23.03

11.1K 1.1K 208
                                    

"Aku yakin, Tuhan pasti tau apa yang jadi harapan terbesar aku saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku yakin, Tuhan pasti tau apa yang jadi harapan terbesar aku saat ini."
— Aleska Khansa Nerissa

🪐🪐🪐

Perihal ucapan Aleska yang mengatakan jika ia sudah ikhlas kalaupun Razan memang benar-benar akan menyerah kali ini, itu benar adanya. Meskipun terasa sangat berat melepaskan Razan, Aleska tidak bisa terus-terusan memaksa Razan untuk tetap berjuang demi dirinya dan anaknya.

Saat ini Aleska meminta Rezan untuk mengantarkannya ke rumah sakit untuk bertemu dengan Razan, di gendongannya sudah ada Ayra menatapnya diam. Kali ini Aleska jauh lebih tenang di bandingkan sebelum-sebelumnya, Aleska benar-benar mencoba kuat untuk dirinya dan anaknya.

"Gue mohon ya bang, izinin Ayra ikut masuk ke dalam? Gue takut Ayra gak bisa ketemu papahnya lagi," ucap Aleska memohon.

Rezan menghela napasnya pasrah, menatap dokter Saga yang sedikit menganggukkan kepalanya singkat mengizinkan itu.

Senyum Aleska mengembang, perempuan itu kembali bersemangat untuk bertemu dengan suaminya sekaligus papah dari putri kecilnya.

Rezan membukakan pintu untuk Aleska, membiarkan perempuan itu masuk ke dalam bersama Ayra di dalam gendongannya. Dan tepat setelah netra matanya menangkap tubuh kurus Razan yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan wajah pucatnya, hati Aleska terasa sangat nyeri dan sakit.

Tapi begitu melihat anaknya yang tersenyum lebar kala melihat papahnya, Aleska kembali mengangkat senyumnya.

"Ayra seneng yah ketemu papah?" ucap Aleska, mengambil posisi duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana.

"Hai, sayang? Nyaman banget si tidurnya? Gak kangen sama aku, hm? Ini kita sekarang udah bertiga loh." Aleska menggenggam tangan Razan, perlahan mengusapnya lembut.

Memang tidak akan ada jawaban dari Razan, karena lelaki itu terlihat sangat nyaman sekali dalam tidur pulasnya. Aleska jadi tertawa kecil jika mengingat bagaimana ia sangat enggan sekali membangunkan Razan jika lelaki itu tengah tertidur pulas, tapi kalau sekarang boleh tidak jika Aleska memaksa Razan untuk bangun dari tidur pulasnya?

"Razan, aku kangen. Aku kangen di peluk kamu, di gendong kamu, di suapin kamu, aku kangen kamu segala-galanya."

Air matanya menurun, padahal Aleska sudah berjanji ketika di rumah tadi untuk tidak mengeluarkan air matanya di hadapan Razan. Cepat-cepat perempuan itu langsung menghapus air matanya agar Razan tidak melihatnya menangis.

"Aku masih minta kamu buat pulang, pulang yuk? Aku sama Ayra masih butuh kamu," ucap Aleska menahan isak tangisnya.

"Maaf, aku gagal jadi ibu untuk Ayra. Maaf karena aku hampir aja buat Ayra celaka di tangan aku sendiri," lanjutnya dengan suaranya yang semakin memelan.

Aleska menatap lembut bayi di gendongannya, putri kecilnya itu tengah menatapnya dengan sendu. Melambai-lambaikan tangannya di udara, entah apa yang ingin si kecil itu katakan pada ibunya.

RAZANDRA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang