📚 Alya
Hari libur sudah tiba.
Dan ini saatnya kembali pulang untuk bertemu dengan orang-orang tercinta.
Waktu menungguku kali ini terasa tak seberapa. Apalagi saat kini pendengaranku masih saja diberi petuah tak ada henti dari kakak laki-laki paling posesif dan tengilnya bisa sangat luar biasa.
"Adek denger Mamas nggak?"
Aku langsung tertawa.
Gemas sekali saat mendengar Mas Agam sudah mengeluarkan seruannya.
"Iya, Mas. Adek denger."
"Ya dijawab dong."
"Ini Adek udah jawab."
"Ya sekarang. Tadi, diem aja."
"Maaf."
"Nggak ikhlas gitu ih bilangnya."
Aku langsung mengulum bibirku. Menahan suara tawaku. Sebab paham betul permintaan maaf seperti apa yang ingin Mas Agam dengar dariku.
"Maafin Adek ya, Mamas."
"Hm."
"Sekarang giliran Mamas yang nggak ikhlas kaya gitu. Ngambekan ih."
"Iya, Adek sayang. Jangan nakal lagi."
"Siap, Komandan!"
"Udah panggil Komandan, berarti nggak boleh ada pelanggaran. Adek harus nurut. Atau nanti Mas tembak."
"Aduh. Takut. Ngeri banget ih ancamannya."
"Iya. Jadi jangan lupa pesan Mamas ya. Nanti, di pesawat, kalau ada orang asing, terus mulai tanya-tanya detail sama Adek, diem aja. Nggak usah jawab apa-apa. Soalnya sekarang banyak modus penipuan sok akrab kaya gitu. Terus, nanti, kalau udah landing, ada anggotanya Mas Agam yang bakal jemput Adek. Dan Adek tenang aja, karena ada cewek juga yang jemput, nggak cuma cowok aja. Kalau nanti anggota Mamas ada yang usil sama Adek, langsung Adek laporin aja sama Mas. Biar nanti Mamas yang kasih hukuman. Ingat. Anggotanya Mas yang jemput Adek, yang fotonya Mamas kirim. Kalau ada orang lain yang ngaku-ngaku mau jemput Adek, jangan mau ikut mereka. Nanti, Adek diantar ke markas, soalnya habis ini, Mas masih ada tugas penting. Bapak Ibu lagi ada acara, jadi di rumah juga kosong, nggak ada siapa-siapa. Jadi Adek nurut aja. Jangan mau main ke mana-mana. Pulang ke rumah, Adek sama Mas. Terus ..."
Sudah sangat paham kalau nasihat dari Mas Agam betul-betul bisa panjang sekali, akhirnya aku langsung menghentikannya saat ini.
"Iya, Mamas. Adek nggak akan lupa. Nggak akan teledor. Dan nggak akan gampang ikut sama orang yang nggak Adek kenal. Jadi Mamas tenang aja. Adek belum pikun. Oke? Adek masih ingat. Beneran."
Mas Agam langsung mendengus sengit sekali.
"Adek kalau Mamas yang lagi bilangin suka banget gitu ih. Awas aja. Nanti Mamas laporin biar Mas Andri yang jewer Adek. Biar Adek kapok dan nggak usil lagi."
"Berarti nanti, Adek mau bilang sama Bapak. Biar Bapak yang gantian jewer Mamas."
"Ya nggak adil dong kalau kaya gitu."
"Ya adil dong, Mas. Biar impas."
"Nggak impas lah. Soalnya kalau Bapak yang kasih hukuman sama Mamas, nanti nggak cukup cuma sama jewer aja. Tapi pasti ditambah sama push up dan yel-yel juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Di Udara ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Memang benar ya, jatuh cinta itu bi...