45. Antar Benua

2K 235 37
                                    

📚 Alya

Sedang memijit bagian pelipisku, tubuhku langsung tersentak saat mendengar dering lumayan kencang dari ponselku.

Segera meraih ponselku yang ada di atas meja, aku baru sadar kalau memang belum menurunkan volume suaranya. Jadi wajar saja jika suara dering ponselku saat ini nyaring sekali sampai membuatku langsung terkejut karenanya.

Membaca nama manis yang saat ini sedang menghubungiku, aku jelas langsung tersenyum dan memperbaiki ekspresi wajahku. Karena aku jelas tak mau jika suami baik akan jadi mengkhawatirkan keadaanku.

"Assalamu'alaikum. Halo, Mas."

"Wa'alaikumsalam. Halo, sayang. Si manis lagi apa nih?"

Dasar.

Sepertinya, Mas Diaz memang sedang sengaja sekali ingin membuatku jadi semakin merindukannya.

"Udah tahu lagi jauhan, kenapa udah buat kangen? Hm? Sengaja banget ya?"

Di seberang sana, Mas Diaz langsung menunjukan senyum cerahnya.

"Memang sengaja. Biar dikangenin terus sama istri."

Ya ampun.

Memang sepertinya, aku sedang sangat merindukan suamiku tercinta.

Sebab keadaanku yang sebelumnya sedang lesu sekali, seakan tak ada tenaga sampai membuatku jadi terus meringkuk sejak pagi, kini perlahan mulai mereda karena melihat senyum penuh kasih yang Mas Diaz tunjukan dengan sepenuh hati.

Bahagianya.

Memang ya, bahagianya seorang istri itu ketika bisa bertemu tatap dengan suami yang sangat dikasihinya.

Seperti aku yang rasanya memang sedang sangat membutuhkan keberadaan Mas Diaz supaya kondisiku bisa segera pulih kembali seperti biasanya.

"Padahal, tanpa digoda, aku juga udah jelas kangen banget sama Mas."

"Aduh. Sekarang, udah ada yang mau langsung ngomong jujur nih."

Dengusanku jelas langsung mengudara. Yang meski tak kentara, tapi pasti Mas Diaz bisa segera menyadarinya.

"Iya. Mau langsung jawab jujur aja. Biar suami baiknya nggak makin bikin rindu."

"Wah. Kalau yang manis makin gemesin kaya gini, beneran buat Mas jadi pengin langsung ngebut sekarang juga."

Aku jadi tertawa. Bahagia sekali rasanya saat kini layar ponselku sudah dipenuhi wajah tampan suamiku dan senyum cerahnya.

"Gayanya. Mentang-mentang udah senior, jadi mau bergaya ya di udara."

"Iya dong. Biar bisa cepet ketemu sama istri. Jadi obat kangennya bisa langsung dikasih."

"Gaya banget ih. Beneran. Padahal lagi jauh, tapi sok banget kaya lagi dekat."

Dan apa ini?

Kenapa Mas Diaz malah mengirimkan flying kiss darinya untukku?

Dasar genit.

Tapi beneran bikin kangen!

Ah long distance marriage memang sering sekali jadi mengirimkan virus malarindu.

"Nggak jauh kok, sayang. Tinggal beberapa negara lagi, Mas udah bisa peluk istri."

"Maksudnya?"

Jatuh Cinta Di Udara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang