26. Genggaman Tangan

2.5K 284 56
                                    

📚 Alya

"Terimakasih ya, Dek."

"Sama-sama, Mba."

"Ayo, Mas. Mamas pamit dulu sama Bulik."

Memberikan senyumanku, aku segera berlutut untuk mensejajarkan diriku dengan keponakan tampanku.

"Terimakasih, Bulik. Terimakasih karena Bulik udah temenin Mamas sampai Ibu jemput."

"Sama-sama, sayang."

"Nanti malam, Mamas ke rumah Kakung sama Uti ya. Soalnya kata Om Agam, Om Agam punya robot baru buat Mamas."

Memperdengarkan kekehanku, aku segera memberikan balasan pelukan erat seperti apa yang sedang Arkan berikan untukku.

"Iya. Bulik tunggu Mamas ya. Nanti kita main sama-sama."

Bangkit berdiri, aku segera melambaikan tanganku pada Arkan dan juga Mba Anggun yang sudah tersenyum riang sekali.

"Mba sama Arkan pulang dulu ya, Dek."

"Iya, Mba. Hati-hati."

"Nanti malam, kita ketemu lagi."

"Siap, Bumil."

Memeluk dan mencium pipiku, Mba Anggun kembali mengeratkan genggaman tangannya pada Arkan yang sudah riang sekali melambaikan tangan padaku.

Gemas.

"Assalamu'alaikum, Bulik!"

"Wa'alaikumsalam, Mamas."

Mobil Mba Anggun sudah berlalu dari hadapanku, bertepatan dengan adanya dering yang berasal dari telepon genggamku.

Melihatnya, senyumku langsung tercipta. Sebab ternyata, ada panggilan masuk dari Mama.

Menarik napasku terlebih dahulu, panggilan telepon segera kuterima supaya Mama tak perlu lama menunggu.

"Assalamu'alaikum. Halo, Ma."

"Wa'alaikumsalam. Halo, sayang. Sedang apa?"

"Ini, Alya baru selesai nemenin Arkan yang dijemput Mba Anggun, Ma. Baru aja, Alya mau ke kelasnya Shilla."

"Wah. Kalau gitu, kebetulan banget berarti. Teleponnya Mama super pas."

"Memangnya, ada apa, Ma?"

"Hari ini, Diaz pulang. Diaz udah kasih kabar sama Alya, kan?"

"Iya, Ma. Mas Diaz udah kasih kabar kepulangannya sama Alya."

"Nah. Karena hari ini Diaz mau pulang, jadi nanti Diaz pasti mau ke sekolah karena udah kangen banget sama Alya, sayang."

"Mas Diaz juga pasti kangen banget sama Mama."

"Kalau sama Mama, bisa ketemu nanti. Di rumah. Tapi kalau sama calon istrinya, pasti kangennya nggak bisa Diaz tahan, maunya langsung ketemu."

Aku diam saja. Sebab kini aku sedang tersipu karena kalimat godaan dari Mama.

"Jadi, sayang. Mama minta tolong tanyain sama Shilla ya."

"Tanya apa, Ma?"

"Tolong tanyain, Shilla mau pulang sama siapa? Mau sama Papanya? Atau pulang sama Eyang? Kalau mau pulang sama Eyang, berarti sebentar lagi, Mama langsung jemput ke sekolah. Tapi kalau mau pulang sama Papa, berarti, biar Shilla nunggu di sekolah aja sama Alya. Ya, sayang? Soalnya nanti, setelah mendarat, Diaz pasti akan langsung ke sekolah dulu untuk ketemu sama Alya."

Jatuh Cinta Di Udara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang