Halo Meganoc🦖
Mew menyamankan posisi kepalanya seperti posisi tidur. Keberangkatan menuju Jerman telah take of hampir 15 menit.
“Sir, can I help you?” ucap pramugari cantik yang pertama kali mendatangi kursi Mew
“no, thank's” Mew tersenyum singkat lalu kembali dengan raut datar
“call me when you need me” senyum pramugari berlalu pergi, bukan pramugari yang bawa troli mam ya
“huhhhh” Mew menghembuskan nafasnya kasar
...
...
Disisi lain, Gulf meninggalkan mobilnya diparkiran. Tanpa membawa apapun, Gulf berjalan menyusuri jalan tanpa berhenti. Bahkan ia terlihat seperti-
“lah, ngapain gua disini kayak orang gila?” Gulf terhenti sesaat
“gua ganteng, gua keren, gua banyak yang mau, gua punya duit, kenapa gua kayak orang ilang ini?”
Tanpa ba bi bu, Gulf menghentikan taksi yang lewat.
“ke Nonthaburi District” singkat Gulf diangguki supir
Perjalanan dari bandara ke rumah Mew berjarak sekitar ±40km, dengan waktu tempuh ±1 jam. Ia tidak membawa apapun kecuali ponsel pintarnya.
“fungsinya saya apa ya kak” batin mobil yang terparkir asal
...
...
ting tongg
ting tong
ting
“astaga iya tunggu sebe-Gulf!?” kaget Ana saat melihat orang yang daritadi memencet bel asal
“mah” Gulf langsung dibawa ke dalam “hei, kenapa kamu-”
GROOKKKKKKK
“pahh, ayo makan dulu” Gulf dengan lesu mengikuti Ana ke meja makan
“makan dulu, lihat wajah gembulmu dikalahkan chopper” diliriknya chopper yang mengelilingi kaki meja
si gembul chopper
“hufttt, mas Mew mah” Gulf tak berselera barang untuk memegang sendok didepannya
“sudah jangan dipikirkan, pikirkan dirimu sendiri mulai sekarang, lihat kamu seperti orang yang tidak dikasih makan sebulan”
“tidak lucu” lesu Gulf sambil memegang ham dengan tangannya
“ya jelas tidak lucu, mamah bukan wanita penghibur” Gulf menahan tawa, walaupun ibu Mew sekarang seperti agak menjaga jarak dengannya tapi ibu Mew tetap perhatian padanya
.
.
.
“mas Mew pergi karena ga nyaman sama Gulf ya mah?”
“jangan negatif thinking”
“tapi-” omongan Gulf disela suapan dari Ana “mas Mew kentara banget-”
“mau nginap disini?” tawar Ana, Gulf mengangguk
“tidur dikamar Mew?” diangguki Gulf lagi
Ana lalu ke atas, lantai 2 rumahnya diikuti Gulf ke kamar Mew. Kamar Mew yang dominan warna putih gading, dengan beberapa perabot & furniture yang tampak elegan.
Kamar dengan dominan wangi maskulin ini membuat Gulf nyaman, “wangi, kaya mas Mew” batinnya saat merasakan sesaat.
Tampak dimeja nakas, ia bisa melihat ada 3 tumpukan buku tentang bisnis ditemani lampu tidur berbentuk tabung crystal, merk brand terkenal. Di nakas sebelah sana terdapat alarm berbentuk alarm bulat kuno yang terlihat kesan vintage saat pertama kali dilihat.
Ada beberapa bingkai foto kecil dimeja dibawah tv, foto Win saat kecil ke remaja hingga dewasa dan ada juga foto dirinya tersenyum manis bersama Mew tentunya.
Ana yang mengerti kalau Gulf masih ingin menjelajahi sendiri, ia memilih pergi. Biarkan Gulf sendiri disana.
Disisi lain,
“cie kabur, capek ya” geli seseorang didepan Mew saat ini
“sialan lo” lemparan bantal sofa tak terelakkan “kwkw emang kenapa sih cerita coba”
Saat itulah Mew menceritakan apa saja yang sudah terjadi, peristiwa sepengetahuan dirinya tentang hubungan keduanya, antara Mew dan Gulf.
Sang sepupu mangut - mangut mengangguk tanda memahami, lalu menggeleng yakin.
“susah sih”
“lah gimana sih, kasih saran kek sebagai sepupu yang baik, berguna dikit buat gua, phi lu nih” sang sepupu memberi kesan mimik wajah seolah ingin muntah
“pacar lu belum dewasa dan lo juga salah” Mew bingung “salah gua dimana, gua selalu nurutin apa mau pacar gua, gua selalu nanya pendapat dia dulu tanpa meneguhkan pendapat gua, gua selalu jadiin dia objek sekaligus tempat kemana gua pulang” jelas Mew lagi
“itu” tunjuknya pada Mew
“itu yang salah dari lo, lo yang dari awal selalu iya iya aja apa mau dia padahal orang yang punya hubungan kan 2 manusia, 2 kepala yang punya keinginan, punya ego, punya kemauan, dan kemauan lo heeh heeh aja sama pacar lo keenakan karena dia merasa bebas, lo sangat percaya dia tapi lo luput tentang perasaan dia ke lo yang sebenarnya gimana” benar, Mew kalah telak
Ia baru saja sampai di Jerman bukannya free malah nambah pikiran, tapi memang lebih baik dia disini dibandingkan dinegaranya sendiri.
Ia harus beristirahat dengan nyaman, fisik dan juga mental. Win yang mengetahui sang daddy tengah banyak masalah, ia mencoba untuk menahan menanyai sang daddynya. Biar nanti sudah keadaan membaik, ia akan menelepon kesana.
“dia masih terlalu muda bro”
“seumuran anak lo, lo mau harapan apa? dia jadi ibu rumah tangga, kerja dirumah anteng nunggu lo pulang, melayani lo juga anak lo sekaligus sahabatnya itu?”
“gua rasa lo mending cari yang baru deh, gua banyak nih punya temen yang jomblo, siap nikah lagi”
“ada cewek namanya Teen cakep, blasteran Korea Jepang gila body nya behh melambai minta dibetok, lu hesss parah dia incaran kating, mana anak pejabat lagi”
“body nya jangan dibayangin, ngeri gua aja bisa menggigil”
“nih nih, liat beuhhh mantep kan, ini dada bukan sembarang dada, ini melon kak melon rasa susu, bikin bobo nyenyak tiap malem”
“ck” Mew mendengus malas “gua gay anjing” Tul menepuk kepalanya, bodoh ia melupakan hal penting
“capek - capek promosi juga” Tul mendesah lelah sambil meneguk deras lemon tea yang tadinya untuk Mew
“ga sopan lo, tu minuman gua” sewot Mew
“tenggorokan gua lagi kekeringan satt”
Finish Meganoc🦖