🌼³¹

2.8K 129 2
                                    

Hari berikut'nya Kinara memutuskan untuk ijin tidak masuk kerja. Dirinya ingin menemani El dalam kondisi seperti ini. El pun tidak berangkat ke kampus, Kinara memaklumi kondisi El saat ini.

Setelah selesa memasak untuk sarapan, Kinara menghampiri kamar putri'nya. Kinara mengetuk kamar El dan membuka pintu kamar El.

Terlihat El duduk di balkon kamar'nya dengan selimut menutupi tubuh'nya.

"Na" sapa sang bunda

El tidak merespon panggilan Kinara.

"Nana" panggil Kinara lagi di sertai tepukan di pundak el

"Bu-bunda" ucap El setelah tersentak kaget

Terlihat kondisi El sangat berantakan

"Jangan bilang Nana gak tidur tadi malam? Dari semalem Nana duduk di sini?" Kinara bertanya khawatir, setelah melihat mata bengkak El dan wajah'nya yang pucat serta dingin saat Kinara memegang pipi El

"Kenapa Bun, kenapa semua ini terjadi sama Nana?" Bukan'nya menjawab, El malah balik bertanya dengan suara yang terdengar menyedihkan

"Banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba. Dunia Nana seakan berputar Bun" air mata El menetes, namun expresi wajah El datar

"Sayang, dengerin bunda ya nak. Di kehidupan ini semua bisa terjadi, banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita harus bisa ikhlas menerima semua'nya. Percaya deh, kesedihan Nana saat ini akan Di gantikan dengan kebahagiaan suatu saat nanti bahkan mungkin sesuatu yang lebih baik dari sebelum'nya" Kinara memeluk tubuh El

Kinara juga sama hancur'nya dengan El, namun dia menguatkan dirinya demi El.

"Bunda tau kamu marah, sedih dan kecewa. Apalagi setelah mengetahui banyak fakta yang menyakitkan. Tapi kita harus tetap kuat ya na menghadapi semua ini. Nana kekuatan bunda, kalau Nana kaya gini terus bunda kehilangan kekuatan bunda. Sekarang Nana adalah satu-satunya penyemangat bunda, kekuatan bunda dan alasan bunda bisa bertahan" Kinara mengelus lembut kepala El

"Maafin Nana ya bun" gumam El di dalam dekapan Kinara

"Untuk apa Nana minta maaf, Nana gak salah. mana Nana yang bunda kenal. Ayo, kita bangkit bareng-bareng ya sayang" Kinara mencoba menguatkan El

El menganggukkan kepalanya. Kinara melepas pelukan mereka dan tersenyum menatap El.

"Dan soal jiel, Nana jangan marah ataupun benci dengan dia ya. Dia gak salah, dia juga termasuk korban di sini na. Jangan jauhin adik kamu ya, dia benar-benar takut kehilangan kamu. Dan bunda juga sudah menganggap'nya sebagai anak bunda" Kinara mencoba memberi pengertian soal jiel

"Nana gak marah, Nana juga gak benci Bun. Nana cuma kecewa" ucap Nana menatap langit yang mulai terang karena matahari mulai naik

"Bunda paham kamu butuh waktu, tapi Jangan lama-lama ya sayang, kasian jiel yang khawatir sama kamu" ucap Kinara yang di balas anggukan kepala oleh El

"Ayo kita sarapan dulu, terus habis itu kamu istirahat ya. Bunda gak mau kamu sakit"

"Nanti Bun, Nana belum laper" ucap Nana yang memang sama sekali tidak nafsu makan

"Na" Kinara menatap El dengan wajah sedih

Akhir'nya karna El tidak tega dan tidak mau membuat bundanya sedih, El menuruti kemauan sang bunda untuk sarapan.

🍃🍃

Al yang saat ini bersiap-siap ingin berangkat kekampuspun langkah'nya terhenti saat Tiara memanggil'nya.

"Al" Tiara berjalan ke arah Al yang sudah berada di depan pintu keluar

"Kamu semalem pulang kesini? Juwi mana?" Tanya Tiara yang kaget melihat Al

Kenapa Harus Aku ??   (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang