✈ Ardiaz
"Halo, sayang."
Ah bahagia sekali rasanya.
Saat kini bukan hanya panggilan sayang yang bisa terus kuutarakan pada Alya. Tapi juga pelukan serta kecupan yang bisa selalu kuberikan untuk istriku tercinta. Tanpa ada lagi penolakan seperti sebelumnya.
Seperti saat ini. Ketika Alya sudah langsung tersenyum dan menerima pelukan yang kuberikan untuknya dengan sepenuh hati.
Maka ya, hari ini sungguhan begitu istimewa. Bukan hanya soal status duda yang telah kulepas karena telah berhasil menikah dengan Alya. Tapi juga dari bagaimana tenangnya hatiku ketika hidupku kini akan semakin disempurnakan dengan adanya Alya dan Arshilla.
"Terimakasih, sayang."
Alya langsung terkekeh dalam pelukanku. "Hari ini, Mas udah banyak banget bilang terimakasih sama aku. Bahkan kayaknya, tiap menit. Yang untung aja belum sampai tiap detik. Kalau sampai iya, Mas bakal langsung kudaftarin ke museum rekor muri."
Aku jelas semakin mengeratkan pelukanku untuk istriku. "Soalnya, hari ini, Mas memang lagi happy banget. Super happy. Dan semuanya, kebanyakan, dari kamu, sayang. Jadi ya jelas, kalau Mas memang harus banyak banget bilang terimakasih sama kamu."
Dan apa ini?
Oh astaga.
Balasan pelukan pertama yang kuterima dari Alya. Dan rasanya, sungguhan seperti ada sengatan listrik begitu tinggi karenanya. Sebab kini tubuhku langsung tersentak hebat sekali karena merasakan usapan lembut dari Alya.
Ya ampun.
Walau sudah jadi istri, tapi justru efek kejut dari Alya jadi lebih luar biasa lagi.
"Mas juga udah banyak banget kasih bahagia buat aku. Bahkan bukan cuma hari ini. Tapi udah lama, dari semenjak Mas mengutarakan perasaan Mas sama aku. Dan semua usaha Mas untuk hubungan kita. Jadi, Mas Diaz, terimakasih ya. Terimakasih karena sudah jadi laki-laki yang sangat bertanggungjawab, teguh, dan baik sekali untuk jadi suamiku."
Senyum bahagiaku jelas terkembang semakin sempurna. Saat kini aku sudah bertemu tatap dengan Alya.
"Sama-sama, sayang. Jadi, setelah ini, seterusnya, sama Mas terus ya?"
"Tentu saja," jawaban begitu manis dari Alya, disertai dengan anggukan kepalanya. "Soalnya sekarang, Mas Duda, udah jadi suaminya Alya."
Ya Allah.
Bahagia sekali rasanya saat akhirnya bisa mendapatkan panggilan sayang ini dari Alya.
"Jadi, udah jadi Mas Suami?"
"Iya dong. Suami baik."
Kini senyum jahilku yang langsung merekah. "Jadi, Mas ini suami baik?"
"Iya dong. Buat Alya."
"Kalau Alya, berarti Alya udah boleh buat Mas ya?"
Menaik-turunkan kedua alisku, aku langsung tertawa saat Alya yang tiba-tiba jadi mendorong dadaku, dan mengakibatkan dirinya jadi berhasil lolos dari dekapanku.
"Aku tahu ya maksudnya Mas apa. Jadi nggak. Belum sekarang."
"Kalau udah tahu, terus kenapa nggak mau?"
"Bukan nggak mau, Mas."
"Terus apa?"
"Aku malu, Mas. Masih deg-degan banget kalau sekarang."
Astaga.
Istri siapa si ini?
Kenapa jadi menggemaskan sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Di Udara ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Memang benar ya, jatuh cinta itu bi...