12.46

12.2K 1.1K 313
                                    

"Bahkan di akhir kedua mataku yang tertutup saja, aku masih coba sempat sebut nama kamu, Les

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahkan di akhir kedua mataku yang tertutup saja, aku masih coba sempat sebut nama kamu, Les."

🪐🪐🪐

"Miss you too, Razan."

Panggilan terputus, Aleska meletakan handphonenya di meja dengan lemah. Tidak tau kenapa, setelah Razan memutuskan panggilan mereka hati Aleska benar-benar sangat tidak tenang dan merasa gelisah, bahkan perutnya pun terasa sedikit mulas.

"Kak Leska, kenapa?" tanya Queena begitu ia baru sampai di ruang TV bersama dengan cemilan di tangan kanannya.

Aleska menggeleng lemah. "Gak apa-apa, tapi boleh bantu aku ke kamar gak?"

Queena meletakkan toples beling yang berisikan cemilannya di meja ruang TV, kemudian perempuan itu mencoba membantu Aleska untuk berdiri dari duduknya dan mengantarkannya ke kamar.

"Mau di kamar bawah dulu aja kak?" tawar Queena.

"Boleh deh, Queen."

Selangkah, dua langkah sampai di langkah berikutnya Aleska belum menyadari jika sejak tadi sebuah cairan bening yang tak lain adalah air ketubannya, merembes keluar menuruni area kakinya.

Keduanya tetap berjalan ke arah kamar utama di bawah yang Queena maksud. Sampai sebuah pekikan keras menggema ke seisi rumah, sangking kerasnya baik Aleska maupun Queena sampai terkejut dan reflek membalikkan badan menatap Zheya di belakang mereka.

"Aleska! Kamu mau kemana?! Itu air ketuban kamu udah rembes!" seru Zheya dengan begitu sangat paniknya.

Mendengar seruan itu spontan Aleska dan Queena melirik ke arah bawah, di mana air ketuban Aleska memang benar sudah terlihat mengalir di area kakinya.

"Kak Leska, gimana ini?" Queena berteriak panik.

Buru-buru Zheya langsung mengambil alih Aleska untuk berada dalam jangkauannya. "Queena, telfon papah sama bang Rezan. Kabarin mamah Sela dan yang lainnya, kita ke rumah sakit sekarang."

Queena berlari menaiki tangga untuk sampai di kamar Razan dan Aleska, perempuan itu dengan sangat cepat mengambil sebuah tas berukuran sedang yang sudah di siapkan oleh Razan dan Aleska sebelumnya agar siap jika sewaktu-waktu Aleska akan bersalin.

"Buna, ini tasnya."

"Bawa, kita ke rumah sakit," ujar Zheya sambil menuntun Aleska untuk segera masuk ke dalam mobil. "Kamu gak merasa sakit, sayang?" tanya Zheya khawatir.

Aleska menggelengkan kepalanya pelan, ia sama sekali tidak merasakan sakit yang teramat. Hanya rasa mulas sedikit, dan itu pun tidak sampai membuat Aleska harus merintih.

"HPL kamu kapan?"

"Masih sekitar tiga sampai empat minggu lagi, ini Leska masih delapan jalan sembilan bulan bun," jawab Aleska.

RAZANDRA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang