Halo Meganoc🦖
“sayang”
“baby”
“kok mas didiemin aja sih” Mew masih berusaha alias gelendotan tak jelas, entah menduselkan tangannya atau kepalanya ke Gulf, mereka sudah 2 hari tiba dari rumah sakit.
“sa-”
Drettt
Drettt
Drettt
Drettt
“halo” Mew menjauhi Gulf, langkah kakinya membuat Gulf menoleh cepat ke arah pintu
blamm
“ihh ko mas keluar sih” deliknya cemberut
“harusnya kan mas mohon mohon ke baby, langsung nemplok ke baby huftt”
..
“jadi gimana?”
...
“untuk lebih hati-hati, pastikan hasil penelitian dan rapat anggota dewan ditempat semestinya, untuk tikus kecil itu urusan saya”
...
“tidak, saya tidak perlu, tapi mungkin saya akan punya untuk melindungi apa yang perlu saya lindungi”
.
.
“dadd” langkah Mew terhenti, dibelakangnya ada Win anak kandungnya terlihat agak sedikit canggung
“bis-boleh Winn bicara dengan daddy?” ia agak sulit menatap mata sang daddy
“why not? come on” Mew diikuti Win ke arah kolam renang
...
Suasana disini sangat tenang, sengaja dibuat dan dirancang sendiri oleh Mew. Halaman belakang sangat pas untuk menunggu sunset datang, seperti taman atau hutan kecil yang bisa menemani kamu disaat umur senja.
Sangat nyaman.
Dihiasi kolam renang ukuran sedang, dipojok kiri dibuat dinding dengan hiasan tanaman gantung, ada ikan hias juga didekatnya, sangat nyaman diseberang sana ada pohon yang tidak terlalu besar. Pohon yang diatasnya ada pondok kecil, atau rumah pohon. Didahan yang kuat dan agak besar bergantung tangga yang dibuat dengan kayu yang diikat kuat tali tambang.
Rumah kecil yang dibuat Mew untuk Win, ada beberapa bantal boneka marvel didalam sana, oh juga ada selimut rajut hangat. Ketika ia sedang kesal dengan daddynya ia akan naik dan tidak turun dari sana. Mew bahkan hafal tabiat Win yang begitu, semuanya.
Dibawahnya ada kursi panjang untuk berjemur, berjejer ada 2 selayaknya untuk sepasang kekasih dilengkapi meja nakas kecil. Sedangkan orang tua tunggal dan anak itu duduk bersebelahan dikursi sofa dibelakang tembok kaca.
“daddy masih ingat waktu Win kecil marah dengan daddy” Mew mengawali percakapan hari ini, menjelang sore
“Win kecil yang marah saat daddy tidak bisa memberikan Win kecil seorang mommy, Win kecil yang selalu merasa sendiri, tidak seperti anak atau teman yang lain yang keluarganya lengkap” ucap Mew masih melihat ke arah rumah pohon disana
“daddy yang waktu itu gila kerja, setiap hari pulang larut untuk memenuhi semua kebutuhan Win kecil, tapi yang Win kecil inginkan bukan semua yang daddy harapkan, yang daddy lakukan”
Win mengingat jelas waktu itu, masa lalu nya, walaupun tidak seburuk itu namun juga bisa menjadi kenangan pahit.
“Win kecil sekarang sudah tumbuh sebesar ini, Daddy bangga Win kecil sudah bisa berkembangseperti sekarang, kecewa juga daddy rasanya saat saat itu daddy kurang memahami Win kecil”
“daddy egois tidak memperhatikan tidak memperdulikan Win saat itu, Daddy minta maaf. daddy secara tumbuh kembang Win kurang berkontribusi terhadap Win”
“apa daddy sudah gagal menjadi seorang ayah, nak?” ucapan Mew dengan kata "nak" itu menggugah hati Win, matanya panas
“TIDAK” keras Win “you are fabulous daddy, you are”
“daddy adalah orang yang paling ingin Win ikuti, daddy adalah segalanya untuk Win. Win kecil seorang anak yang tidak mengetahui tentang kehidupan orang dewasa, Win kecil hanya menginginkan hal yang ia lihat” Win agak emosional
“Win sedih melihat daddy seperti orang gila yang banyak duduk dikursi kerja, kertas tebal yang ada dimana-mana, meeting tiap hari, tidak tidur bahkan sering pulang pagi”
“Win kecil hanya kecewa dengan daddy yang hanya perduli dengan itu semua, Win kecil cemburu daddy tidak pernah melepaskan penat dengan Win kecil, tidak pernah bercanda, bercerita, bahkan kita hanya bertemu saat sarapan. itupun jika daddy tidak sedang terburu-buru”
“tentang mommy, Win kecil ingin mommy agar daddy bisa lebih lama dirumah. Win kecil ingin kita pergi piknik saat minggu raya, berkeliling pasar malam sambil memakai baju yang sama, makan malam bersama, Win kecil ingin itu semua”
“tapi ternyata menginginkan mommy tidak semudah itu, trauma daddy yang tidak Win ketahui”
Win mengingat semua itu dengan lelehan air mata yang mengalir ke pipi gemasnya.
“maaf dulu dan sekarang daddy mengecewakan Win, bukannya membawa seorang mommy, daddy malah-”
“no daddy, jangan minta maaf, it's not your fault”
“please do what makes daddy happy, Gulf is a good person, even he often reprimands Win if Win is wrong, he is very mature”
“kemarin Win hanya terkejut daddy, Win takut jika orang itu akan melukai hati daddy lagi”
.
.
“eunghhh mas dimana?” Gulf yang tadi tertidur, kini menjelajah rumah besar Mew
“didepan gaada, diruang kerja, dimana yaaa” Gulf melangkahkan kakinya mendekat ke arah suara yang samar samar terdengar
“itu mas?” gumam kecil Gulf
Saat ia mendekati ke arah dinding kaca, ia mendengar pembicaraan kedua adam berbeda umur tersebut.“hahaha daddy, are you serious?”
“yes, what's wrong,?”
“you're playing tricks on him dadd, you're so fucking jerk”
“HAHAHAH/HAHAHA” tawa keduanya cukup nyaring
“apa daddy tidak takut ini diketahui oleh Gulf? ia bisa membencimu”
“for what I told him? that's my goal, son” kekeh Mew
...
“mas Mew? ak-akku? permainan? what's your game mas” Gulf cukup bingung juga overthinking
...
What do you think about this chapter? Next
...
Finish Meganoc🦖