25. Ulat Bulu

2.4K 282 80
                                    

📚 Alya

Baru keluar dari ruang kerjaku, kerumunan anak-anak di taman sangat berhasil untuk langsung merebut perhatianku.

Apalagi dengan suara ribut juga tangis yang masuk ke dalam pendengaranku. Maka keadaan mengejutkan ini sungguhan sangat berhasil untuk membuatku jadi langsung mempercepat langkah kakiku.

"Anak-anak, sedang apa di sini?"

Dan saat kedua mataku mengetahui siapa anak yang sedang menangis dengan begitu pilu, hatiku langsung tersentak hebat karena itu.

"Shilla. Shilla kenapa?"

Menundukan diriku. Aku sungguhan sedang sangat khawatir melihat Arshilla yang masih saja menangis dan menunjukan ekspresi begitu sendu.

"Shilla nangis terus, Bu Guru. Katanya, tangan Shilla gatel-gatel semua. Perih banget."

Mendapat penjelasan singkat dari Tita, teman dekat yang paling sering kulihat bersama Arshilla, pandangan mataku langsung meneliti keadaan Arshilla yang masih saja mengeluarkan air matanya.

"Tangan Shilla gatel-gatel?"

"Iya," jawab Arshilla dengan suaranya yang begitu terbata.

Ya ampun.

Akhirnya Arshilla mau menjawab pertanyaanku.

Tapi kenapa harus dalam keadaan genting seperti ini?

Mau bahagia. Jadi tak bisa rasanya.

"Mananya yang gatel?" kembali aku yang bertanya.

"Tangannya. Rasanya, gatel banget. Semuanya, dari ujung sampai ujung. Dua-duanya. Sampai atas. Dalam juga. Perih semuanya. Kaya ada yang gerak-gerak gitu di tangan aku."

"Tante Alya lihat tangannya Shilla dulu ya. Boleh?"

Setelah mendapat anggukan kepala dari Arshilla, kedua tanganku segera bergerak cepat untuk meneliti dan mencari tahu apa penyebab kesakitan yang sedang dirasakan oleh Arshilla.

Dan saat melihat banyaknya bentol dan ruam kemerahan di kedua bagian tangan Arshilla, aku sungguhan langsung terkejut dan pandangan mataku seketika jadi membola karenanya.

"Tanganku gatel banget. Udah digaruk, tapi gatelnya nggak mau hilang. Sekarang, malah jadi perih banget rasanya."

Mendengar tangisan Arshilla yang semakin menjadi, hatiku jelas jadi khawatir sekali.

Yang karena aku sungguhan sangat takut dengan keadaan pedih yang sedang Arshilla rasakan di hadapanku, dengan memberanikan diri aku langsung merengkuh Arshilla untuk masuk ke dalam gendonganku.

"Kita ke UKS sekarang ya. Biar Shilla bisa cepat diobati."

Mempercepat langkah kedua kakiku, aku sungguhan jadi langsung berlari saat merasakan bagaimana derasnya air mata yang sedang Arshilla jatuhkan di bahuku.

"Ya Allah, jaga Shilla. Semoga Shilla baik-baik saja."

*****

"Terimakasih, dok."

"Sama-sama, Bu Alya. InsyaAllah, setelah ini, Shilla akan baik-baik saja. Kalau sudah minum obat, nanti rasa gatalnya bisa mereda. Yang penting, usahakan jangan sampai digaruk lagi ya. Supaya rasa gatalnya tak semakin menjadi."

Menganggukan kepalaku, aku benar-benar memperhatikan dengan sangat seksama segala instruksi yang dokter sampaikan padaku.

Terutama, karena ini berkaitan dengan keadaan Arshilla. Jadi aku sungguhan tak mau melewatkan segala informasi tentangnya. Apa pun itu bentuknya.

Jatuh Cinta Di Udara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang