BAB 2

715 102 44
                                    


Hai!
Untuk bab 2 ini, semoga senang mengiringi kalian ketika membaca, ya?
Untuk sebuah perkenalan, mari ucapkan HAI sama-sama.

Vote dan komennya jangan lupa.
Tambahin senyumnya juga, ya?

Selamat membaca^^

BAB 2: AWAL PESAN MALAM ITU

Bukan tentang seberapa seringnya seseorang bertemu, namun, tentang momennya tiap kali pertemuan terjadi.

•••

Jam menunjukkan pukul 16.15. seperti biasa, selepas pulang sekolah, Nala akan langsung datang ke toko roti untuk membantu mamanya. Toko roti yang dipekerjakan oleh 3 orang itu, hanya akan buka hingga jam 8 malam. Setelah itu, toko tutup dan buka kembali esok pagi pukul 06.30.

Nala menaikkan beberapa kotak yang berisi kue ke keranjang sepedanya. Biasanya ia akan mengantar 3 sampai 4 kotak kue pesanan orang-orang. Nala senang mengantarkan kue-kue itu dengan sepeda. Karena ia bisa menikmati suasana sore hari sembari mengayuh sepeda dengan pelan.

Ia melewati banyak pedagang kaki lima yang sudah mulai membereskan dagangannya karena hari yang mulai beranjak petang.

Sepeda berwarna merah muda itu berhenti di sebuah toko bunga. Kotak pertama dengan berisikan 6 kue donat Nala hantarkan masuk ke dalam toko. Sejak pertama kali melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko bunga itu, Nala di sambut dengan berbagai macam bunga yang begitu cantik dan menawan. Wanginya yang semerbak masuk ke dalam indra penciumannya. Nala terkesima dengan bunga-bunga yang tertata rapi di ember-ember yang berjejer.

"Selamat sore, eh Nala?" ucap wanita berusia sekitar 30 tahun dengan dress floral.

"Selamat sore, Bu Una," balas Nala dengan anggukan dan senyum manis di wajahnya.

"Nala mau nganterin kue pesanan ibu," ucap Nala sopan seraya memberikan kotak kue itu pada ibu pemilik toko bunga.

"Terimakasih ya, sebentar saya ambilkan uangnya dulu," ucap ibu pemilik toko bunga.

Nala menunggu ibu itu sembari memandangi bunga-bunga yang tersusun rapi dalam toko. Toko bunga itu sudah berdiri sejak ibu pemilik itu berusia 20 tahun. Artinya sudah 10 tahun usia toko itu. Sudah sering kali Nala datang ke sini untuk mengantarkan kue yang ibu itu pesan, dan Nala selalu takjub tiap kali masuk ke dalam toko itu.

Sekembalinya, ibu itu memberikan 1 lembar uang 50 ribu seraya berkata, "Ini uangnya, dan ini bunga buat Nala yang cantik."

3 tangkai bunga tulip yang terbalut kertas itu di berikan pada Nala. Membuat Nala tersenyum melihatnya. Setiap kali Nala mengantarkan kue pesanan ke toko bunga itu, Nala selalu mendapatkan 3 tangkai bunga tulip. Biar tetap semangat kata ibu pemilik toko bunga.

Karena bagi Bu Una , kebaikan yang dilakukan dengan senang hati, harus mendapatkan sesuatu yang lebih menyenangkan. Agar senangnya jadi berbalas.

"Cantik banget, makasih, Bu, semoga Bu Una sehat selalu ya," ucap Nala dengan senyum yang mengembang.

"Ya, makasih juga Nala, kamu juga harus tetep semangat nganterin kue tiap hari, ibu seneng kalo kamu nganter kue ke toko ibu," jawab ibu pemilik toko.

"Saya pamit ya, Bu, mau nganter kue yang lainnya."

"Hati-hati ya, Nala."

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang