18.10

25K 1.5K 49
                                    

"Ternyata di mata lo, gue hanya sebatas canda buat lo yang selalu candu di mata gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata di mata lo, gue hanya sebatas canda buat lo yang selalu candu di mata gue."
— Zaniar Saregan Nakala

🪐🪐🪐

"Buruan, lama banget si pakai sepatu doang," ketus Razan yang sejak tadi sudah sangat jengah menunggu Aleska yang sangat lambat sekali.

Aleska mencebikkan bibirnya, ikut kesal kepada Razan yang sedari tadi mengoceh terus padanya.

Jika saja menyumpel mulut suami menggunakan kaus kaki tidak mendapat dosa, Aleska pastikan jika ia sudah melakukannya sejak tadi.

"Udah," kata Aleska seraya menghentakkan kakinya kesal.

Keduanya berjalan menuju motor sport Razan yang sudah terparkir rapih di depan rumahnya, ia mengambil sebuah helm untuk ia pakaikan ke kepala Aleska dengan lembut.

Ctek!

Helm dan pengaitnya sudah terpasang sempurna, Razan juga sudah memakai helm untuknya sendiri. Kini keduanya sudah berada di atas motor milik Razan, dan Razan mulai menjalankan motornya untuk segera sampai di sekolah mereka.

"Jijik banget buat pegangan sama gue?"

Aleska mendengus kesal mendengar pertanyaan Razan. "Lo juga, kalau mau gue peluk bilang, gak usah segala nanya-nanya gitu ya nyet!"

Tanpa Aleska ketahui, di balik helm full facenya yang menutupi wajah tampan Razan, ia tersenyum geli ketika merasakan sebuah tangan mungil melingkar pada perut sixpacknya.

Ini yang sebenarnya ia tunggu-tunggu sejak tadi, tapi apa daya, Aleska terlalu tidak peka sampai Razan harus menyindirnya terlebih dahulu agar perempuan itu melingkarkan tangannya pada perutnya.

Motor sport yang membawa pasutri itu melaju selama lima belas menit sampai tiba di sebuah sekolah favorit besar di Ibu Kota.

Baru saja Razan mengendarai motornya untuk memasuki gerbang besar SMA GARUDA, kini seluruh pasang mata langsung menatap heran mengarah ke si pemilik motor yang berkenalpot berisik itu.

"Razan, mereka pasti bakal nyebar gosip yang enggak-enggak," kata Aleska dengan pelan seraya menyembunyikan wajahnya pada punggung Razan.

Razan menatap sekelilingnya ketika motornya sudah mendapatkan area parkirnya.

"Ada gue, turun."

Dengan sedikit ketakutan, Aleska turun dari motor tinggi itu dan mengarahkan kepalanya untuk Razan membatu melepaskan pengait helmnya.

"Manja, biasanya bisa sendiri."

"Males, kalau bisa pakai tangan lo ngapain pakai tangan gue," sahut Aleska tanpa merasa berdosanya.

Razan terkekeh kecil mendengar sahutan Aleska, istri kecilnya ini memang benar-benar menggemaskan sekali.

Kalau aja ini bukan tempat umum, Razan sudah pastikan bibirnya tidak akan kuat untuk tidak meraup bibir merah Aleska yang sejak tadi sudah menggodanya itu.

RAZANDRA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang