Ramai nihhh
Jadi ayo makin semangat lagi 😍😍😍
Biar aku juga tambah strong 😎💪
*****
✈ Ardiaz
Tatapanku masih saja sengit luar biasa. Apalagi saat melihat betul bahwa Tia sama sekali tak merasa bersalah dengan hal sembrono yang tadi telah dilakukan olehnya.
"Kamu masih berani ada di rumahku setelah aku dorong kamu?"
Tia dengan gerakan begitu santai langsung mengendikan bahunya.
"Iya dong. Aku memang harus tetap ada di sini sampai kamu kasih penjelasan lengkap sama aku."
Aku langsung berdecih.
Dan bahkan jadi ingin meludah saat ini juga, jika aku tak ingat bahwa Mama masih mengawasiku dengan pandangan penuh peringatannya.
Astaga.
Kedatangan Tia sungguhan menghancurkan semua hal menyenangkan dan sambutan hangat yang harusnya kuterima.
Karena bukannya menyambut dan memelukku, kini Mama justru jadi menatap tajam dan marah sekali padaku. Apalagi Alya dan Arshilla yang sudah pergi dan saat ini tak mau berada di sisiku.
Maka ya, seorang Tia, sungguhan telah membuatku jadi pihak yang banyak disalahkan karena kedatangannya.
Menyebalkan sekali.
"Aku nggak nyangka, kalau ternyata, sekarang kamu bisa berubah jadi orang yang nggak tahu malu ya, Tia."
"Silakan kamu bisa kasih penilaian sesuka hatimu sama aku. Karena aku yang jadi nggak tahu malu, itu berasal dari batunya hati kamu."
"Jangan menyalahkan orang lain ketika kamu sendiri yang salah. Itu sungguhan sangat memalukan."
"Kamu bilang aku memalukan, jadi silakan. Aku benar-benar akan berbuat seenaknya dan nggak tahu aturan sekarang."
"Termasuk dengan berani lancang karena mau mencium bibir seorang laki-laki?"
"Ya. Aku mau melakukan itu. Sangat. Kalau tadi kamu nggak menghindar, aku pasti akan bisa mencicipi bibir kamu. Sepuasnya."
"Kurang ajar!" aku sungguhan langsung berdesis. "Kamu pikir, aku ini laki-laki apa? Apa kamu kira, aku ini pria murahan yang bisa membiarkan setiap inci tubuhku dipegang sembarangan? Kalau kamu beneran sampai berpikir seperti itu, maka aku akan bilang, kalau setelah ini, anggapanku sama kamu akan benar-benar langsung berubah. Kamu bukan lagi teman baik yang bisa kupertahankan."
"Ya. Karena aku emang nggak mau jadi teman kamu, Ardi! Aku maunya jadi istrimu!"
Sentakan begitu kuat dari Tia justru membuat pandanganku jadi makin marah padanya.
"Apa sebenarnya tujuan kamu sampai berbuat kurang ajar seperti tadi? Hah?"
"Seperti yang tadi kamu bilang, kalau katanya, aku seorang wanita yang suka mempertontonkan diri. Dan tadi, saat aku lihat calon istrimu datang bersama Shilla dan Mamamu, aku jadi ingin sekali menunjukan padanya, kalau aku mau kamu jadi punyaku."
Dan ternyata memang benar dugaanku.
Bahwa tatapan marah dari Mama dan Arshilla, juga pandangan tak terbaca dari Alya, itu karena para kesayanganku telah melihat perdebatanku bersama Tia.
Tapi kenapa harus Tia yang pertama kali menyadarinya?
Andai aku yang bisa mengetahuinya terlebih dahulu, aku pasti akan bisa cepat menghindar sehingga semua hal ini tak sampai terjadi padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Di Udara ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Memang benar ya, jatuh cinta itu bi...