'*•.¸♡23♡¸.•*'

539 56 6
                                    

Halo Meganoc🦖

“gad-gadun?” ucap Mew bingung

“iya om, udah seminggu lebih berita itu disiarkan. mana juga merembet ke base fakultas yang bawa - bawa masalah ini ke dosen”

“terus gimana, kok Gulf gak ngasih tau saya?” Bright menggeleng

“Gulf hari ini dapat panggilan dari dospem, mungkin karena skandal itu sih om”

“Win gimana?” Bright datar “dia ikut sedih lah, temennya kena masalah. tapi yang jadi masalahnya itu, foto yang tersebar disemua base lingkungan fak foto orang lain, bukan foto om”

“hah, tunggu - tunggu,, jadi”

“iya om, Gulf dari kemarin juga diam doang ga ngomong apa - apa, sedih enggak, bahagia juga enggak, kayak biasa aja dia padahal gosip skandal dia gede, buktinya kemarin kalian ngedate kan” ucap Bright diangguki Mew

“iya, kemarin saya bawa Gulf ke pantai buat relaxed”

“pantesan Gulf kemarin ga mau diganggu, bahagia banget dia pas vidcall sama bunny, pacar saya” Mew melotot “siapa pacar kamu!” Bright meloloskan diri dari pertanyaan bapak - bapak didepannya

“restuin lah om, saya ganteng ini kurang apa” pede Bright

“duit” Bright merengut “kamu kurang duit” ucap Mew

“mertua banyak gaya” cibir Bright pelan, Mew melotot

“hehehe, becanda om kan kita udah klop” sprkle Bright, Mew iya iya - aja

“tolong jaga Win, dan Gulf jangan lepas pantauan kamu dari Gulf. kalau saya gak ada”

“punya bunny dua kayaknya seru ya om?”

“saya tebas leher kamu Bright” Bright tertawa geli sambil ngibrit keluar ruangan Mew

Percayalah, jika Bright itu sama dengan Win. Sangat usil.

Tapi Mew bersyukur, Bright sangat paham Mew. Bright sering memberi info padanya tentang Gulf, tentang Win? Bright itu pelit. Dia selalu bilang seperti ini,

“gatau om” “udah, bunny udah sama saya om”

“om urusin Gulf aja, biar bunny sama saya”

“om jangan ikut campur, bunny saya yang jaga”

Mew sangat berharap Bright menjaga bayi kecilnya itu dengan baik. Win itu agak cengeng, hatinya sangat mudah untuk tersentuh.

...





































...

Mew melangkahkan kakinya digedung bertingkat 4 itu. Semua orang yang menatapnya dikoridor sangat takjub, Mew mengalihkan dunia mereka.

Walaupun Mew adalah lelaki dewasa yang sudah bisa dibilang usia yang sudah tidak muda lagi, tapi berbanding terbalik dengan yang dilihat semua orang. Tubuh atletis dengan wajah kokoh, bahkan orang lain tidak mengira kalau ia memiliki anak seusia setengah hidupnya.

“permisi” paduan wangi maskulin dengan suara berat Mew membuat mahasiswi yang dihampirinya ini membeku

“apa anda tau dimana ruangan dosen Dan Maekhong?”

“di-dilantai 3” ucapnya gugup “thank's” Mew membungkuk seraya berlalu ke arah lift, ia masih dilantai dasar

Sesaat Mew ingin masuk ke dalam lift, mahasiswi itu mengejar Mew lagi sambil bicara terburu - buru.

megan [end] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang