39. Sehari Lagi

1.9K 257 78
                                    

📚 Alya

Selesai menggunakan rangkaian skincare malamku, dan baru saja ingin beranjak untuk naik ke atas ranjangku, aku jadi sedikit tersentak karena adanya getar dan dering dari ponselku.

Melihatnya, senyum bahagia sudah langsung kupunya. Jadi tak perlu menunggu lama, panggilan video ini sudah langsung kuterima.

"Assalamu'alaikum. Halo, sayang."

Aku jadi mengerutkan bagian hidungku. Gemas sekali karena Mas Diaz yang sudah langsung melambaikan tangannya saat bertemu tatap denganku.

"Wa'alaikumsalam, Mas."

"Cantik banget si yang udah mau jadi istri. Sudah malam, tapi auranya malah makin kelihatan. Gemes."

Aku jadi ingin sekali untuk mendengus sekarang juga.

"Idih. Gombal banget ih."

"Padahal Mas serius tahu. Beneran."

"Udah. Nggak usah makin gombal. Dan nggak usah basa-basi lagi. Ngapain Mas Diaz sampai berani video call? Hm? Mau dipiting sama Mas Agam?"

Di seberang sana, Mas Diaz langsung menunjukan cengiran lebarnya.

"Shilla kangen banget sama Ibun."

"Jangan buat anak cantikku jadi alibi ya, Mas. Itu pelanggaran. Nggak boleh nakal."

"Serius, sayang. Shilla memang kangen banget sama Ibun. Makanya Papa telepon."

"Halah. Shilla atau Papa yang lagi mau modus?"

"Shilla beneran kangen sama Ibun. Banyak banget kangennya."

"Kalau Shilla yang lagi kangen, kenapa sekarang aku harus lihat wajahnya Mas Diaz terus?"

"Siapa tahu ada yang kangen."

"Memang siapa?"

"Kamu dong."

"Jangan mau ajak-ajak aku jadi kaya Mas ya."

"Emang kamu nggak kangen sama Mas?"

Maka dengusanku tak bisa ditahan lagi. Sudah langsung mengudara dengan sengit sekali.

"Tuh kan. Mas Diaz emang modus banget ih. Udah. Matiin teleponnya. Soalnya aku nggak mau dikasih ultimatum sama Mas Agam kalau sekarang malah ketahuan terima video call dari Mas Diaz."

"Eh. Jangan dulu dong, sayang."

"Ya habisnya. Mas nakal banget si. Usil."

Mas Diaz malah jadi terkekeh dengan sangat bahagia.

Menyebalkan sekali.

Apa Mas Diaz tak tahu kalau tawanya yang seperti itu membuatku jadi semakin merindukannya?

Memang sepertinya sengaja sekali supaya aku kena malarindu ya.

Dasar calon suami usil.

Tapi sayang banget.

"Iya deh. Jangan cemberut gitu dong. Nanti Mas malah mau langsung susulin kamu ke rumah. Boleh?"

"Oke. Mas beneran makin ngaco. Jadi cukup. Video call memang harus dimatikan sekarang juga."

Jatuh Cinta Di Udara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang