42

2.1K 268 97
                                    

WONDERLAND

Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy, Mpreg

Halo am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk VoMent di chapter sebelumnya. Jangan lupa tinggalkan VoMent di chapter ini. Selamat membaca, semoga terhibur, semoga akun ini semakin berkembang dengan baik ke depannya, sampai jumpa segera.

Previous

Menangis kencang, Jongin bergegas menggendong Jeno dan menenangkannya. Jeno sekarang berusia dua bulan dan Mark lima bulan. Jeno sudah mulai merangkak, Mark sudah bisa berjalan dengan lancar dan sudah lumayan cerewet saat berbicara. Perkembangan Jeno sudah mirip bayi tujuh bulan sedikit lebih lambat dibanding Mark namun tetap sangat cepat jika dibandingkan pertumbuhan bayi manusia biasa. Sementara Mark sudah berkembang setara balita dua tahun.

"Huwaaa..." Jeno masih menangis.

Eunwoo menertawai Jeno dengan bahagia.

"Hus, nti ayi angis. Eno cep cep." Mark mencoba menenangkan Jeno.

"Mark, adikmu menangis karena tahta sebagai yang termuda sudah direbut oleh Winter." Kekeh Eunwoo.

Semua orang menatap Eunwoo terkejut.

"Serius kau menamai putrimu Winter?" Jongin langsung bertanya tanpa menunggu lagi.

"Iya, aku serius." Jawab Eunwoo penuh percaya diri. "Bagaimana menurutmu?"

"Bagus." Jawab Jongin kemudian tersenyum tulus.

"Kita lihat berapa lama tahta Winter bertahan." Ucap Sehun kemudian menatap Eunwoo sinis.

"Kalian sudah merencanakan anak ketiga kalian?!" Irene terkejut sekaligus antusias.

"Iya."

"Belum."

Sehun dan Jongin memberi jawaban berbeda dalam waktu yang nyaris bersamaan.

"Setelah pembangunan rumah beres maka anggota keluarga kami juga akan bertambah." Ucap Sehun penuh percaya diri.

"Jangan memutuskan sendiri." Keluh Jongin nyaris menangis.

EMPAT PULUH DUA

Setelah liburan berakhir maka terbitlah kehidupan nyata menyambut dengan senyum secerah matahari musim panas, asalkan cuaca tidak sedang mendung. Hari pertama di rumah dimulai dengan drama potong rambut Mark.

"Mark ayo potong rambut." Ucap Sehun membujuk Mark yang bersembunyi di salah satu sudut ruang tamu di belakang sofa.

"Maki tuka lambut Maki, dangan ditotong Papa." Rengek Mark.

"Poninya sudah nyaris menutupi mata. Nanti sakit kalau masuk ke mata, ayo dipotong sedikit saja pasti tambah keren nanti." Bujuk Sehun.

Jongin melihat semua adegan itu dengan tidak sabar, kenapa membujuknya lama sekali? Sudah angkat saja, paksa duduk, pegang erat-erat, langsung potong rambutnya. Menangis sedikit tidak masalah. Ini terlalu lama! Jongin gemas sendiri.

"Pegangi dia." Perintah Jongin kepada Sehun.

Sehun mengangguk setuju dan mendekap tubuh Mark. Mark tidak bisa bergerak di dalam dekapan kuat Papa. Mark menatap takut Daddy yang mendekat dengan gunting rambut.

"Uuuuh! Dangan Dad. Maki mohown. AAAA! TAKIIIT!!!"

Mark menangis dan meraung, Jongin hanya menatap lelah.

"Menggunting rambut saja belum. Apanya yang sakit?"

"Tapi, tapi, lasanya cudah takit loh Dad. Lambut Maki takit. Awww!"

WONDERLAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang