'*•.¸♡28♡¸.•*'

526 53 11
                                    

Halo Meganoc🦖



“sshhh” Gulf terbangun dari tidurnya “ jam 21.56, udah malam” gumamnya lagi sambil membiasakan matanya

“mas Mew” ucapnya pelan

Gulf mengusap helaian rambut Mew ke arah belakang, ia bisa melihat bekas luka jahitan yang masih sedikit basah diarea kulit kepala diatas dahi. Ia  menurut dahi Mew yang sedikit mengkerut sampai kerutan itu hilang, tanda bahwa Mew tengah menikmati tidurnya.

Gulf asik memandangi Mew yang se ranjang dengannya tanpa tau kalau diruang tunggu alias sofa kamar tersebut para orang tua ternyata menyaksikan perbuatannya.

Mereka tau kalau anak mereka mungkin tidak bisa dipisahkan, kalau dengan caranya kasar seperti ini. Mungkin mereka bisa berpisah baik - baik, ya sekali lagi ini hanya kemungkinan - kemungkinan yang mungkin.

“apa kamu tidak menyukai putraku?” nyonya Scolders memulai bicara, pertama kalinya

“aku tidak tau” jawab Sia

“ya, mungkin anakku belum bisa masuk kriteria menjadi menantumu, itupun kalau kamu sudah memiliki calon untuk anakmu” ibu Mew asik memandangi luar gedung rumah sakit dari jendela yang masih terbuka


... fyi, kamar Mew kan VIP, jadi ruangannya besar dengan
fasilitas kamar untuk pasien, kamar mandi dan wc, ruang tunggu untuk kerabat/keluarga yang berkunjung/menginap yang dilengkapi sofa besar, sejumlah kursi bahkan ada nakas yang bisa dipakai untuk meja makan yang bersekat dinding dilengkapi perabot seperti kulkas dan lemari.

Jangan tanya ac, ya jelas ada orang kaya mah apasih yang enggak
...



“jangan salah paham, aku bahkan tidak pernah memaksa anakku untuk dapat menerima jodoh dariku, siapa jadi kekasihnya ia bebas memilih jodohnya sendiri”


,,,,

“Mew” istri tuan Scolders itu menoleh ke arahnya

“Is my son not worthy?” tanya nya

“apa anakku tidak memiliki sesuatu yang baik untuk bisa bersanding dengan anakmu” Sia diam “apa yang membuatmu tidak bisa menerima anakku”

“dengar nyonya Scolders, aku tidak pernah bicara sesuatu hal yang bersangkutan dengan keburukan Mew. Mew adalah orang yang baik, aku tau itu. Aku tidak bilang kalau Mew adalah orang yang salah untuk bisa bersama Gulf. Aku minta maaf kalau perilaku ku selama ini telah membuatmu sakit hati dan mungkin jadi penyebab ini semua”

“aku seorang ibu. Aku seorang orang tua tunggal. Begitu sulit menjadi single parent agar anakku tidak merasakan kekurangan kasih sayang orang tua, seperti ayahnya yang sudah meninggal. aku memberikan perusahaan yang sudah ayahnya rintis kepada pamannya agar anakku tidak merasa kesepian kalau aku sibuk bekerja. aku berusaha menjadi kepala keluarga juga aku harus menjadi sosok yang selalu ada disampingnya. aku membuka toko bunga dirumahku agar jika aku bekerja, aku masih bisa melihat perkembangan anakku”

“saat itu mungkin ia sudah belajar dewasa, karena keadaan. tapi anakku masih kecil, dan sampai sekarang menurutku ia masih sangat belia, bahkan untuk urusan berumah tangga. aku ada alasan lain sampai saat ini masih protectif padanya, walaupun begitu selama ini aku selalu berupaya untuk tidak memperlihatkan itu semua. kalau sampai itu terlihat, aku adalah orang yang paling menyedihkan. aku ditinggal mati suamiku dan aku harus pura - pura kuat untuk anakku”

“aku tau semua hal tentang dirinya hingga saat ini, bahkan saat mereka masih LDR hampir 2 tahun lalu” ibu Mew mendekat, duduk bersampingan dengan Sia

“saat itu aku sedang tidak baik - baik saja, tapi aku selalu ber semoga kalau tidak akan terjadi apa - apa, jika ia menyukai seseorang, yang tak lain tak bukan adalah Mew. tapi satu tahun lalu aku melihat saat Gulf dikamarnya yang dirumah, ia bicara dengan foto mendiang ayahnya tepatnya saat memperingati kematian. ia bicara kalau ia menemukan ayahnya ada didalam Mew. ia menyukai Mew karena ia merasa Mew seperti ayahnya, bahkan Gulf waktu itu bilang kalau ia merasa ayahnya telah hidup kembali”

megan [end] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang