
"Ayah, ayo pergi dari sini." Seulgi meminta suaminya menyudahi pertemuan yang mulai membuatnya merasa takut.
"Bersabarlah sebentar demi Jongin." Balas Soohyun.
Byulhe kembali dengan nampan berisi empat cangkir teh. Meletakannya di atas konter kasir, mempersilakan Tuan dan Nyonya Kim untuk minum kemudian dia mengambil dua cangkir sisanya dan meletakan di hadapan Jongin.
"Minumlah."
Jongin mengamati cangkir berwarna hijau di hadapannya, uap panas mengepul dari permukaan air teh berwarna keemasan. Jongin mencium aroma teh yang wangi.
"Silakan." Ucap Byulhe kepada Jongin.
Dengan ragu Jongin meraih cangkir tehnya, meminum perlahan karena panas, takut bibir dan tenggorokannya terbakar. Byulhe menunggu dengan sabar. Dua kali sesapan teh, Jongin berhenti dan menatap Byulhe.
"Apa harus dihabiskan?"
"Tidak perlu, tapi jika kau ingin menghabiskannya silakan." Jawab Byulhe kemudian tersenyum ramah.
Rasa tehnya biasa, seperti teh yang biasa diseduh di rumah, teh kemasan yang dibeli ibunya di toko. Dua kali sesapan sudah cukup, Jongin terlalu cemas dan gugup untuk meminum lebih banyak teh, Jongin menaruh cangkir ke atas tatakan kemudian mengangguk pelan sebagai tanda dia sudah selesai. Byulhe tersenyum kemudian menarik cangkir teh dari hadapan Jongin, memandangi permukaan cairan teh dengan seksama.
"Di dunia ini ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan, sesuatu yang dianggap dongeng, mitos, dan sebagainya. Ternyata memang semua ada. Hanya saja tersembunyi. Aku dan nenekmu dulu berteman baik, kau pasti sudah pernah membaca tulisan nenekmu yang menjadi rujukan banyak cerita fantasi di negeri ini."
Jongin mengangguk pelan. "Wonderland."
"Ya." Balas Byulhe. "Apa yang kau lakukan selama kau berada di Ibu Kota? Aku ingin kau jujur mengatakannya, tempat yang kau kunjungi, aku tidak menghakimimu, aku mencoba menolongmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERLAND (END)
FanfictionJongin yang sedang mengunjungi kota kelahirannya, berkunjung ke rumah orangtuanya, dikejutkan dengan kehamilan misterius yang menimpa dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi?