✈ Ardiaz
"Ini rumah siapa, Pa?"
"Rumah Tante Alya."
"Rumahnya Tante Alya?" tanya Arshilla, putriku tercinta, yang kini sudah menatapku dengan tatapan terkejutnya.
"Iya, sayang. Ini rumahnya Tante Alya."
"Terus, kenapa sekarang Shilla diajak ke sini? Tadi, kata Papa, kita mau jalan-jalan."
"Iya, princess. Papa sama Shilla memang mau jalan-jalan. Sama Tante Alya juga. Ya?"
Arshilla terdiam.
Tapi tatapan penuh rasa terkejut milik Arshilla belum kunjung mau hilang.
Mengerti betul bahwa tatapan juga keterdiaman dari Arshilla karena putri kecilku ingin mengajukan tanda protesnya padaku, akhirnya aku lekas berusaha untuk memberikan penjelasanku.
"Shilla pasti tahu, kalau sekarang, sebentar lagi, Papa udah harus berangkat kerja. Dan setelah ini, penerbangan Papa akan jarak jauh terus. Banyak yang di luar negeri. Jadi, sebelum Papa berangkat kerja, Papa mau jalan-jalan dan happy-happy dulu sama Shilla dan Tante Alya. Biar Papa bisa semakin semangat kerjanya."
"Tapi Papa bilang mau ajak Shilla jalan-jalan."
"Iya, sayang. Papa memang mau ajak Shilla jalan-jalan. Sama Tante Alya juga."
Putri kecilku kembali bungkam dan enggan memberikan jawaban.
"Sayang."
Arshilla tetap diam.
"Princess cantik kesayangannya Papa."
Tak mempan.
Arshilla benar-benar tak mau menjawab panggilan kasih yang telah kuberikan.
Melepas sabuk pengamanku, lenganku sudah langsung mengusap lembut puncak kepala Arshilla supaya mau melihat ke arahku.
"Papa mau berangkat kerja, sayang."
Putri kecilku belum kunjung mau meresponku.
"Dan Papa akan tetap bilang, kalau Papa sayang banget sama Shilla. Tapi sekarang, Papa juga sayang banget sama Tante Alya. Sama. Sayangnya Papa sama Shilla dan Tante Alya, sama besarnya. Jadi, sayang. Princess cantik kesayangannya Papa. Coba kenalan dan dekat sama Tante Alya dulu. Ya? Kalau Shilla udah lebih tahu tentang Tante Alya, Shilla pasti akan percaya dan setuju sama Papa, kalau Tante Alya baik banget orangnya."
Tak ada kalimat atau suara yang keluar dari bilah bibir putri kecilku. Tapi aku juga tak akan menyerah untuk tetap berusaha memberikan pengertianku.
"Jadi, sayang. Untuk jalan-jalan kali ini, sama Tante Alya juga ya. Sama-sama. Papa, Shilla, sama Tante Alya. Kita bertiga. Supaya Shilla bisa kenal lebih dekat dengan Tante Alya. Dan supaya Papa bisa lihat Tante Alya sebelum Papa berangkat kerja. Ya, cantik?"
Melihat Arshilla yang terus saja diam tanpa mau menjawab pertanyaanku. Akhirnya aku memberikan kecupan lembutku di puncak kepala putri kecilku, sebelum aku turun dari mobil untuk menjemput Alya yang terlihat sudah menungguku di teras rumah Bapak dan Ibu.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, Mas Diaz."
Hangat sekali rasanya saat ucapan salamku sudah langsung mendapat jawaban dari Alya.
"Kenapa tunggu di luar?"
"Iya, Mas. Soalnya Ibu lagi keluar sama Bapak untuk cek bangunan kost yang baru. Makanya aku tunggu di sini aja. Biar Mas Diaz nggak harus ketuk pintu dan lama nunggu aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Di Udara ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Memang benar ya, jatuh cinta itu bi...