🌼¹⁵

3.2K 155 1
                                    

Hari kelulusan pun tiba, seluruh siswa siswi beserta orang tua mereka berkumpul di aula. Seluruh murid di nyatakan lulus 100% dan rangkin paralel sudah di bacakan. Dari anak-anak sky yang masuk ke dalam rangking paralel hanya Daru, rangking 3 paralel.

Setelah acara selesai mereka mulai membubarkan diri untuk pulang, kecuali anak-anak sky (minus Juwi dan Al) . Mereka berkumpul di depan sekolah.

"Jiel, kenapa muka lo murung gitu?" Tanya El

"Gue, kangen mama kak. Gue jadi inget terakhir kali mama ambilin raport waktu gue kelas 3 SMP" ucap jiel dengan wajar murung

"Jangan sedih gini jiel, mama lo pasti gak suka lihat anak'nya kaya gini. Lebih baik doain mama lo. Dan jangan merasa sendiri, di sini ada kita. Dan bunda gue juga udah anggep lo kaya anak'nya sendiri. Kalau kangen sama mama, lo bisa Dateng ke rumah peluk bunda gue" ucap El mengelus pelan kepala jiel

"Makasih ya kak" jiel memeluk erat tubuh El

Ya, mama jiel sudah meninggal dunia saat jiel baru saja lulus SMP. Jiel tinggal bersama sang Tante. Sedangkan ayah jiel, sedari jiel lahir sampai sebesar ini ayah'nya sama sekali tidak pernah menemui'nya.

Saat El dan jiel masih berpelukan, Al datang menghampiri mereka.

"El" panggil Al

El yang mendengar nama'nya di panggil pun melepas pelukan'nya, kemudian berbalik. Terkejut mendapati Al yang sedang menatap'nya sendu, tak ada lagi tatapan kemarahan, tatapan kekesalan dan tatapan kekecewaan seperti yang kemarin El lihat.

"Iya, kenapa Al?" Tanya El mencoba tenang

"Bisa ngomong sebentar?" Tanya El ragu

"Mau ngapain lo? Mau bikin kak El sedih lagi? Mau bikin kak El nangis lagi?" Jiel menatap tidak suka ke arah Al

"Jiel" panggil Kenan menatap tajam jiel

"CK" jiel berdecih kemudian memalingkan wajah'nya

"El, gimana? Bisa?" Tanya Al lagi menghiraukan jiel

"Mmm Bisa" ep menganggukkan kepala'nya

Setelah mendapat jawaban dari El, Al menggenggam tangan El kemudian berpamitan dengan yang lain dan bergegas membawa El pergi.

"Awas aja kalau sampe gue tau tuh anak anjing bikin kak El nangis lagi" kesal jiel menatap kepergian Al dan El

"JIEL" panggil Kenan tegas

Jiel pun pergi meninggalkan Kenan yang menatap dirinya tajam.

"Udahlah nan jangan terlalu galak sama jiel, wajar jiel kaya gitu. El itu sosok kakak buat jiel, jadi wajar kalau jiel marah saat El di buat nangis kaya kemarin" ucap vano menepuk bahu Kenan

"Hufh, sorry gue kelepasan" Kenan menghela nafas kasar

Akhir'nya mereka pergi meninggalkan area sekolah.

Sedangkan Al saat ini melajukan motor'nya menuju suatu tempat bersama El.

"Al kita mau kemana?" Tanya El

"Nanti lo juga tau. Pegangan El nanti jatuh" ucap Al yang menyadari El tidak berpegangan ke Al.

El ragu ingin berpegangan di mana. Biasanya saat mereka masih berpacaran, El selalu memeluk erat pinggang al. Namun saat ini mereka tidak ada hubungan apa-apa, rasanya canggung jika harus memeluk pinggang al. Akhir'nya El memutuskan untuk berpegangan pada pundak Al.

"Kok pegangan di situ, berasa tukang ojek gue" ucap Al sedikit terkekeh

"Ya kan tadi di suruh pegangan, ya udah ini gue udah pegangan" ucap El

Kenapa Harus Aku ??   (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang