✈ Ardiaz
Aku duduk tenang di tempatku.
Tepatnya, sedang mencoba untuk tetap tenang semampu yang aku bisa. Apalagi ketika kini aku sedang menunggu bagaimana respon yang akan diberikan oleh Alya.
Sebab memperhatikan Alya dan semua keterdiamannya, serta raut terkejut yang masih belum sirna dari wajah cantiknya, aku jelas sangat menyadari bahwa jawabanku memang pasti sedang memberikan rasa terkejut yang begitu luar biasa untuknya.
Tapi ini memang kenyataannya. Hal pasti yang memang harus kuberitahukan pada Alya. Sebab aku memang memiliki Arshilla, putriku tercinta, yang akan selalu kujaga dan kubahagiakan keberadaannya.
Yang sama seperti Alya, Arshilla juga seseorang teramat berarti yang ingin selalu kupastikan keadaannya harus selalu baik-baik saja.
Dan semoga saja, Alya dan Arshilla, akan bisa jadi kesayangan Ardiaz di waktu yang sangat sama. Sebab aku memang tak bisa melepaskan salah satunya. Tak akan mungkin bisa. Dan sungguhan tak akan mampu jika aku harus memilih salah satu di antara mereka. Hal mustahil yang tak mungkin bisa kukabulkan jika ada yang memintaku untuk memihak salah satu di antara Alya atau Arshilla.
Sebab Alya dan Arshilla benar-benar sudah jadi kecintaanku, perempuan teramat istimewa dalam kehidupanku, yang akan selalu menerima semua perhatian dan perlindungan dariku.
Jadi ketika kini Alya sudah mau menegakkan pandangannya, meski gugup masih jelas sangat banyak kurasa, aku tetap setia memberikan senyum teduhku untuk Alya. Walau sebenarnya, di dalam lubuk hati yang kupunya, aku benar-benar jadi takut sekali akan jawaban yang mungkin saja kuterima.
Karena aku ingin sekali mendapatkan jawaban iya.
Tapi ketika melihat Alya yang masih diam tanpa suara, nyaliku jadi ciut dan tak berani membesarkan harapan yang selama ini telah kupunya.
Menarik panjang napasku, akhirnya aku memberanikan diriku. Sebab aku sungguhan tak bisa menahan lagi jika harus terlalu lama hening ketika Alya berada di sisiku.
Aku ingin mendengar suara Alya. Ingin segera tahu apa jawabannya. Yang meski kentara sekali bahwa aku masih harus berusaha, tapi setidaknya, aku benar-benar ingin tahu bagaimana pendapat dan keinginan dari Alya.
"Alya."
Alya masih tak mau membuka suara, meski aku sudah memanggil namanya.
Dan hal ini sungguhan membuat kegugupanku jadi semakin merajalela.
"Kamu pasti sedang sangat terkejut sekarang."
Ya. Aku sudah tahu apa jawabannya. Meski Alya benar-benar masih menutup rapat bilah bibirnya.
"Tapi aku nggak mau berbohong. Apalagi jika itu sama kamu. Dan ini memang aku. Statusku. Bahwa aku memang seorang duda, sebab aku mempunyai seorang putri bersamaku."
Aku mendengar dengan sangat jelas bahwa Alya sedang menghela napasnya. Yang entah kenapa, kecemasanku jadi bertambah besar karenanya.
Jadi segera menangkupkan genggaman kedua tanganku, aku sungguhan sedang menyiapkan diri dengan segala jawaban yang akan Alya lontarkan padaku.
"Kamu diam, apa karena kamu keberatan dengan status duda yang kupunya?" Aku tak sanggup menatap Alya, meski aku ingin sekali mendengar jawabannya.
Tapi ternyata, ketakutanku yang tak mau kehilangan Alya, membuatku jadi tak kuasa untuk menatapnya.
"Bukan tentang status duda yang Mas Diaz punya, tapi aku beneran masih nggak nyangka. Ya, aku memang terkejut dengan status yang Mas Diaz punya. Dan sekarang aku jadi bingung mau kasih komentar seperti apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Di Udara ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Memang benar ya, jatuh cinta itu bi...