🌼³⁶

2.6K 126 0
                                    

Terhitung sudah 3 hari Kinara belum juga membuka matanya, El dengan setia selalu berada di samping Kinara, bahkan El tidak masuk kuliah karena tidak mau meninggalkan sang bunda sendiri.

Kenan dan yang lain sering datang ke rumah sakit untuk menjenguk kinara dan juga menemani El. Mereka sudah membujuk El untuk pulang dahulu dan mereka bersedia menunggu Kinara di sana, namun lagi-lagi El menolak dan tak ingin meninggalkan Kinara.

Seperti saat ini, El masih setia menggenggam tangan sang bunda dan tiba-tiba seorang perawat memasuki ruang rawat kinara.

"Permisi nona elfesya, saya ingin menyampaikan perihal administrasi yang pembayaran'nya masih kurang dan ada beberapa tambahan biaya untuk perawatan nyonya Kinara yang harus segera di lunasi" perawat tersebut menyerahkan beberapa lembar kertas berisikan rincian biaya yang harus El bayar

"Maaf sus, apa boleh saya minta waktu beberapa hari untuk melunasi semua ini?" Tanya El

"Maaf nona, untuk masalah ini sebaik'nya anda bisa langsung ke bagian administrasi. Tapi yang saya tau, nona sudah menunggak beberapa hari alangkah baik'nya jika nona elfesya bisa segera melunasi semua biaya perawatan nyonya Kinara" ucap sang perawat dengan ramah

"Baiklah sus, saya usahakan untuk segera melunasi semua'nya" ucap Kinara dengan raut wajah frustasi

Setelah sang perawat keluar dari ruangan, El menatap sang bunda dengan tatapan sendu

"Bunda, kapan bunda sadar? Bunda gak kangen sama Nana?" El berucap lirih

"Nana gak tau lagi mau cari uang di mana, tabungan Nana cuma cukup bayar biaya rumah sakit separonya aja. Bunda... Kalau Nana jual rumah kita bunda marah gak? Tapi kalau di jual pasti gak bisa cepet laku" lanjut'nya

Masih sibuk dengan pikiran'nya, tiba-tiba pintu terbuka kembali menampilkan Daru, vano dan jiel di sana.

"Kak" sapa jiel

"E-eh kalian Dateng?" Tanya El yang sedikit terkejut

"Iya, nanti Kenan sama cala bakal nyusul. Kalau Theo katanya ada urusan jadi hari ini gak bisa Dateng" jawab jiel

"Iya gak papa, harus'nya gue yang minta maaf karna ngrepotin kalian semua" El benar-benar merasa tidak enak karena menyusahkan teman-teman'nya

"Lo ngomong apaan sih El. Kita gak ngerasa di repotin" ucap vano

"Kita fokus aja sama kesembuhan bunda lo, jangan mikirin yang gak penting, apa lagi punya pikiran kaya gitu" Daru ikut bersuara

"Makasih ya" El tersenyum tipis menatap mereka bertiga bergantian, bersyukur El masih mempunyai teman-teman seperti mereka

Setelahnya El berdiri dari duduk'nya dan mengambil tas'nya.

"Mmm gue boleh nitip bunda gak? Gue ada urusan sebentar" ucap El menatap vano, jiel dan Daru

"Mau kemana kak? Gue anterin ya?" Ucap jiel

"Gak usah, tolong jagain bunda aja di sini. Gue ada urusan bentar. Ada yang harus gue urus" jawab El

"Ya udah. Kakak tenang aja. Kita bakal jagain bunda di sini" ucap jiel

"Beneran gak mau di anter?" Tanya Daru

"Gak usah ru, gue sendiri aja" El tersenyum tipis ke arah Daru

Setelah berpamitan, El bergegas keluar dari sana. Di pikiran El saat ini, dirinya harus bisa mendapatkan uang untuk melunasi biaya rumah sakit sang bunda.

El memutuskan untuk menggadaikan sertifikat rumah'nya kepada seseorang yang memang terkenal jual/beli/gadai rumah dan tanah karena memang hari ini El harus sudah melunasi biaya rumah sakit sang bunda. Entahlah nanti bagaimana El akan menebus'nya, yang penting sekarang El bisa membiayai rumah sakit Kinara.

Kenapa Harus Aku ??   (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang