28. Ibunda

2.7K 310 79
                                    

📚 Alya

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Segera mengembangkan senyum bahagiaku, kini aku langsung bertemu tatap dengan Ibu.

"Mas Diaz udah sampai, Bu."

Ibu terkekeh sambil memberikan usapan lembutnya di bagian pipiku.

"Duh. Ada yang udah hafal banget nih sama suara mobilnya Diaz."

Bangkit berdiri dari dudukku, kini aku berjalan beriringan dengan Ibu. Untuk menemui Mas Diaz yang saat ini sudah duduk di ruang tamu bersama Bapak yang langsung tersenyum karena kedatanganku.

"Nah. Ini. Yang dicari, akhirnya datang juga."

Mas Diaz langsung tersenyum cerah sekali dan memberikan kerlingan mata jahilnya padaku.

Dasar genit.

Berani sekali Mas Diaz tetap menggodaku dengan cara seperti itu. Padahal jelas-jelas di sini juga sedang ada Bapak dan Ibu.

Memang benar-benar.

Mengalihkan pandanganku dari Mas Diaz dan senyum cerahnya, kini aku bertemu tatap dengan si cantik Arshilla yang terlihat tenang sekali di tempat duduknya.

"Halo, Shilla." Aku yang terlebih dahulu menyapa.

"Halo juga, Tante Alya."

Astaga.

Manis sekali.

Juga jawaban lembut yang sungguhan membuatku jadi sangat bahagia. Karena akhirnya, Arshilla mau menanggapi sapaan dariku dengan ekspresi wajah yang begitu cerita. Tak lagi diam atau ekspresi sendu seperti sebelumnya.

Gemas.

"Oh. Ini yang namanya Shilla ya. Cantik banget."

Senyum bahagiaku terbit lagi. Saat menangkap dengan begitu jelas bahwa saat ini Ibu sedang memandangi Arshilla dengan tatapan yang gemas sekali.

"Shilla salim dulu sama Uti."

Ah dasar Mas Diaz.

Memang cerdiknya Mas Pilot satu ini luar biasa sekali ya.

"Uti?" tanya Arshilla dengan raut wajah yang kentara sedang penasaran sekali.

"Iya, sayang. Kaya Eyang."

Mendapat penjelasan singkat dari Papa tampannya, Arshilla langsung tersenyum dan mencium punggung tangan Ibu disertai ucapan salamnya.

"Assalamu'alaikum, Uti."

"Wa'alaikumsalam, sayang. Aduh. Shilla gemes banget si."

Arshilla terlihat sekali ingin tertawa. Saat melihat Ibu sedang menahan rasa gemasnya dengan meremat-remat kedua telapak tangannya. Yang sepertinya, gerakan tangan Ibu juga disadari oleh Mas Diaz yang sudah langsung memberikan izinnya.

"Shilla peluk Uti dulu, sayang. Biar Uti nggak gemes lagi."

Ibu tertawa. Dan langsung merentangkan kedua tangannya karena memang sudah ingin sekali untuk memeluk Arshilla.

"Shilla mau peluk Uti?"

"Mau."

Oh tidak.

Sungguhan pemandangan teramat manis yang sangat menghangatkan hati.

Yang meski dulu aku tak bisa langsung mendapatkannya. Tapi kini aku sungguhan sangat bahagia, karena Ibu bisa langsung memeluk Arshilla.

"Shilla wangi banget, sayang. Bau shampoo punya Shilla, Uti suka."

Jatuh Cinta Di Udara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang